KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) sukses mencatat jumlah investor saham telah melampaui 6 juta single investor identification (SID) atau lebih tepatnya 6.001.573 SID. Hal ini berdasarkan data pada Rabu, 25 September 2024.
Perlu diketahui, BEI mencatat pertumbuhan lebih dari 744 ribu investor baru saham sepanjang tahun ini.
Menurut BEI, pencapaian tersebut berkat kontribusi dan kolaborasi dalam melakukan sosialisasi investasi di pasar modal yang dilakukan oleh Self-Regulatory Organization (SRO) dengan didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta berbagai pemangku kepentingan, seperti Anggota Bursa, Perusahaan Tercatat, dan komunitas pasar modal lainnya.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyampaikan bahwa kondisi pertumbuhan investor saham ini mengindikasikan keyakinan investasi di pasar modal Indonesia yang masih cukup terjaga meski dihadapkan kepada situasi ekonomi global dan domestik yang dipenuhi dengan ketidakpastian.
"Partisipasi investor ritel masih terjaga, dengan secara keseluruhan investor domestik masih menguasai, baik dari segi kepemilikan ataupun transaksi,” ujar Iman.
Dia melanjutkan, berkat kerja sama dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, kinerja pasar modal Indonesia akan terus terjaga ke depannya.
"BEI terus menggali potensi-potensi baru dari sisi produk, supply maupun peningkatan jumlah investor,” tambah Iman.
Sementara itu Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menambahkan, BEI selalu berkomitmen untuk terus mengembangkan pasar modal Indonesia.
"Salah satu pilar utama dalam pengembangan ini adalah pemberian edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat luas, salah satunya melalui Sekolah Pasar Modal (SPM), pendirian Galeri Investasi (GI) BEI, dan Kampanye #AkuInvestorSaham yang telah berhasil menarik jutaan investor baru,” ujar Jeffrey.
Melalui program SPM, BEI terus melakukan edukasi pasar modal secara berkala. Program ini terbuka untuk semua kalangan dan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu SPM rutin (luring dan daring), SPM Syariah, serta SPM untuk institusi dan komunitas.
Selain itu, BEI juga memperluas akses ke dunia investasi melalui pendirian GI BEI yang telah bekerja sama dengan berbagai universitas dan Anggota Bursa di seluruh Indonesia.
Jeffrey menambahkan, GI BEI menjadi strategi kami untuk mendekatkan dunia pasar modal dengan para akademisi, generasi muda, serta komunitas. Saat ini BEI telah memiliki 927 GI BEI di seluruh Indonesia.
"Kami ingin menanamkan budaya investasi sejak dini, sekaligus mendorong regenerasi investor yang cerdas dan melek investasi." ungkapnya.
Adapun BEI telah melaksanakan lebih dari 17.083 kegiatan edukasi pasar modal yang menjangkau lebih dari 19,1 juta peserta di seluruh Indonesia sejak Januari hingga Agustus 2024.
Perlu diketahui pula, investor lokal masih mendominasi kepemilikan saham di BEI dengan persentase 51,5 persen berbanding 48,5 persen porsi kepemilikan investor asing sampai dengan Agustus 2024.
Kepemilikan investor individu juga masih dominan dengan persentase 53,3 persen dengan rincian 38,3 persen kepemilikan investor institusi dalam negeri dan 15 persen investor individu berbanding 46,6 persen kepemilikan investor institusi.
Jeffrey menyebut, regenerasi investor di pasar modal Indonesia menunjukkan angka yang sangat baik yang tercatat sekitar 79 persen adalah investor berusia di bawah 40 tahun.
"Hal ini menunjukkan bahwa anak muda semakin melek keuangan dan investasi, dan diharapkan menjadi fondasi yang kuat bagi masa depan pasar modal dan perekonomian Indonesia,” kata Jeffrey.
Dengan berbagai inisiatif yang terus berkembang, BEI optimistis pertumbuhan jumlah investor saham di Indonesia akan semakin pesat, seiring dengan meningkatnya literasi keuangan di kalangan masyarakat.
OJK Sebut Gen Z Mendominasi Pasar Modal Indonesia
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan investor individu pasar modal Indonesia didominasi oleh gen Z. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan investor individu pasar modal Indonesia didominasi oleh umur di bawah 30 tahun dengan nilai 55,38 persen atau setara dengan aset Rp50,75 triliun.
Adapun investor individu dengan usia 31-40 tahun memiliki porsi sebesar 24,09 persen dengan aset Rp119,13 triliun. Selanjutnya, investor dengan usia 41-50 tahun memiliki porsi sebesar 11,86 persen dengan aset Rp183,01 triliun.
” Demografi investor individu per Juni 2024, kita bisa lihat bawasannya memang yang mendominasi itu adalah 40 ke bawah. Itu sudah mencapai sekitar hampir 79-80 persen Itu sudah didominasi 40 tahun ke bawah,” ujar Inarno dalam konferensi pers, di Kantor Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa, 13 Agustus 2024.
Sementara itu, investor individu usia 51-60 tahun memiliki porsi sebesar 5,69 persen dengan aset Rp269,73 triliun. Sedangkan investor individu usia di atas 60 tahun memiliki porsi sebesar 2,98 persen dengan aset Rp887,66 triliun.
Selain itu, sebaran investor domestik masih didominasi oleh pulau Jawa itu 67,47 persen. Selanjutnya adalah Sumatera 16,64 persen, Sulawesi 5,50 persen, Kalimantan 5,31 persen. Selanjutnya, Bali NTB dan NTT 3,77 persen. Sedangkan Maluku dan Papua 1,31 persen.(*)