KABARBURSA.COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan pendapatansebesar USD407,12 juta, meningkat sebesar 0,20 persen dibanding tahun 2023.
Peningkatan pendapatan PGEO tersebut ditopang oleh produksi listrik dan uap sebesar 4.827 GWh. Pencapaian ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Dari sisi laba bersih, PGE membukukan USD160,30 juta, dengan EBITDA sebesar USD324,06 juta dan margin EBITDA mencapai 79,60 persen. Angka ini melampaui rata-rata industri energi terbarukan global, mencerminkan efisiensi operasional dan finansial yang solid.
Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio menjelaskan, peningkatan pendapatan juga diiringi oleh kenaikan beban operasional.
Faktor utama penyebabnya adalah biaya bunga pinjaman proyek (dikategorikan sebagai beban berdasarkan PSAK 223 yang berlaku sejak Januari 2024) serta investasi dalam pengembangan sumber daya manusia untuk memastikan tersedianya talenta unggul guna mendukung pertumbuhan perusahaan.
“Kami menerapkan strategi belanja yang fokus untuk menyiapkan pertumbuhan jangka panjang, termasuk dengan memanfaatkan peningkatan pendapatan tahun ini untuk terus mengembangkan talenta terbaik perusahaan, untuk mencapai target kapasitas terpasang yang semakin besar,” kata Yurizki dalam media briefing sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada pemangku kepentingan pada Rabu, 26 Maret 2025.
Yurizki menuturkan, PGE berkomitmen untuk menjaga fundamental keuangan yang solid guna mendukung ekspansi bisnis yang lebih agresif ke depan. Perusahaan terus meningkatkan kapasitas pembangkit demi mencapai target 1 GW dalam 2–3 tahun ke depan.
Sejumlah proyek utama yang dijalankan pada 2024 mencakup pengembangan Lumut Balai Unit 2 (55 MW), Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta berbagai proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW.
Selain ekspansi di sektor hulu, PGE juga menargetkan pertumbuhan di sektor hilir. Sepanjang 2024, perusahaan telah menjalin kerja sama strategis dalam peluang manufaktur komponen PLTP, serta pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau dengan mitra domestik maupun internasional, termasuk Elnusa, Multifab, Pertamina Gas, dan Sinopec Star.
Seluruh langkah ini bertujuan membangun fondasi pertumbuhan jangka panjang dengan peta jalan ekspansi kapasitas hingga 1,8 GW pada 2033. Untuk mewujudkannya, diperlukan pertumbuhan kapasitas rata-rata 12 persen per tahun. Kinerja solid yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir menjadi dasar kuat bagi pengembangan bisnis jangka panjang PGE.
Sementara itu, Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani menegaskan, meskipun kapasitas terpasang tidak mengalami perubahan dibanding tahun sebelumnya, PGE berhasil meningkatkan produksi pada 2024 melalui berbagai langkah optimalisasi.
“Kami terus mendorong peningkatan produksi melalui peningkatan ketersediaan, kapasitas, dan pengurangan outage. Tingkat reliabilitas sistem kami tetap tinggi dengan availability factor untuk uap sebesar 98,91 persen dan availability factor listrik sebesar 86,5 persen,” ujar Ahmad Yani.
Sumber Energi Bersih Berkelanjutan
Sementara itu, Direktur Utama PGE, Julfi Hadi menyampaikan peran penting panas bumi sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan.
“Panas bumi dengan potensi yang melimpah di Tanah Air memiliki posisi yang strategis dalam mewujudkan swasembada energi di Indonesia yang menjadi visi pemerintah. PGE berkomitmen untuk memanfaatkan potensi ini guna mendukung target net zero emission (NZE) 2060, memperkuat ketahanan energi nasional, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” papar Julfi Hadi.
Saat ini, PGE mengelola kapasitas terpasang 672,5 MW dari total potensi sumber daya panas bumi sekitar 3 GW milik perusahaan. Dalam upaya ekspansi panas bumi yang dilakukan, strategi PGE meliputi pengembangan proyek-proyek quick wins, pengembangan green field, serta strategi beyond energy yang mencakup produksi produk hijau turunan panas bumi dan penguatan ekosistem downstream.
PGE terus berkontribusi terhadap pencapaian net zero emissions tahun 2060 dengan berhasil menghindari emisi karbon sebesar 4,05 juta ton CO2eq pada 2024. Selain itu, dari sisi keberlanjutan, PGE menduduki peringkat pertama ESG Sustainability Rating untuk perusahaan publik di Indonesia dengan skor 7,1 untuk negligible risk.
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE, Edwil Suzandi, menegaskan bahwa PGE memiliki komitmen tinggi terhadap keberlanjutan.
“Keberlanjutan menjadi bagian integral dari strategi bisnis kami. Selain pengembangan panas bumi, kami juga aktif dalam perdagangan karbon dan eksplorasi teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi energi,” ujar Edwil Suzandi.
Belum Ajukan Pendanaan ETAF
Sebelumnya, Yurizki mengungkapkan penyebab perusahaan belum mengajukan proyek untuk pendanaan melalui Energy Transition Accelerator Financing (ETAF) yang dikelola oleh IRENA.
Menurutnya, PGEO masih mempertimbangkan berbagai opsi pendanaan yang paling sesuai untuk mendukung ekspansi perusahaan.
“Secara prinsip, PGE selalu terbuka terhadap berbagai skema pendanaan yang dapat mendukung pengembangan energi panas bumi,” ujar Yurizki kepada kabarbursa.com di Jakarta, Senin, 24 Maret 2025.
“Namun, fleksibilitas skema pembiayaan menjadi faktor penting dalam keputusan investasi, termasuk tenor, bunga, dan persyaratan lain yang harus disesuaikan dengan karakteristik proyek geothermal,” tambahnya.
Menurutnya, perusahaan terus mengevaluasi opsi pendanaan yang paling optimal agar proyek yang sedang berjalan maupun yang akan dikembangkan dapat berlangsung secara berkelanjutan dan efisien.
“Terkait program pendanaan dari IRENA, dapat kami sampaikan bahwa saat ini belum ada project yang kami ajukan untuk mendapatkan pendanaan dari IRENA dengan skema pendanaan ETAF,” jelasnya.
Kendati demikian, PGEO tetap membuka peluang untuk memanfaatkan skema pendanaan global yang dapat mendukung pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Keputusan untuk mengakses ETAF atau skema lainnya akan bergantung pada relevansinya dengan kebutuhan proyek serta kelayakan finansial jangka panjang. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.