Logo
>

Minyak Rebound, Tembaga Tersungkur, Emas Stabil

Ditulis oleh Yunila Wati
Minyak Rebound, Tembaga Tersungkur, Emas Stabil

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah berjangka mengalami lonjakan pada perdagangan Senin, 9 September 2024, yang didorong oleh potensi badai yang mendekati Pantai Teluk Amerika dan pemulihan pasar dari aksi jual akhir pekan lalu setelah data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari yang diperkirakan.

    Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, melonjak 91 sen atau 1,34 persen, menjadi USD68,58 per barel pada pukul 09.50 WIB, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters di Beijing. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, menguat 89 sen atau 1,25 persen, menjadi USD71,95 per barel.

    Analis menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak ini sebagian besar merupakan reaksi terhadap potensi badai yang diperkirakan akan menghantam Pantai Teluk Amerika. Sistem cuaca di barat daya Teluk Meksiko diperkirakan akan berkembang menjadi badai sebelum mencapai Pantai Teluk barat laut Amerika, menurut National Hurricane Center pada Minggu, 8 September 2024. Pantai Teluk AS sendiri menyumbang sekitar 60 persen dari kapasitas penyulingan negara tersebut.

    "Sentimen pasar sedikit pulih setelah aksi jual minggu lalu," ujar Tina Teng, seorang analis independen.

    Pada penutupan Jumat, 6 September 2024, harga Brent merosot 10 persen dalam seminggu, mencapai level terendah sejak Desember 2021, sementara WTI turun 8 persen ke posisi terendah sejak Juni 2023.

    "Minyak mentah mencatat penurunan mingguan terbesar dalam 11 bulan terakhir di tengah latar belakang ekonomi yang suram. Data ketenagakerjaan AS yang lemah pada hari Jumat menambah kekhawatiran mengenai perlambatan permintaan minyak di konsumen terbesar dunia," tulis analis ANZ.

    Laporan ketenagakerjaan pemerintah AS, yang sangat dinantikan, menunjukkan bahwa non-farm payrolls meningkat 142.000 pada Agustus, angka yang jauh di bawah ekspektasi pasar dan merupakan kenaikan terkecil sejak penurunan langsung pada Desember 2020.

    Penurunan tingkat pengangguran menunjukkan bahwa Federal Reserve mungkin hanya akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini, dibandingkan pemotongan suku bunga setengah poin yang sempat diperkirakan. Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendorong permintaan minyak dengan memacu pertumbuhan ekonomi dan membuat minyak lebih terjangkau bagi pemegang mata uang non-dolar.

    Namun, permintaan yang lemah terus membatasi potensi kenaikan harga minyak. Margin penyulingan di Asia turun ke level musiman terendah sejak 2020, akibat permintaan yang lesu dari dua ekonomi terbesar. Ekspor bahan bakar minyak ke Pantai Teluk AS juga mengalami penurunan ke level terendah sejak Januari 2019, bulan lalu, disebabkan oleh margin penyulingan yang lebih rendah.

    Harga Tembaga Tersungkur

    Harga tembaga hari ini juga mengalami penurunan setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang mengecewakan memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi terbesar di dunia.

    Di London Metal Exchange, harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan turun 0,5 persen menjadi USD8.951 per metrik ton pada pukul 08.44 WIB. Penurunan ini mengikuti anjloknya harga tembaga sebesar 2,6 persen pekan lalu, yang merupakan penurunan mingguan terbesar sejak Juli. Sementara itu, kontrak tembaga Oktober yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange melorot 1,2 persen menjadi 71.720 yuan (USD10.091,89) per ton.

    Data ketenagakerjaan yang dirilis pada akhir pekan kemarin menunjukkan perlambatan pasar tenaga kerja yang lebih signifikan dari perkiraan, menambah ketidakpastian mengenai kemungkinan “soft landing” ekonomi Amerika. Penurunan ini menyebabkan aset berisiko, termasuk tembaga yang sering dianggap sebagai indikator ekonomi, jatuh.

    Meski ekspektasi pasar untuk pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September tetap ada, ukuran dan kecepatannya masih belum jelas. Investor kini menunggu data tambahan minggu ini, termasuk laporan perdagangan dari China, yang merupakan konsumen logam terbesar di dunia.

    Di kompleks LME, logam dasar lainnya menunjukkan pergerakan campur aduk.

    • Nikel naik 0,3 persen menjadi USD15.935 per ton
    • Timbal turun 0,2 persen menjadi USD1.959,50 per ton
    • Aluminium melemah 0,5 persen menjadi USD2.331 per ton
    • Seng berkurang 0,4 persen menjadi USD2.707 per ton
    • Timah ambles 1,8 persen menjadi USD30.470 per ton.

    Di bursa berjangka Shanghai, pergerakan logam juga bervariasi. Aluminium turun 0,9 persen menjadi 19.110 yuan per ton, nikel menyusut 1 persen menjadi 122.530 yuan, seng berkurang 0,4 persen menjadi 22.660 yuan, timbal anjlok 2,1 persen menjadi 16.545 yuan, dan timah melemah 0,7 persen menjadi 248.380 yuan per ton.

    Harga Emas Stabil

    Harga emas relatif stabil pada hari ini, diperdagangkan sedikit di bawah level kunci USD2.500, karena pasar menunggu data inflasi Agustus untuk petunjuk lebih lanjut tentang potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve bulan ini.

    Di pasar spot, harga emas naik tipis 0,02 persen menjadi USD2.498,02 per ons pada pukul 09.25 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat bertambah 0,12 persen menjadi USD2.527,60.

    Data ketenagakerjaan yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan bahwa non-farm payrolls meningkat 142.000 pekerjaan pada bulan lalu, lebih rendah dari ekspektasi ekonom yang disurvei Reuters yang memperkirakan penambahan 160.000 pekerjaan. Kenaikan ini mengikuti revisi penurunan menjadi 89.000 pekerjaan pada Juli.

    Pejabat Federal Reserve telah menunjukkan bahwa mereka mungkin memulai serangkaian pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan ini. Pernyataan dari pejabat Fed mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin, dengan potensi pemotongan yang lebih besar jika pasar kerja semakin melemah.

    Trader Fed funds futures memperkirakan peluang pemangkasan sebesar 25 basis poin sekitar 71 persen pada pertemuan 17-18 September, dengan kemungkinan penurunan 50 basis poin sekitar 29 persen, menurut FedWatch Tool CME Group. Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan daya tarik emas, yang tidak memberikan imbal hasil.

    Minggu ini, trader akan memantau Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat untuk Agustus yang akan dirilis pada Rabu, 11 September 2024, diikuti oleh Indeks Harga Produsen (PPI) pada Kamis, 12 September 2024.

    Di pasar India, diskon harga emas melonjak ke level tertinggi dalam tujuh minggu pekan lalu, akibat kenaikan harga yang menekan permintaan. Para trader dan analis mencatat bahwa konsumen Asia kemungkinan akan memanfaatkan penurunan harga.

    Sementara itu, harga perak spot naik 0,3 persen menjadi USD28,01 per ons, platinum menguat 0,3 persen menjadi USD924,02, dan paladium melonjak hampir 1 persen menjadi USD919,76.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79