Logo
>

IHSG Ditutup Koreksi 0,68 Persen ke Level 7.117

Volume perdagangan pada hari ini mencapai 24,672 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp14,975 triliun.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Ditutup Koreksi 0,68 Persen ke Level 7.117
Papan pantau yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji).

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,68 persen atau turun 48 poin ke level 7.117 pada perdagangan Senin, 16 Juni 2025.

Mengutip data perdagangan RTI Business, di awal sesi, indeks sempat memberikan harapan dengan penguatan tertinggi di level 7.211. Namun pada sesi kedua, IHSG terus mengalami koreksi hingga ditutup ke level 7.117.

Pada penutupan hari ini, hanya 232 saham yang menguat, berbanding terbalik dengan saham terkoreksi sebanyak 388. Sementara 186 saham mengalami stagnan. 

Adapun volume perdagangan pada hari ini mencapai 24,672 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp14,975 triliun. 

Sementara merujuk data Stockbit, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan nilai transaksi tertinggi sebesar Rp1,47 triliun. 

Di peringkat kedua ada PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan nilai transaksi Rp961 miliar. Sedangkan di bawahnya terdapat PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) denagn nilai Rp582 miliar.

Sementara itu, dari sektor perbankan, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga masuk lima besar nilai transaksi tertinggi, masing-masing mencatatkan Rp619 miliar dan Rp517 miliar. 

Dari sisi top volume, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan volume perdagangan tertinggi sebesar 27,46 juta lot. Di bawah GOTO, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan BRMS juga aktif ditransaksikan dengan volume masing-masing 27,25 juta dan 20,30 juta lot. 

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), juga membukukan catatan positif dengan volume cukup tinggi sebesar 10,57 juta lot. Saham properti PT Sentul City Tbk (BKSL) turut masuk lima besar volume tertinggi dengan 4,5 juta lot. 

Dari data pergerakan sektor, sektor energi mencatat kinerja terbaik dengan penguatan 0,73 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur (+0,55 persen) dan kesehatan (+0,25 persen).

Sebaliknya, sektor konsumer siklikal mengalami pelemahan paling dalam sebesar -1,57 persen, disusul sektor barang baku (-1,37 persen) dan non-siklikal (-0,88 persen).

Prospek IHSG di Tengah Konflik Israel - Iran

Konflik antara Israel dan Iran dinilai bisa menjadi batu sandungan untuk pasar global, tak terkecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan serangan Israel ke berbagai fasilitas strategis Iran seperti pangkalan militer, gudang persenjataan, hingga lokasi pengayaan nuklir telah mendorong naiknya harga minyak dunia secara signifikan.

"Data per akhir pekan menunjukkan harga minyak global melonjak sebesar 12,7 persen ke level USD77,57 per barel," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, Senin, 16 Juni 2025.

Hendra menilai lonjakan harga itu menimbulkan kekhawatiran baru akan terganggunya pasokan energi global, mengingat Iran merupakan produsen minyak mentah terbesar ke-9 di dunia dengan output hampir 4 juta barel per hari.

Dampaknya perang terhadap pasar domestik pun sudah terlihat ketika IHSG ditutup melemah sebesar 38,30 poin atau 0,53 persen ke level 7.166,06 pada perdagangan Jumat, 13 Juni 2025.

Dari sisi teknikal, Hendra menjelaskan jika IHSG kini berada di bawah moving average 5 hari (MA5) dan memperlihatkan sinyal negatif melalui pola stochastic death cross. 

"Menandakan potensi berlanjutnya pelemahan jangka pendek menuju MA20 di area 7.081 hingga level psikologis kuat di 7.000. Apabila tekanan meningkat, area dinamis MA50 di 6.909 menjadi support kritis yang perlu dicermati investor," katanya 

Secara keseluruhan, Hendra melihat IHSG masih berpotensi bergerak dalam fase konsolidatif hingga adanya kejelasan dari sisi geopolitik dan arah kebijakan suku bunga global. 

Menurutnya, katalis utama yang perlu dicermati investor pekan ini antara lain keputusan The Fed dan Bank Indonesia terkait suku bunga, perkembangan eskalasi konflik Timur Tengah, serta data ekonomi China dan AS. 

Jika ketegangan di Timur Tengah berlanjut dan harga komoditas tetap tinggi, Hendra menyatakan sektor energi dan logam akan tetap menjadi pemimpin pergerakan indeks.

"Maka dari itu, strategi investasi yang adaptif, berbasis sektor, dan disiplin manajemen risiko akan menjadi kunci utama dalam menghadapi ketidakpastian pasar saat ini," ungkapnya.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.