KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berpotensi rebound pada perdagangan pekan depan setelah ditutup melemah pada Jumat, 4 Oktober 2024.
Pengamat pasar modal, William Hartanto, memandang IHSG kemungkinan bakal rebound di pertengahan pekan depan. Meski begitu, dia mengakui jika IHSG masih akan melemah pada awal minggu mendatang.
"Untuk pekan depan diperkirakan ada potensi rebound yang terjadi di pertengahan pekan depan, jadi kemungkinannya sampai awal pekan depan masih melemah," katanya kepada KabarBursa.com, kemarin, dikutip Sabtu, 5 Oktober 2024.
Lebih lanjut William memperkirakan, pelemahan IHSG pada awal pekan depan sudah semakin terbatas. Hal inilah yang akan membuat IHSG bakal rebound di pertengahan pekan selanjutnya.
Seperti diketahui, IHSG melemah 47,74 poin atau sebesar 0,63 persen menuju level 7.496,091 alias berada di zona merah pada penutupan perdagangan kemarin.
Berdasarkan data perdagangan RTI Business, sepanjang kemarin level tertinggi IHSG berada di 7.549,233 sedangkan level terendah bertengger di 7.467,796. Sebanyak 234 saham menguat, 333 saham berada di zona merah, dan 225 saham mengalami stagnasi.
Sejumlah saham yang menduduki top gainers di antaranya PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) 27,27 persen, PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) 25,00 persen, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) 12,12 persen, PT Natura City Developments Tbk (CITY) 11,11 persen, dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) 11,00 persen.
Sementara saham yang mengalami pelemahan yakni PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) 6,61 persen, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) 6,45 persen, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 6,25 persen, PT Panin Financial Tbk (PNLF) 5,80 persen, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 4,34 persen.
Dari sisi sektoral, hanya ada tiga sektor yang terpantau menguat meliputi energi (0,09 persen), kesehatan (0,50 persen), infrastruktur (0,11 persen).
Peningkatan Transaksi Harian Bursa Selama Sepekan
IHSG selama sepekan periode 30 September – 4 Oktober 2024 mengalami perubahan. Dikutip dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 5 Oktober 2024, IHSG selama sepekan mengalami perubahan sebesar 2,61 persen.
“Perubahan terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan sebesar 2,61 persen menjadi berada pada level 7.496,091 dari 7.696,916 pada pekan lalu,” tulis BEI dalam keterangannya.
BEI juga mencatat peningkatan tertinggi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa yang sebesar 19,35 persen menjadi Rp19,53 triliun dari Rp16,36 triliun pada pekan sebelumnya.
Kemudian, rata-rata volume transaksi harian Bursa turut mengalami peningkatan sebesar 5,46 persen menjadi 25,24 miliar lembar saham dari 23,94 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Selanjutnya, kapitalisasi pasar bursa juga mengalami perubahan sebesar 2,67 persen menjadi Rp12.531 triliun dari Rp12.875 triliun pada pekan lalu.
“Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan turut mengalami perubahan 4,38 persen menjadi 1,27 juta kali dari 1,33 juta kali transaksi pada pekan yang lalu,” tulis BEI.
BEI melaporkan pergerakan investor asing kemarin mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp521 milyar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp47,87 triliun.
Transisi Pemerintahan Baru, IHSG Masih di Tren Positif
Transisi pemerintahan baru yang sedang dialami Indonesia diprediksi tidak memberikan dampak besar bagi perdagangan saham Indonesia. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan mendapat angin segar di tengah agenda besar pemerintahan ini.
Diketahui, pada Oktober 2024 ada dua agenda besar yang sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa, yaitu pelantikan anggota DPR dan DPD RI yang dilaksanakan Selasa, 1 Oktober 2024, dan pelantikan Presiden serta Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, mengatakan pasar saham Indonesia sedang menemukan tren positifnya meskipun di akhir September kemarin ditutup merah. Apalagi, belakangan ini sentimen yang mempengaruhi IHSG mayoritas berasal dari eksternal, seperti adanya stimulus dari Bank Central China.
Selain itu, adanya rilis kinerja emiten pada kuartal ketiga akan semakin mendorong sentimen positif IHSG.
“Stimulus ini yang membuat terjadinya inflow ke pasar China sangat deras dan di Indonesia kalau kita lihat kemarin untuk transaksi dalam satu pekan terakhir sudah terjadi outflow lebih dari Rp7 triliun. Kemudian, kita juga bisa berkaja dari tren tahun ke tahun, bahwa kinerja IHSG pada Oktober sepanjang lima tahun terakhir cukup baik,” ujar dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.
Itulah mengapa Audi begitu optimistis IHSG bisa menguat pada bulan ini. “Kalau melihat di bulan Oktober atau dalam lima tahun terakhir, secara trend memang dalam bulan Oktober 60 persen probabilitas IHSG bisa menghijau,” tutur dia.
Sentimen-sentimen eksternal tersebut tidak hanya memberikan tren positif, tetapi juga membuat gejolak di bursa.
“Kami menyadari betul faktor-faktor internal dalam negeri akan memberikan sentimen positif. Saham perbankan diprediksi masih akan menjadi motor penggerak IHSG pada Oktober ini apalagi sejak Agustus kemarin, kinerja perbankan terbilang positif. Jadi saya optimis IHSG di bulan ini kemungkinan masih bisa terdorong lagi,” ucapnya.(*)