Logo
>

IHSG Berpotensi Lanjut Koreksi, tapi Ada Peluang Rebound

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
IHSG Berpotensi Lanjut Koreksi, tapi Ada Peluang Rebound

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Indonesia masih dalam tekanan setelah Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terkoreksi tajam 2,12 persen ke level 6.875 pada perdagangan kemarin. Menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, dengan support di 6.931 yang sudah ditembus, IHSG masih rawan melanjutkan penurunan ke kisaran 6.742-6.835.

    Namun, ada sedikit harapan untuk rebound jangka pendek. “IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang area 6.742-6.835. Namun demikian, terdapat peluang penguatan dalam jangka pendek untuk menguji 6.883-6.896,” ujar Herditya dalam laporan analisis hariannya yang diterima KabarBursa.com di Jakarta, Jumat, 7 Februari 2025.

    Sejauh ini, level support IHSG berada di 6.843 dan 6.791, sementara resistance ada di 7.029 dan 7.121. Jika tekanan jual mereda, indeks berpotensi kembali mendekati level psikologis 7.000.

    Di tengah pasar yang lesu, beberapa saham masih layak diperhatikan:

    1. AMRT (Sumber Alfaria Trijaya Tbk)

    AMRT naik tipis 1,02 persen ke 2.960, masih didukung volume pembelian. Saat ini, saham ini berada di awal wave [b] dari wave B, yang mengindikasikan ada potensi koreksi sebelum kembali menguat.

    • Area pantauan: 2.810-2.870
    • Potensi kenaikan: 3.050-3.180
    • Batas bawah: 2.700

    2. LSIP (Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk)

    LSIP terkoreksi 3,94 persen ke 975 dan sudah menembus MA20, menunjukkan tekanan jual yang masih kuat. “LSIP masih rawan melanjutkan koreksinya,” kata Herditya.

    • Area pantauan: 950-975
    • Potensi kenaikan: 1.060-1.120
    • Batas bawah: 930

    3. ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk)

    ICBP menguat 0,46 persen ke 10.950, meskipun tekanan jual masih terasa. Berdasarkan analisis teknikal, saham ini berada dalam fase wave [ii] dari wave 2 dengan potensi penguatan ke depan.

    • Area pantauan: 10.700-10.800
    • Potensi kenaikan: 11.225-11.525
    • Batas bawah: 10.500

    4. CUAN (Petrindo Jaya Kreasi Tbk)

    CUAN naik 1,43 persen ke 14.150, tetapi volume penjualan masih dominan. Saham ini sedang membentuk wave A, yang berarti berpotensi koreksi ke area 12.125-13.450.

    • Area pantauan: 14.200-14.325
    • Rentang koreksi: 12.125-13.450

    IHSG masih rentan mengalami koreksi lebih lanjut, meskipun ada peluang untuk rebound ke 6.883-6.896. Investor harus tetap waspada dan memantau saham-saham yang berpotensi bullish. Selain itu, pelaku pasar juga perlu mencermati rilis data ekonomi Amerika Serikat yang dapat memengaruhi pergerakan bursa global.

    Kombinasi Faktor Global dan Domestik

    [caption id="attachment_114404" align="alignnone" width="680"] Arus Lalulintas Jalan Sudirman,. depan Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025). Hari ini Papan Pantai terlihat hijau. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji[/caption]

    Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menyoroti beberapa faktor utama yang menyeret IHSG ke zona merah. Ia menjelaskan sentimen negatif tak hanya datang dari luar negeri, tetapi juga dari dalam negeri, terutama setelah rilis data ekonomi yang kurang memuaskan.

    Menurutnya, kombinasi faktor global dan domestik menciptakan tekanan berlapis bagi pasar saham. Dari sisi domestik, rilis inflasi Januari 2025 yang justru menunjukkan deflasi menjadi sinyal bahwa daya beli masyarakat sedang melemah. Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal keempat 2024 juga hampir tidak mampu bertahan di level 5 persen, meleset dari target makroekonomi 2024.

    “Masalah yang dihadapi market kita ini adalah kombinasi dari regional global. Tentu saja Trump dengan kebijakan tarifnya, terus kemudian trade war-nya yang semakin meruncing dengan China,” kata Liza dalam wawancara ekslusif Kabar Bursa Hari Ini (KBHI), dilihat dari Channel YouTube KabarBursa.com, Kamis, 6 Februari 2025.

    Selain data makroekonomi, musim laporan keuangan menjadi faktor yang tak kalah krusial dalam menentukan arah pasar ke depan. Liza menyebutkan beberapa bank besar mulai merilis laporan kinerja tahunan mereka dan hasilnya tidak terlalu menggembirakan.

    “Laporan keuangan bank-bank besar yang baru dirilis beberapa hari terakhir juga kurang menggembirakan. Performa mereka sepanjang 2024 ternyata tidak terlalu baik, sementara tantangan di sektor perbankan tahun ini masih cukup besar,” kata Liza.

    Salah satu yang paling disorot adalah laporan keuangan Bank Mandiri (BMRI) yang menunjukkan koreksi cukup dalam hingga 7,7 persen dengan aksi jual asing mencapai Rp1,39 triliun. Namun, di sisi lain, Bank Syariah Indonesia (BRIS) justru menunjukkan performa lebih baik dengan pertumbuhan laba bersih yang diperkirakan mencapai 20 persen.

    Selain laporan keuangan, tekanan di pasar juga datang dari aksi jual bersih investor asing yang masih berlanjut sejak awal tahun. Hingga saat ini, dana asing yang keluar dari pasar saham domestik telah mencapai hampir Rp5 triliun.

    Liza menilai arus modal asing yang terus keluar juga dipicu oleh ketertinggalan pasar saham Indonesia dibandingkan dengan indeks global lainnya. Dalam dua tahun terakhir, IHSG mencatatkan kinerja negatif, sementara indeks S&P 500 di Amerika Serikat justru mencetak pertumbuhan 50 persen dalam periode yang sama.

    “Ini karena mereka (S&P 500) punya sentimen bagus dari teknologi AI, sedangkan saham teknologi di Indonesia tidak sebesar itu. Market di IHSG kebanyakan karakteristiknya adalah commodity driven, sedangkan komoditi kita tahu sendiri lagi pada lesu akibat isu perlambatan ekonomi global, terlebih China yang menjadi pasar utama komoditi kita,” kata Liza.(*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan merupakan rekomendasi untuk membeli atau menjual saham tertentu. Informasi yang disajikan hanya untuk tujuan edukasi dan referensi berdasarkan analisis teknikal. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor dan setiap transaksi yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi. Selalu lakukan riset dan konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).