Logo
>

IHSG Diramal Koreksi, Tiga Saham ini Dijagokan Analis

IHSG rawan koreksi jangka pendek usai tembus 8.000, analis Republik Investor rekomendasikan TKIM, ADRO, dan IMJS.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Diramal Koreksi, Tiga Saham ini Dijagokan Analis
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprakirakan mengalami koreksi pada perdagangan Selasa, 19 Agustus 2025. (Foto: KabarBursa/Hutama Prayoga)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprakirakan mengalami koreksi pada perdagangan Selasa, 19 Agustus 2025. Namun, prediksi melemahnya indeks dinilai bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. 

    Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana, mengatakan setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 8.017, IHSG justru menunjukkan tanda-tanda kelelahan. 

    Melemahnya IHSG sebesar 0,14 persen di level 7.898 pada perdagangan Jumat, 15 Agustus 2025, menjadi sinyal awal bahwa euforia pasar mulai mereda dan tekanan koreksi jangka pendek semakin membesar.

    "Untuk perdagangan Selasa, 19 Agustus 2025, IHSG berpotensi melanjutkan koreksi menuju area support teknikal, seiring dengan aksi ambil untung yang wajar pasca-rally tajam selama beberapa pekan terakhir," ujar dia dalam risetnya yang diterima Kabarbursa.com, dikutip Selasa, 19 Agustus 2025.

    Secara teknikal, Hendra melihat IHSG kini berada di bawah range resistance kuat di 7.806–7.911. Jika tekanan jual berlanjut dan indeks gagal kembali menembus serta bertahan di atas 7.911 dalam dua hari ke depan, maka kemungkinan besar IHSG akan menguji support di kisaran 7.750 terlebih dahulu, dan bahkan terbuka peluang menuju MA20 di 7.580. 

    Ia menilai koreksi ini bukan sesuatu yang mengkhawatirkan, justru cenderung sehat sebagai bagian dari proses konsolidasi setelah lonjakan cepat ke atas 8.000.

    Menurutnya, penyebab utama koreksi bukan hanya profit taking, tetapi juga ketidakmerataan kontribusi saham terhadap penguatan indeks. Dia bilang, reli IHSG terlalu tergantung pada saham-saham konglomerasi dan teknologi kapitalisasi besar yang sudah dalam kondisi overvalued secara jangka pendek. 

    "Ketika saham-saham seperti DCII, DSSA, dan BRPT mulai kehilangan momentum beli, maka daya dorong indeks secara keseluruhan ikut melemah," jelasnya. 

    Meski begitu, lanjut Hendra, koreksi ini tidak akan terjadi dalam skala besar jika sejumlah sentimen positif tetap terjaga. Seperti stabilnya nilai tukar rupiah, arus dana asing yang masih net inflow, dan potensi window dressing lebih awal menjelang kuartal IV. 

    "Selain itu, pergerakan sektor yang lebih merata dapat menopang IHSG dari koreksi yang terlalu dalam," tambah dia. 

    Dalam situasi konsolidasi seperti ini, Hendra menjelaskan strategi terbaik bukan mengejar saham-saham yang sudah naik tinggi, tetapi mulai mencermati sektor yang masih berada di fase akumulasi awal. 

    Ia membeberkan para investor bisa fokus ke sektor energi, basic materials, dan infrastruktur, yang dinilai memiliki dukungan kinerja fundamental serta outlook makro yang positif, terutama karena proyek hilirisasi, pembangunan fisik, dan kebutuhan energi masih akan tumbuh hingga akhir tahun.

    Hendra kemudian memberikan rekomendasi saham yang layak diperhatikan pada pekan ini. Pilihan pertama jatuh kepada saham TKIM yang menurutnya harga masih dalam fase teknikal uptrend dan layak beli selama bertahan di atas support Rp7.000. 

    "Target harga jangka menengah di kisaran Rp8.000, dengan potensi kenaikan seiring permintaan industri kertas dan pulp yang stabil," ujarnya. 

    Pilihan kedua adalah saham ADRO. Menurutnya, ADRO merupakan saham batu bara yang masih undervalue secara relatif, terutama jika harga batu bara global kembali rebound

    "Target jangka pendek di Rp2.000, dengan stop loss ketat di Rp1.850," bebernya.

    Terakhir, Hendra merekomendasikan IMJS, saham ritel yang menunjukkan pola konsolidasi sehat. "Target teknikal berada di Rp324, dengan area beli ideal di kisaran Rp285–290 jika terjadi koreksi minor," pungkasnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.