KABARBURSA.COM - Demi mendukung inklusi keuangan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode saham BBRI, mengandalkan dua layanan perbankannya, yaitu BRImo dan BRILink.
Direktur Utama BRI Sunarso, mengatakan salah satu cara meningkatkan penghimpunan dana murah. Aplikasi ini diklaim telah menciptakan solusi perbankan terintegrasi yang terintegrasi dan mudah diakses oleh nasabah kapan saja dan di mana saja.
“Inovasi (Aplikasi BRImo) ini terbukti mampu mendorong peningkatan jumlah nasabah tabungan khususnya di kalangan milenial dan generasi muda yang semakin digital savvy,” kata Sunarso dalam konferensi pers pemaparan kinerja keuangan BRI kuartal III, Rabu, 30 Oktober 2024.
Ia menambahkan, pengembangan layanan hybrid bank BRI telah memperluas jangkauan perbankan ke segmen-segmen masyarakat yang selama ini tidak terlayani, terutama untuk masyarakat di daerah terpencil.
Perluasan jangkauan ini sesuai dengan misi BRI mendukung inklusi keuangan nasional dan memperkuat ekonomi kerakatan melalui sharing ekonomi.
“Tercatat sampai September 2024 BRI telah memiliki lebih dari 1 juta agen BRILink yang tersebar di 62.000 desa di seluruh Indonesia. Sepanjang Januari hingga September 2024 agen-agen ini berhasil mencatatkan transaksi Rp1.170 triliun yang berasal dari 859 juta transaksi finansial,” ujar dia.
Menurutnya, capaian ini didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat dimana loan to deposit ratio berada di level 89,18 persen serta rasio kecukupan modal, CAR, capital to deposit ratio di level 26,76 persen.
“Ke depan, BRI akan terus mengelola likuiditas secara prudent untuk memastikan BRI siap menghadapi tantangan ekonomi global maupun domestik dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat BRI masih memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh lebih baik,” jelasnya.
Peningkatan Laba Bersih
Hingga bulan September 2024, BRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp45,36 triliun atau tumbuh positif jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 di mana BRI hanya membukukan laba bersih sebesar Rp44,51 triliun.
“Capaian tersebut tidak terlepas dari fokus BRI yang secara konsisten memperkuat fundamental kinerjanya serta melakukan strategic responses yang tepat dalam menghadapi berbagai dinamika pasar,” kata Sunarso dalam konferensi pers pemaparan kinerja keuangan BRI kuartal III, Rabu, 30 Oktober 2024.
Sumarso melaporkan, hingga akhir September 2024, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp1.353 triliun atau tumbuh 8,21 persen secara year on year (yoy). Dari jumlah tersebut, sebanyak 81,7 persen atau Rp1.106 triliun disalurkan ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Penyaluran kredit ke UMKM ini disebut mampu meningkatkan aset BRI sebesar 5,94 persen yoy menjadi Rp1.962 triliun.
“Kami juga berkomitmen untuk terus memperkuat UMKM sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui pemberdayaan UMKM BRI mengambil peran dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” kata Sunarso.
Turunkan Jumlah Kredit Macet
Terkait dengan kualitas kredit, Sunarso mengungkapkan keberhasilan BRI menurunkan rasio non-performing loan (NPL) pada triwulan III 2024 sebesar 2,9 persen atau membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 3,07 persen.
BRI juga berhasil mencatatkan penurunan rasio loan at risk (LAR) sebesar 11,66 persen di triwulan III 2024 dari sebelumnya sebesar 13,8 persen.
“Penurunan NPL dan LAR ini didukung oleh penerapan strategi pengelola manajemen risiko yang disiplin di seluruh lini bisnis. BRI juga secara aktif memantau kualitas kredit dan mengadopsi early warning system untuk mendeteksi potensi masalah kredit sedini mungkin,” ujarnya.
Sunarso menambahkan, pihaknya juga memperkuat tim recovery untuk mengelola kredit macet dengan lebih cepat dan efisien. Di sisi lain, BRI juga mempersiapkan pencadangan sebesar 215,44 persen terhadap NPL.
“Dalam mengelola kualitas aset BRI juga telah mengimplementasikan berbagai langkah mitigasi risiko mulai dari selektif growth, tumbuh secara selektif, pemantuan kredit secara proaktif, penguatan pencadangan hingga penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama nasabahnya,” imbuhnya.
Selain menurunkan NPL dan LAR, Sunarso melaporkan keberhasilan BRI dalam menghimpun dana biaya ketiga (DBK) sebesar Rp1.362 triliun atau tumbuh 5,59 persen yoy. Sementara komposisi dana murah (CASA) mencapai 64,17 persen. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode tahun lalu sebesar 63,64 persen.
Secara keseluruhan, BRI menunjukkan kinerja yang solid dengan komitmen untuk terus memperkuat inklusi keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM, sambil menjaga kualitas kredit dan likuiditas yang sehat.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.