Logo
>

Menguat 1,04 Persen, IHSG Hari ini Berpotensi Rebound

IHSG dibuka menguat 1,04 persen ke 8.172,84 pada Selasa, 21 Oktober 2025. Investor menanti keputusan suku bunga BI.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Menguat 1,04 Persen, IHSG Hari ini Berpotensi Rebound
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini Selasa, 21 Oktober 2025. (Foto: KabarBursa/Desty Luthfiani)

Poin Penting :

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini Selasa, 21 Oktober 2025. IHSG naik 83,86 poin atau setara 1,04 persen ke level 8.172,84, dari level 8.088 pada akhir perdagangan Senin, 20 Oktobe 2025. 

Sepanjang sesi pembukaan, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 8.178,06 dan level terendah di 8.161,19. Total volume transaksi tercatat sebanyak 10,27 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp900,87 miliar dari 67,71 ribu transaksi di seluruh pasar.

Kenaikan IHSG pagi ini ditopang oleh penguatan sejumlah sektor, terutama sektor properti yang memimpin dengan kenaikan 2,72 persen, disusul sektor industri dasar naik 1,45 persen, sektor transportasi naik 1,05 persen, sektor keuangan naik 0,95 persen, dan sektor infrastruktur yang menguat 0,81 persen. 

Adapun sektor non-siklikal menjadi satu-satunya sektor yang melemah tipis 0,66 persen.

Dari sisi saham, top gainers pada awal perdagangan dipimpin oleh PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI) yang melonjak 24,60 persen ke harga Rp466 per saham. 

Disusul PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) naik 22,11 persen ke Rp3.700, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) menguat 19,67 persen ke Rp7.300, PT Tanah Laut Tbk (INDX) naik 13,29 persen ke Rp179, dan PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) menguat 12,95 persen ke Rp314.

Sementara itu, saham-saham yang mengalami pelemahan dipimpin oleh PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) yang turun 14,98 persen ke Rp1.930 per saham, diikuti PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) turun 14,94 persen ke Rp12.525, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) melemah 14,75 persen ke Rp3.120, PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) turun 13,56 persen ke Rp51, dan PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) terkoreksi 10,70 persen ke Rp835.

Arus dana asing yang masuk cukup besar juga menjadi katalis utama kenaikan indeks, dengan potensi pergerakan lanjutan di rentang 7.950–8.050 sepanjang hari perdagangan.

IHSG diperkirakan akan bergerak menguat secara terbatas dalam sepekan perdagangan 20 hingga 24 Oktober 2025, seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia dan rilis sejumlah data ekonomi penting Amerika Serikat. 

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus mengungkapkan sentimen tersebut diyakini menjadi pemicu rebound pasar setelah koreksi tajam yang terjadi pada pekan sebelumnya.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. Ini akan menjadi pemangkasan kelima kalinya sepanjang tahun 2025 dan menjadi salah satu katalis utama yang diperhatikan pelaku pasar. 

Dari sisi global, rilis data ekonomi Amerika Serikat seperti initial jobless claims dan inflasi tahunan bulan September yang diproyeksikan naik tipis menjadi 3 persen dari 2,9 persen turut menjadi sentimen penggerak pasar.

Indri mengatakan potensi penguatan IHSG pekan ini cukup terbuka setelah koreksi yang terjadi pada pekan lalu. 

“Pasar kemungkinan besar akan memanfaatkan kondisi market yang sudah terkoreksi untuk mulai mengoleksi saham-saham bervaluasi menarik,” kata Indri melalui keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com, Senin, 20 Oktober 2025.

Indri memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support 7.730 dan resistance 8.100. Ia menilai sektor perbankan, properti, dan infrastruktur yang sensitif terhadap suku bunga berpeluang menjadi fokus investor. 

Selain itu, sektor komoditas terutama emas serta saham-saham konglomerasi diperkirakan akan mendapat momentum beli. Strategi ini dikenal sebagai bottom fishing, di mana investor memanfaatkan momentum koreksi untuk akumulasi jangka menengah.

“Fokus pasar akan terbagi pada kebijakan moneter, tensi geopolitik, dan momentum pada sektor komoditas. Jika sentimen berjalan sesuai ekspektasi, rebound IHSG berpeluang terjadi meski pergerakan masih cenderung terbatas,” ujar Indri.

Kombinasi sentimen global dan domestik tersebut, pelaku pasar diperkirakan akan lebih selektif dalam mengakumulasi saham, terutama pada sektor dengan prospek penguatan jangka menengah. 

Rebound IHSG pada pekan ini akan sangat ditentukan oleh kepastian arah kebijakan suku bunga BI dan respons pasar terhadap rilis data ekonomi Amerika Serikat.

Performa IHSG Pekan Lalu

Pekan lalu, IHSG sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 8.288 namun kemudian ditutup melemah 4,14 persen. Asing mencatat net sell di pasar reguler sebesar Rp4,2 triliun. 

Dari 11 sektor, hanya sektor kesehatan yang mencatat penguatan sebesar 2,79 persen. Sementara itu, sektor teknologi mengalami pelemahan terdalam yaitu 11,59 persen akibat tekanan pada saham DCII dan MLPT yang memiliki bobot besar dalam indeks.

Sentimen eksternal yang membebani pasar pada pekan lalu antara lain ketegangan hubungan Amerika Serikat dan China. 

China berencana membatasi ekspor tanah jarang yang memicu respons keras Presiden AS Donald Trump. 

Amerika Serikat mengancam akan memberlakukan tambahan tarif hingga 100 persen jika China tetap pada rencana pembatasan tersebut. 

Tanah jarang merupakan bahan baku penting industri elektronik dan pertahanan nasional AS, sehingga konflik ini meningkatkan ketidakpastian global.

Selain itu, outlook pemangkasan suku bunga The Federal Reserve juga menjadi perhatian utama pasar global. 

Sebanyak 99 persen pelaku pasar meyakini The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan akhir bulan ini, sementara sisanya memperkirakan pemangkasan 50 basis poin. 

Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter ini memberi ruang bagi arus dana asing kembali masuk ke pasar negara berkembang termasuk Indonesia.

Dari sisi domestik, rencana pemerintah untuk menurunkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ke 8 persen juga menjadi faktor pendorong optimisme pasar. 

Menteri Keuangan tengah mempertimbangkan langkah ini untuk memperkuat daya beli masyarakat. Anggota DPR, Misbakhun, turut mendorong penurunan tarif PPN demi mempercepat perputaran ekonomi domestik.

Harga emas dunia turut mencetak rekor tertinggi baru di level USD4.381 per troy ounce. Lonjakan harga emas ini ditopang oleh meningkatnya tensi perang dagang AS–China, ekspektasi pemangkasan suku bunga, serta kekhawatiran atas stabilitas ekonomi Amerika Serikat akibat dampak government shutdown yang terjadi belakangan ini. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".