Logo
>

Prediksi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari ini

Ditulis oleh KabarBursa.com
Prediksi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan berfluktuasi, namun diprediksi akan menguat di kisaran Rp15.070 hingga Rp15.180 pada perdagangan Senin, 23 September 2024.

    Pada penutupan perdagangan Jumat, 20 September lalu, rupiah menguat 0,48 persen atau 89 poin, mencapai Rp15.150 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar tercatat naik 0,09 persen menjadi 100,7.

    Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada akhir pekan lalu, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh beberapa sentimen.

    Dari luar negeri, bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), memulai siklus pelonggaran yang berpotensi menurunkan suku bunga hingga 125 basis poin (bps) tahun ini. The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps, sesuai dengan ekspektasi pasar, tetapi Ketua Fed Powell memberikan pandangan prospek yang kurang dovish untuk suku bunga jangka menengah dan panjang, dengan menyebutkan bahwa suku bunga netral akan jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

    Para trader menyambut dengan antusias kemungkinan adanya penurunan suku bunga yang signifikan dalam waktu dekat. Harapan ini muncul di tengah situasi ekonomi yang sedang berkembang, di mana kebijakan moneter yang lebih longgar dapat memberikan dampak positif bagi pasar.

    Penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan likuiditas, dan mendorong investasi.

    Para pelaku pasar percaya bahwa langkah ini akan memberikan peluang yang lebih baik dalam trading, terutama di sektor-sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga. Dengan demikian, sentimen positif ini dapat berkontribusi pada stabilitas dan penguatan pasar dalam waktu yang akan datang.

    Sementara, dari dalam negeri, mengingat agresivitas The Fed yang akan mengurangi suku bunga acuan, Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan melakukan pemangkasan tambahan sebesar 75 hingga 100 bps, membawa suku bunga ke kisaran 5,25 persen hingga 5,00 persen. Pemangkasan ini bertujuan untuk menggerakkan kembali perekonomian yang sebelumnya lesu akibat tingginya suku bunga kredit perbankan.

    Momentum penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi sektor perbankan.

    Pelonggaran kebijakan moneter ini diperkirakan akan menurunkan biaya dana, yang selanjutnya berdampak pada penurunan suku bunga kredit.

    “Ini bertujuan untuk meningkatkan permintaan kredit agar perekonomian pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan,” kata Ibrahim.

    Selain itu, neraca perdagangan Indonesia tetap stabil dengan cadangan devisa yang terus meningkat.

    Pada Agustus 2024, inflasi tahunan sedikit menurun menjadi 2,12 persen, dari 2,13 persen pada Juli 2024, dan tetap dalam kisaran target BI sebesar 1,5 persen hingga 3,5 persen.

    Ibrahim memperkirakan bahwa hari ini, mata uang rupiah akan mengalami fluktuasi, tetapi pada akhirnya akan ditutup dengan penguatan. Ia memprediksi bahwa pergerakan nilai tukar rupiah akan berada dalam rentang antara Rp15.070 hingga Rp15.180.

    APBN KiTa

    Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani akan mengadakan konferensi pers mengenai APBN KiTa hari ini, Senin, 23 September 2924, di mana dia akan menjelaskan realisasi pendapatan dan belanja pemerintah hingga Agustus 2024.

    Selain itu, Sri Mulyani akan membahas upaya pemerintah untuk mempercepat belanja ke depan.

    Konferensi pers ini kemungkinan menjadi yang terakhir bagi Sri Mulyani sebelum pergantian pemerintahan dari Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden terpilih, Prabowo Subianto, pada bulan Oktober.

    Hari ini, Bank Indonesia (BI) juga akan merilis data mengenai uang beredar (M2) pada Agustus 2024. Sebelumnya, pada Juli 2024, likuiditas perekonomian dalam kategori M2 tercatat tumbuh sebesar 7,4 persen (tahun ke tahun), dengan total mencapai Rp8.970,8 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,3 persen dan uang kuasi sebesar 7,2 persen.

    Sedangkan dari luar negeri, Amerika Serikat (AS) juga akan merilis data awal untuk PMI Manufaktur S&P Global dan PMI Jasa untuk September 2024.

    PMI Manufaktur S&P Global untuk Agustus direvisi sedikit menurun menjadi 47,9, menunjukkan penurunan signifikan di sektor manufaktur AS sepanjang tahun ini.

    Produksi mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, seiring penurunan penjualan yang dipicu oleh melemahnya permintaan.

    Rupiah terhadap dolar AS menunjukkan tren penguatan yang stabil, mengikuti rata-rata pergerakan selama 20 jam. Jika penguatan ini berlanjut, pelaku pasar perlu memantau level support di Rp15.060 per dolar AS, yang diperoleh dari low candle intraday pada 20 September 2024.

    Sebaliknya, jika terjadi pelemahan, level yang harus diwaspadai berada di Rp15.230 per dolar AS, berdasarkan rata-rata pergerakan selama 50 jam. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi