KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup di zona merah usai melemah 0,32 persen atau turun 20 poin ke level 6.613 pada perdagangan Kamis, 24 April 2025.
Merujuk data perdagangan RTI Business, pergerakan IHSG hari ini terpantau fluktuatif di rentang 6.585 hingga 6.697. Meski indeks melemah, mayoritas saham menguat.
Sebanyak 327 saham berada di zona hijau, 274 saham melemah, dan 203 saham mengalami stagnan.
Adapun pada penutupan sore ini, volume perdagangan senilai 20,393 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp13.269 triliun.
Sementara mengutip Stockbit, sektor perbankan mendominasi daftar saham dengan nilai transaksi tertinggi hari ini. PT Bank Mandiri (BMRI) mencatat nilai transaksi fantastis sebesar Rp1,39 triliun.
PT Bank Central Asia (BBCA) ada di urutan kedua dengan catatan Rp1,23 triliun. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI) masing-masing membukukan transaksi sebesar Rp1,02 triliun dan Rp607,74 miliar.
Berpindah ke volume perdagangan, PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menempati posisi teratas dengan volume transaksi sebanyak 2,75 miliar lembar saham.
Saham Bank PT KB Bukopin (BBKP) turut mengikuti di peringkat kedua dengan volume perdagangan mencapai 1,93 miliar lembar saham.
Selain itu, emiten lain yang menonjol dari segi volume adalah PT Bumi Resources (BUMI) dengan 619,71 juta lembar, PT Sinergi Inti Andalan Prima (INET) dengan 353,77 juta, dan PT Wir Asia (WIRG) sebesar 284,53 juta lembar.
Dari sisi sektoral, sektor non-cyclical mencatatkan kenaikan tertinggi dengan penguatan sebesar +1,22 persen, diikuti sektor industrial yang naik +0,65 persen, serta infrastruktur sebesar +0,63 persen.
Sebaliknya, sektor properti dan cyclical mengalami koreksi masing-masing sebesar -0,36 persen dan -0,21 persen.
Adapun pada pagi tadi, IHSG dibuka menguat 36,69 poin atau 0,55 persen ke level 6.671,07. Sepanjang sesi, indeks menyentuh level tertinggi di 6.671,07 dan bergerak pada level terendah 6.634,38.
Total volume transaksi di semua pasar tercatat sebanyak 1,77 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp238,83 miliar dari 15.480 kali transaksi.
IHSG Ditargetkan Tembus ke Level 6.700 Hingga Kuartal II
Sebelumnya, IHSG ditargetkan menembus level 6.700 hingga akhir kuartal II 2025. Namun, angka ini dapat tercapai jika indeks memiliki beberapa sentimen pendorong.
Analis sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan secara teknikal IHSG masih dalam fase downtrend. Tetapi untuk jangka pendek indeks berpeluang rebound dengan menguji resistance di level 6.497.
"Jika level ini mampu ditembus disertai perbaikan sentimen global dan kebijakan domestik yang akomodatif, maka target selanjutnya berada di kisaran 6.700 hingga akhir kuartal II 2025," ujar Hendra kepada kabarbursa.com, Senin, 21 April 2025.
Untuk paruh kedua, kata Hendra, arah IHSG akan sangat ditentukan oleh kepastian kabinet pemerintahan baru Prabowo-Gibran, seperti kejelasan kebijakan fiskal 2025, serta stabilitas eksternal dari perundingan dagang internasional dan kebijakan moneter global.
Di samping itu, dia memandang prospek pasar modal Indonesia tahun ini masih tergolong menjanjikan, meski diwarnai dinamika global yang cukup menantang.
"Tekanan geopolitik seperti perang dagang Amerika Serikat (AS) - China, kebijakan tarif resiprokal Presiden Donald Trump terhadap Indonesia, serta kebijakan suku bunga The Fed yang cenderung ketat hingga akhir tahun menjadi sentimen utama yang membayangi pasar," jelasnya.
Kendati demikian, lanjut Hendra, respons cepat pemerintah Indonesia dalam menegosiasikan tarif perdagangan bilateral dengan AS dalam waktu 60 hari mencerminkan keseriusan menjaga akses ekspor nasional tetap kompetitif.
Menurut dia, hal tersebut menjadi katalis positif bagi pelaku pasar, khususnya pada sektor padat karya seperti tekstil, furniture, hingga perikanan.
"Di sisi lain, potensi tercapainya kesepakatan dagang AS-China juga membuka ruang bagi perbaikan sentimen global, termasuk terhadap aliran modal asing ke emerging market seperti Indonesia," tandasnya.
Dari sisi domestik, kabar terbaru terkait proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara juga menjadi dorongan sentimen positif setelah pemerintah dan DPR RI sepakat mencabut blokir anggaran proyek IKN, yang sebelumnya dikenakan akibat program efisiensi belanja negara.
Hendra bilang, langkah tersebut langsung disambut antusias oleh beberapa emiten seperti BUMN Karya seperti PT PP (PTPP) dan Wijaya Karya (WIKA).
"PTPP, misalnya, tercatat telah mengerjakan 19 proyek di IKN dengan nilai total Rp14,31 triliun, termasuk proyek besar seperti Istana Presiden dan Jalan Tol Segmen 3B. Sementara itu, WIKA mencatat kontrak baru senilai Rp2,16 triliun di kuartal I 2025 dari sektor industri pendukung konstruksi," ungkapnya.
Meski begitu, Hendra mengimbau kepada investor untuk tetap waspada karena tekanan fundamental masih menghantui BUMN Karya, terutama WIKA dan WSKT yang menghadapi beban bunga tinggi dan risiko gagal bayar.
"Solusi yang disarankan meliputi restrukturisasi utang, efisiensi biaya, dan penjualan aset non-produktif," pungkasnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.