Logo
>

Bank DBS Proyeksikan PDB Indonesia Tumbuh 5,7 Persen

Ditulis oleh Dian Finka
Bank DBS Proyeksikan PDB Indonesia Tumbuh 5,7 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank The Development Bank of Singapore (DBS) Tbk (DBSM) memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,7 persen dalam satu dekade kedepan.

    Hal tersebut disampaikan Senior Economist Bank DBS, Radhika Rao, mengatakan bahwa Asia Tenggara berpeluang akan mengungguli China dalam hal pertumbuhan produk domestik bruto.

    “Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,7 persen, namun memiliki potensi yang besar untuk melampaui perkiraan ini mengingat ketersediaan sumber daya, populasi, dan tenaga kerja yang terus bertambah, serta ekosistem kewirausahaan dan inovasi yang berkembang pesat,” ujar Radhika di Jakarta, Rabu 7 Agustus 2024.

    “Indonesia juga perlu meningkatkan MVA-nya, memperluas jangkauan di luar komoditas, dan menjaga agar perekonomiannya tetap terbuka dan kompetitif,” tambahnya.

    Untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun, SEA-6 akan dapat menarik investasi asing langsung (PMA) yang lebih besar dibandingkan dengan China. Pada tahun 2023, PMA di Asia Tenggara tercatat sebesar 206 miliar dolar Amerika Serikat (AS), sementara China mencatatkan 43 miliar dolar AS.

    Dari tahun 2018 hingga 2022, SEA-6 mencatatkan pertumbuhan investasi asing langsung (PMA) sebesar 37 persen, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan China yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 10 persen.

    Lebih lanjut, Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebagian besar negara Asia Tenggara menunjukkan nilai tambah manufaktur (Manufacturing Value-Added atau MVA) mereka sebagai bagian dari PDB yang mencapai puncaknya pada awal tahun 2000-an. Namun, kawasan ini kemudian mengalami 'deindustrialisasi prematur' karena Tiongkok menjadi lebih kompetitif

    Adapun dalam 30 tahun terakhir, pertumbuhan PDB Asia Tenggara dinilai cukup baik, dengan Vietnam berhasil memimpin pada sebagian besar indikator perhorma. Kawasan SEA-6 mengalami pertumbuhan yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan Tiongkok maupun India.

    PDB Melonjak

    Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), memprediksikan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh di kisaran 4,97 hingga 5,01 persen year on year (yoy) pada triwulan II 2024.

    “PDB diperkirakan akan tumbuh antara 4,97 hingga 5,01 persen yoy pada triwulan II 2024, dan 5 hingga 5,1 persen untuk tahun fiskal 2024. Ini disebabkan minimnya faktor pendorong musiman dan tingginya ketidakpastian di dalam negeri maupun global,” kata ekonom dari LPEM FEB UI, Teuku Riefky

    Secara umum, lanjut Riefky, perekonomian Indonesia relatif melemah pada triwulan II 2024 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

    Menurutnya, hal tersebut dikarenakan tidak adanya faktor musiman yang memicu aktivitas ekonomi, tingginya ketidakpastian global, serta berlanjutnya permasalahan struktural, sehingga berdampak negatif terhadap pertumbuhan PDB.

    “Ketidakpastian mengenai arah kebijakan oleh pemerintahan mendatang juga mendorong masyarakat cenderung menahan konsumsinya dan investor bersikap wait and see,” ucapnya.

    Tidak hanya sikap wait and see, menurut Riefky, ketidakpastian kebijakan domestik seiring dengan masa transisi pemerintahan, serta ketidakpastian global akibat sentimen terkait langkah bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed, juga memicu arus modal keluar pada triwulan tersebut.

    Berbagai faktor tersebut mengakibatkan depresiasi terhadap nilai rupiah hingga 6,33 persen year to date (ytd) pada akhir Juni 2024 serta kemungkinan melambatnya pertumbuhan PDB pada triwulan II 2024.

    Meskipun begitu, ia menuturkan bahwa pertumbuhan PDB Indonesia masih dapat terkerek oleh kinerja neraca perdagangan yang membaik pada triwulan tersebut.

    Surplus perdagangan tercatat sekitar USD8,04 miliar ditopang oleh naiknya permintaan global dan harga untuk beberapa komoditas.

    Inflasi Juni 2024 Naik 2,51 Persen

    Di kesempatan yang sama, Teuku Riefky mengatakan inflasi umum Indonesia pada Juni 2024 tercatat sebesar 2,51 persen (yoy), sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya, 2,48 persen.

    Menurut dia, penurunan terjadi karena meredanya dampak El Nino dan berakhirnya periode permintaan tinggi selama Ramadan dan Idulfitri 2024.

    Selain itu, lanjutnya menjelaskan, penurunan inflasi ini juga didorong oleh kebijakan moneter yang konsisten dan sinergi antara Bank Indonesia dengan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

    Penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga berperan penting dengan fokus pada pengamanan produksi dan efisiensi rantai pasok pangan.

    Dari segi komponen inflasi, peningkatan hanya terjadi pada kelompok harga yang diatur pemerintah, dengan inflasi mencapai 1,68 persen (yoy) pada Juni 2024, naik dari 1,52 persen (yoy) pada Mei 2024.

    “Kenaikan ini disebabkan oleh tarif angkutan udara yang lebih tinggi selama libur Iduladha dan kenaikan harga sigaret kretek mesin,” jelasnya.

    Sementara itu, inflasi inti menurun menjadi 0,90 persen (yoy) dari 1,93 persen (yoy) pada Mei 2024, berkat terjaganya ekspektasi inflasi dan rendahnya risiko kelangkaan komoditas.

    Inflasi kelompok harga bergejolak juga menurun signifikan menjadi 5,96 persen (yoy) dari 8,14 persen (yoy) pada bulan sebelumnya, didorong oleh peningkatan pasokan dan penurunan harga pakan ayam ras.

    Peningkatan inflasi bulanan pada Juni 2024 berada pada -0,08 persen, menurun dari -0,33 persen  pada Mei 2024. Inflasi harga yang diatur pemerintah tercatat 0,12 persen, meningkat dari -0,13 persen pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh inflasi sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.