KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 14,079 poin atau naik 0,19 persen ke level 7515,365 pada perdagangan, Kamis, 10 Oktober 2024.
Mengutip data perdagangan RTI Business, 145 saham terpantau menguat, 71 saham melemah, dan sebanyak 270 saham mengalami stagnan.
Adapun lima saham yang bertengger di posisi top gainers di antaranya, SKBM (12,35 persen), City (7,61 persen), VERN (6,19 persen), TMPO (6,04 persen), dan KOBX (5,16 persen).
Sementara saham-saham yang melemah yakni AKSI (-8,04 persen), MEJA (-7,92 persen), MANG (-7,14 persen), VINS (-6,03 persen), dan CRSN (-3,77 persen).
Di sisi lain, Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG berpotensi diperdagangkan mixed cenderung menguat dengan support pada level 7,460 dan resistance pada level 7,565.
Reliance Sekuritas menyampaikan, secara teknikal IHSG masih konsolidasi di level MA60 namun masih berhasil tertahan di atas support 7460, sementara indicator stochastic telah berada di level oversold.
Adapun terdapat saham-saham yang memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu ASRI, PGEO, SCMA, WIKA.
Sementara itu NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) menyarankan kepada para investor atau rader untuk mengurangi posisi lebih banyak jika IHSG harus jebol Support 7400 di tengah situasi market yang masih banyak faktor ketidakpastian dan guyuran arus jual bersih asing kemarin senilai Rp560.45 miliar (RG market).
"Seperti diperkirakan, IHSG akan cukup struggling untuk mampu naik kembali ke jalur pendakian Uptrend channel alias ditutup di atas 7600, menjadikan level tsb sebagai Resistance terdekat saat ini dan masih membuka ancaman konsolidasi lebih lanjut ke level 7430," tulis NHKSI dalam risetnya kepada Kabarbursa.com.
Transisi Pemerintahan Baru
Transisi pemerintahan baru yang sedang dialami Indonesia diprediksi tidak memberikan dampak besar bagi perdagangan saham Indonesia. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan mendapat angin segar di tengah agenda besar pemerintahan ini.
Diketahui, pada Oktober 2024 ada dua agenda besar yang sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa, yaitu pelantikan anggota DPR dan DPD RI yang dilaksanakan Selasa, 1 Oktober 2024, dan pelantikan Presiden serta Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, mengatakan pasar saham Indonesia sedang menemukan tren positifnya meskipun di akhir September kemarin ditutup merah. Apalagi, belakangan ini sentimen yang mempengaruhi IHSG mayoritas berasal dari eksternal, seperti adanya stimulus dari Bank Central China.
Selain itu, adanya rilis kinerja emiten pada kuartal ketiga akan semakin mendorong sentimen positif IHSG.
“Stimulus ini yang membuat terjadinya inflow ke pasar China sangat deras dan di Indonesia kalau kita lihat kemarin untuk transaksi dalam satu pekan terakhir sudah terjadi outflow lebih dari Rp7 triliun. Kemudian, kita juga bisa berkaja dari tren tahun ke tahun, bahwa kinerja IHSG pada Oktober sepanjang lima tahun terakhir cukup baik,” ujar dia kepada
Kabarbursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.
Itulah mengapa Audi begitu optimistis IHSG bisa menguat pada bulan ini. “Kalau melihat di bulan Oktober atau dalam lima tahun terakhir, secara trend memang dalam bulan Oktober 60 persen probabilitas IHSG bisa menghijau,” tutur dia.
Sentimen-sentimen eksternal tersebut tidak hanya memberikan tren positif, tetapi juga membuat gejolak di bursa.
“Kami menyadari betul faktor-faktor internal dalam negeri akan memberikan sentimen positif. Saham perbankan diprediksi masih akan menjadi motor penggerak IHSG pada Oktober ini apalagi sejak Agustus kemarin, kinerja perbankan terbilang positif. Jadi saya optimis IHSG di bulan ini kemungkinan masih bisa terdorong lagi,” katanya.
Kinerja Pasar Modal RI Tumbuh 0,34 Persen
Diberitakan sebelumnya, Anggota Dewan Komisioner OJK yang bertugas mengawasi pasar modal, Inarno Djajadi, menilai kinerja pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan positif seiring dengan membaiknya ekonomi global.
Dari awal September hingga 27 September 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sebesar 0,34 persen, mencapai level 7.696, dan jika dilihat dari awal tahun IHSG mencatatkan penguatan 5,83 persen.
“Sejalan dengan sentimen positif di pasar keuangan global, pasar saham Indonesia pada September 2024 sempat mencapai rekor tertinggi di 7.905,” ujar Inarno dalam konferensi pers RDK OJK di Jakarta pada 1 Oktober 2024.
Namun, meskipun IHSG menunjukkan penguatan, nilai kapitalisasi pasar bursa saham domestik turun sebesar 1,82 persen (month to date/mtd) menjadi Rp12.875 triliun. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penguatan IHSG pada bulan September 2024 adalah masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia.
“Net buy hingga 26 September tercatat sebesar Rp1,31 triliun, meskipun secara year to date net sell mencapai Rp 9,8 triliun,” tambah Inarno.
OJK melaporkan bahwa penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal Indonesia telah mencapai Rp137,05 triliun hingga saat ini. Mayoritas dari jumlah tersebut diperoleh melalui penawaran saham perdana, dengan nilai mencapai Rp4,39 triliun.
Inarno Djajadi menjelaskan bahwa pengumpulan dana di pasar modal masih menunjukkan tren positif, di mana nilai penawaran umum mencapai Rp137,05 triliun, dengan Rp4,39 triliun berasal dari 28 emiten baru.
OJK juga memberikan informasi mengenai perkembangan bursa karbon, yang sejak diluncurkan pada 26 September 2023 telah mengizinkan 81 pengguna jasa dengan total volume mencapai 613.897 ton CO2 ekuivalen, setara dengan Rp37,06 miliar.
Selain itu, penggalangan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) mengalami pertumbuhan signifikan, dengan 17 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dan total 625 penerbitan efek. Inisiatif ini melibatkan sekitar 163.000 pemodal, berhasil menghimpun dana SCF yang teradministrasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebesar Rp1,22 triliun.
Di tengah pertumbuhan positif ini, OJK tetap fokus pada penegakan peraturan dan perlindungan konsumen di sektor pasar modal.
Pada bulan September 2024, OJK memberikan sanksi administratif berupa denda kepada satu emiten dan satu sales perusahaan efek, serta mengeluarkan peringatan tertulis kepada satu perusahaan.
“OJK juga sedang menyusun ketentuan baru untuk industri pasar modal, termasuk RPOJK tentang penerapan manajemen risiko dan penilaian tingkat kesehatan manajer investasi, serta POJK mengenai penilaian reksa dana dan penilaian manajer investasi,” kata Inarno di acara konferensi pers RDKB di Jakarta, 1 Oktober 2024.(*)