Yoki menekankan bahwa ekspansi internasional PIS berperan besar dalam kesuksesan ini. Dengan kehadiran kantor cabang di Singapura dan Dubai, PIS berhasil memperluas jangkauan operasionalnya hingga mencakup 50 rute global dan lima benua.
Ekspansi ini memungkinkan PIS untuk bersaing di pasar global, menawarkan solusi logistik yang kompetitif tidak hanya kepada pelanggan di dalam Pertamina Group tetapi juga di luar, sehingga memperluas jangkauan dan dampak bisnisnya .
Kinerja PIS pada tahun 2023 juga dipengaruhi oleh program transformasi perusahaan yang menghasilkan inisiatif strategis penting.
Pertumbuhan pendapatan yang signifikan, sebesar USD3,330 miliar, melampaui target yang ditetapkan dalam Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 111,37 persen. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan kargo impor Free-on-Board (FOB), sewa kapal, dan jasa pelabuhan.
Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) juga meningkat 16,88 persen menjadi USD990,37 juta .
Dari sisi operasional, PIS mengangkut sebanyak 161 miliar liter minyak, produk BBM, dan LPG yang didistribusikan baik di dalam negeri maupun internasional. PIS juga fokus pada peremajaan armada, ekspansi, dan kepatuhan terhadap regulasi. Dari total 94 armada yang dikelola, 58 kapal mendapatkan skor rata-rata 3,15 dari 5 dalam Ship Inspection Report (SIRE), memenuhi syarat untuk beroperasi di perairan regional khusus. Armada-armada PIS juga lulus inspeksi oleh perusahaan minyak dan gas global terkemuka .
Produktivitas PIS meningkat dengan penerapan standar keselamatan kelas dunia dan program prioritas kesejahteraan pelaut. Pada tahun 2023, PIS mencatat zero fatality untuk kru kapal dan 40,5 juta jam kerja aman, menunjukkan komitmen tinggi terhadap keselamatan dan kesejahteraan para pekerja .
Kesuksesan ini menegaskan posisi PIS sebagai pemain utama dalam logistik maritim di kawasan regional dan global, dengan potensi terus meningkatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan internasional.
Berkat Transformasi Digital
PT Pertamina (Persero) mencatat kinerja cemerlang sepanjang 2023 berkat transformasi digital dan inovasi riset teknologi.
Melalui inovasi ini, Pertamina berhasil mencetak kinerja positif di hampir semua lini bisnis.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menekankan bahwa digitalisasi dan riset teknologi merupakan kunci utama peningkatan kinerja Pertamina.
Dengan digitalisasi, Pertamina dapat mengelola bisnis dari hulu ke hilir secara terpadu.
“Kami telah mulai menggunakan AI (kecerdasan buatan) untuk mengolah dan menganalisis data dengan lebih cepat sehingga keputusan bisa diambil dengan akurat,” ujar Nicke dalam pernyataannya di Jakarta, Senin 24 Juni 2024.
Pertamina juga terus mengembangkan riset dan teknologi untuk meningkatkan produk bernilai tinggi. Pertamina menguasai 24 persen sektor hulu dengan kontribusi terhadap produksi minyak sebesar 69 persen dan gas 34 persen. Ribuan sumur juga dikelola dengan digitalisasi yang sudah terhubung hingga ke hilir.
Pada 2023, Subholding Upstream Pertamina berhasil meningkatkan produksi migas sebesar 8 persen. Selain itu, Pertamina terus menambah cadangan migas baru baik dari blok migas eksisting maupun baru.
“Ini luar biasa, untuk meningkatkan produksi migas, Pertamina melakukan pengeboran sekitar 800 sumur baru. Karena itu, 62 persen investasi Pertamina dialokasikan ke hulu,” jelas Nicke.
Sektor pengolahan juga menunjukkan kinerja positif. Subholding Refining & Petrochemical Pertamina terus menjaga produktivitas kilang dengan kapasitas 1,025 juta barel per hari. Sepanjang 2023, operasional kilang berjalan tanpa pemberhentian yang tidak direncanakan.
“Ini bukan hasil yang instan, tapi proses lima tahun di mana Pertamina telah melakukan revamping kilang,” katanya.
Pertamina juga telah melaksanakan sembilan proyek peningkatan produktivitas, efisiensi energi, dan penambahan kapasitas kilang.
Di hilir, lanjut Nicke, digitalisasi Subholding Commercial & Trading Pertamina berhasil mengendalikan kuota BBM dan elpiji bersubsidi serta meningkatkan penjualan BBM non-subsidi sebesar 2 persen, yang sebagian besar diserap industri.
“Artinya, ini mendorong industri untuk tumbuh lebih baik,” tutur Nicke.
Dalam bisnis pengangkutan, Integrated Marine & Logistic Subholding Pertamina mengoperasikan 760 kapal dan terus melakukan ekspansi bisnis internasional. Saat ini, melalui Pertamina International Shipping (PIS), Pertamina telah memiliki 50 rute pelayaran internasional.
Pada 2023, volume yang diangkut mencapai 161 juta kiloliter (KL), naik 3 persen dibandingkan 2022.
Kinerja bisnis Gas Subholding juga menunjukkan hasil positif. Pada 2023, volume penjualan gas mencapai 337 ribu BBTU, meningkat 3 persen dari sebelumnya, yaitu 327 ribu BBTU.
Nicke menekankan bahwa gas menjadi andalan Pertamina dalam transisi energi dan pembangunan infrastruktur gas akan mempercepat transisi energi di Indonesia.
“Kunci transisi energi ada di gas karena menjadi perantara dari bahan bakar menuju energi terbarukan,” ujar Nicke.
Melalui Power & NRE Subholding, Pertamina berhasil meningkatkan produksi energi bersih sebesar 17 persen menjadi 5.452 gigawatt hour (GWh) dari sebelumnya 4.659 GWh.
“Tahun lalu, PNRE berhasil menyelesaikan proyek gas yang diintegrasikan dengan regasifikasi terbesar di Asia Tenggara, yakni PLTGU Jawa 1 sebanyak dua unit dengan kapasitas masing-masing 880 megawatt (MW),” katanya.
Selain kinerja positif, Pertamina juga menjalankan proses bisnisnya dari hulu ke hilir dengan lebih ramah lingkungan. Pertamina berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 34 persen, lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 31,89 persen.