KABARBURSA.COM - Harga emas Antam 24 karat mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini dibandingkan dengan hari sebelumnya. Pada Sabtu, 21 September 2024, emas Antam ukuran 1 gram diperdagangkan dengan harga Rp1.455.000 per gram.
Mengutip informasi dari laman Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas Antam termurah untuk ukuran 0,5 gram ditetapkan sebesar Rp777.500, naik Rp6.000 dibandingkan perdagangan kemarin. Sementara itu, emas ukuran 1 gram naik Rp12.000 menjadi Rp1.455.000.
Emas Antam dengan bobot 5 gram dipasarkan dengan harga Rp7.050.000, mengalami kenaikan Rp60.000 dari harga sebelumnya. Untuk emas ukuran 10 gram, dijual seharga Rp14.045.000. Ukuran lainnya, yaitu 25 gram, dibanderol Rp34.987.000, dan emas 50 gram dapat ditebus seharga Rp69.895.000.
Emas Antam dengan bobot 100 gram ditawarkan seharga Rp139.712.000, sementara emas 500 gram dijual dengan harga Rp697.820.000. Ukuran terbesar, yaitu 1.000 gram, dibanderol Rp1.395.600.000.
Harga jual kembali (buyback) emas Antam hari ini dipatok sebesar Rp1.295.000 per gram, naik Rp10.000 dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Harga buyback ini belum termasuk pajak jika nominalnya melebihi Rp10 juta.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal di atas Rp10 juta dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemilik NPWP dan 3 persen untuk non-NPWP. PPh 22 atas transaksi akan langsung dipotong dari nilai buyback.
Pembelian emas batangan juga dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen bagi pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non-NPWP, di mana setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22.
Emas Global Naik 1,2 Persen
Harga emas global terus melonjak lebih dari 1 persen pada Kamis, 19 September 2024, setelah Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat memulai siklus pelonggaran kebijakan moneternya. Langkah tersebut termasuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin, yang membawa logam mulia ini ke titik tertinggi sepanjang masa, mendekati level penting USD2.600 per ons.
Kenaikan ini mempertegas posisi emas sebagai salah satu aset pelindung nilai terbaik di tengah ketidakpastian global.
Hari ini, Jumat, 20 September 2024, harga emas spot dibuka meningkat 1,2 persen, mencapai USD2.590,47 per ons. Sementara, emas berjangka AS ditutup 0,6 persen lebih tinggi di level USD2.614,60 per ons. Begitu dilaporkan Reuters dari Bengaluru. Pencapaian tersebut hanya terpaut beberapa sen dari rekor tertinggi sepanjang masa USD2.599,92, yang dicapai pada Rabu, 18 September 2024.
Rekor baru ini muncul setelah The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 – 5,00 persen. Penurunan suku bunga ini memperkuat ekspektasi pasar akan kebijakan moneter yang lebih longgar dalam beberapa bulan mendatang.
Dalam proyeksi ke depannya, The Fed memperkirakan bahwa suku bunga akan dipangkas lagi sebesar 50 basis poin pada akhir tahun 2024, 100 basis poin pada 2025, dan setengah poin persentase di tahun 2026.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Beberapa faktor makroekonomi mendukung reli harga emas yang terus berlanjut sepanjang tahun ini. Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian, menjelaskan bahwa kombinasi dari defisit fiskal dan perdagangan AS, risiko geopolitik, serta nilai dolar yang melemah, memberikan dorongan kuat bagi harga emas.
“Pasar memperhitungkan penurunan suku bunga yang lebih besar dan lebih banyak karena kita memiliki defisit fiskal dan perdagangan, dan itu akan semakin melemahkan nilai dolar secara keseluruhan,” kata Ebkarian.
“Jika kita menggabungkan risiko geopolitik dengan defisit yang ada, bersama dengan lingkungan imbal hasil rendah dan dolar yang lebih lemah, kombinasi dari semua ini adalah yang mengarah pada reli emas,” lanjut dia.
Selain itu, kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral global, ditambah dengan permintaan kuat dari bank sentral serta kekhawatiran geopolitik, telah mendorong harga emas ke rekor tertinggi sepanjang tahun ini. Logam mulia ini terus dianggap sebagai aset aman selama ketidakpastian politik dan ekonomi.
Kinerja Emas Sepanjang Tahun
Kenaikan harga emas sepanjang tahun 2024 telah menjadi salah satu yang paling signifikan dalam sejarah baru-baru ini. Emas mencatat kenaikan sekitar 24 persen sepanjang tahun ini, dengan logam mulia ini mencapai rekor tertinggi beberapa kali dalam enam bulan terakhir.
Lingkungan suku bunga rendah yang didorong oleh pelonggaran moneter menjadi faktor utama di balik lonjakan tersebut.
Lingkungan suku bunga rendah umumnya menguntungkan bagi emas, karena menurunkan biaya kesempatan (opportunity cost) dalam memegang aset tanpa bunga seperti emas batangan. Dengan imbal hasil obligasi yang rendah dan dolar yang terdepresiasi, investor semakin mencari alternatif yang lebih stabil seperti emas untuk melindungi nilai aset mereka dari ketidakpastian pasar.
Menurut pandangan UBS, reli harga emas ini kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. UBS memproyeksikan bahwa harga emas bisa mencapai USD2.700 per ons pada pertengahan 2025, didorong oleh sejumlah faktor risiko jangka pendek yang mendukung permintaan.
Selain itu, UBS memperkirakan bahwa permintaan untuk Exchange Traded Funds (ETF) emas akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, memberikan dorongan lebih lanjut terhadap harga emas.
“Kami mengantisipasi permintaan ETF emas yang lebih besar akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang,” kata UBS.(*)