Logo
>

Perkembangan Lapkeu ADRO Semester I, Investor Penasaran

Ditulis oleh Syahrianto
Perkembangan Lapkeu ADRO Semester I, Investor Penasaran

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yang bergerak di sektor batu bara, meningkat sebesar 3,24 persen menjadi Rp2.870 per saham dalam sebulan terakhir, menjelang akhir semester pertama tahun 2024. Peningkatan ini membuat 105.353 investor ADRO per 28 Juni 2024 penasaran akan rilis kinerja keuangan untuk semester pertama tahun ini, terutama di tengah perubahan sektor batu bara.

    Mahardika Putranto, Corporate Secretary ADRO, menyatakan bahwa laporan keuangan (Lapkeu) semester I 2024 akan diperiksa secara terbatas oleh akuntan publik. Berdasarkan catatan historis, perusahaan yang merupakan bagian dari portofolio PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini biasanya mengumumkan kinerja semester pertamanya di akhir Agustus.

    “Merujuk kepada Peraturan Bursa No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, dengan ini disampaikan Adaro Energy Indonesia akan melakukan penyampaian laporan keuangan kuartal II untuk tahun buku 2024 yang ditelaah secara terbatas oleh akuntan publik,” katanya dalam keterbukaan informasi dikutip pada Rabu, 17 Juli 2024.

    Pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham ADRO dibuka naik di level Rp2.890 per saham dan diparkir naik di level Rp2.900 per saham pada penutupan sesi. Adapun volume perdagangan saham yang terafialisi Garibaldi Thohir ini mencapai 8,83 juta lembar dan nilai transaksi Rp25,40 miliar.

    Sebelumnya, ADRO menargetkan volume produksi batu bara tahun 2024 sekitar 65-67 juta ton. Produksi tersebut terdiri dari 61-62 juta ton batu bara termal dan sekitar 4,9-5,4 juta ton batu bara metalurgi dari Adaro Minerals.

    Meski pemerintah terus mendorong diversifikasi bisnis ke arah non batu bara yang lebih ramah lingkungan, data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) justru menunjukkan bahwa penggunaan emas hitam mencapai rekor tertinggi pada 2023.

    Bahkan, satu dekade terakhir, penggunaan energi fosil ini melonjak lebih dari enam kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Tercatat, pada 2013 penggunaan batu bara hanya di angka 42,729 (BoE/satuan barel setara minyak), sedangkan pada akhir tahun lalu meningkat 316.754 BoE.

    Diversifikasi Bisnis ADRO

    Meski penggunaan batu bara diproyeksikan masih tetap tinggi, saat ini ADRO tengah mengembangkan bisnis di beberapa sektor yang mendukung ekosistem hijau di Indonesia, termasuk pembangunan smelter aluminium, perluasan pasar batu bara metalurgi, eksplorasi produk mineral hijau, dan pengembangan energi terbarukan (EBT).

    Diketahui ADRO sedang membangun smelter aluminium di Kalimantan Utara, tepatnya di Kawasan Industri Hijau Indonesia, yang merupakan yang terbesar di dunia. Menurut data perusahaan hingga kuartal I-2024, konstruksi smelter aluminium dan infrastrukturnya berjalan sesuai rencana, dengan tahap pertama ditargetkan rampung pada 2025 dengan kapasitas produksi 500.000 ton per tahun.

    Selain itu, ADRO juga berekspansi dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Matarang di area yang sama, yang ditargetkan memiliki kapasitas terpasang sebesar 1.375 MW dan potensi menghasilkan 9 Terawatt hour (TWh) per tahun. Pembangkit ini diharapkan dapat beroperasi pada 2030.

    PLTA ini akan menggunakan Bendungan Beton Tertutup dengan Batu (Concrete Faced Rockfill Dam - CFRD), dirancang dengan ketinggian puncak 235 meter dan panjang 815 meter, yang akan menjadi salah satu bendungan tertinggi di dunia.

    Tidak ketinnggalan, proyek kelistrikan lainnya juga digarap ADRO melalui anak usahanya, PT Adaro Power, bekerja sama dengan PT Medco Power Indonesia dan PT Energi Baru TBS untuk penyediaan energi dari panel surya.

    Selain itu, PT Adaro Power juga menjalin kerja sama dengan PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI) dalam pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 70 MW di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

    Jika sudah beroperasi, PLTB ADRO ini akan menjadi yang pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi sistem penyimpanan energi baterai atau Battery Energy Storage System (BESS) dengan kapasitas 10 MWh.

    Kinerja ADRO

    Emiten afiliasi Garibaldi Thohir tersebut mengumumkan kinerja kuartal I 2024. Laba bersih ADRO mengalami penurunan di kuartal I 2024 ini menjadi Rp6,09 triliun. Berdasarkan laporan keuangannya, ADRO mencetak pendapatan sebesar USD1,44 miliar atau setara Rp23,4 triliun (kurs Jisdor Rp16.276 per dolar AS) di kuartal I 2024. Pendapatan ini turun 21,53 persen secara tahunan dari USD1,83 miliar.

    ADRO menjelaskan volume produksi dan penjualan pada kuartal I 2023 masing-masing mencapai 18,07 juta ton dan 16,48 juta ton, atau naik 15 persen dan 5 persen dari kuartal I 2023. Peningkatan pada kinerja operasional ini mengimbangi penurunan 24 persen pada harga jual rata-rata (ASP) seiring berlanjutnya penurunan harga batu bara.

    Turunnya pendapatan ini juga turut membuat beban pokok pendapatan ADRO turun 24,21 persen menjadi USD815,1 juta, dari USD1,07 miliar secara tahunan. Hanya saja, laba bruto ADRO juga ikut turun 17,74 persen menjadi USD627,7 juta di kuartal I 2024, dari sebelumnya USD763,1 juta di kuartal I 2023.

    Alhasil, laba bersih ADRO juga ikut turun menjadi USD374,3 juta atau setara Rp6,09 triliun. Sebelumnya, di kuartal I/2023 ADRO mencetak laba bersih sebesar USD458,04 juta.

    Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir mengatakan di tengah ketidakpastian global dan kondisi harga yang melemah, ADRO mempertahankan komitmen terhadap efisiensi biaya. "Lebih lanjut, posisi neraca dan keuangan secara keseluruhan tetap sehat, sehingga menyediakan fleksibilitas pada saat ini," kata Garibaldi.

    Dia melanjutkan, ADRO memulai tahun ini dengan baik, dan ADRO memperluas investasinya ke bisnis-bisnis baru yang berjalan baik sesuai panduan yang telah ditetapkan. Adapun di akhir kuartal I 2024, total aset ADRO naik 7 persen menjadi USD10,46 miliar, dari USD9,82 miliar di akhir kuartal I 2023.

    Saldo kas ADRO pada akhir kuartal I 2024 naik 5 menjadi USD3,16miliar. Kas dan setara kas meliputi 30 persen total aset ADRO. Lalu total liabilitas pada akhir kuartal I 2024 tercatat sebesar USD2,67 miliar, atau turun 4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, total ekuitas ADRO tercatat US persen 7,79 miliar, yang mencerminkan kenaikan 11 persen secara tahunan karena peningkatan laba ditahan. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.