Logo
>

Senin, Harga Emas Antam di Semarang Naik Tipis

Ditulis oleh KabarBursa.com
Senin, Harga Emas Antam di Semarang Naik Tipis

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas Antam di Butik Logam Mulia Semarang hari ini, 10 Juni 2024 alami kenaikan yang begitu signifikan. Kini nilai emas berada di level Rp1.329.000/gram.

    Sebelumnya, berdasarkan informasi resmi dari Logam Mulia, harga emas di Semarang pada 9 Juni 2024 berada di nilai Rp 1.328.000/gram. Lalu pada perubahan terakhir, per 10 Juni 2024 pukul 08.14 WIB harga emas naik tipis sebesar Rp 1.000.

    Sementara itu, ini daftar harga emas Antam yang dijual di Butik Emas Logam Mulia Semarang berdasarkan update terakhir.

    0,5 gr= Rp 714,500

    1 gr= Rp 1,329,000

    2 gr= Rp 2,598,000

    3 gr= Rp 3,872,000

    5 gr=  Rp 6,420,000

    10 gr= Rp 12,785,000

    25 gr= Rp 31,837,000

    50 gr= Rp 63,595,000

    100 gr= Rp 127,112,000

    Sebagai catatan bahwa harga yang tertera di atas merupakan harga yang belum dikenai pajak PPh sebesar 0,25 persen dari harga emas.

    Sebagai informasi, Daftar harga emas Antam di Semarang dikutip dari Butik Emas Logam Mulia berlokasi di blok A7 DP Mall, Jl. Pemuda No. 150 Kota Semarang.

    Harga Emas Batangan

    Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada hari Minggu 9 Juli 2024, tidak mengalami perubahan dibandingkan hari sebelumnya.

    Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.328.000. Harga ini sama dengan harga Sabtu 8 Juni 2024, yang turun Rp 38.000 dari harga Jumat 7 Juni 2024 yang berada di posisi Rp 1.366.000 per gram.

    Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penurunan harga emas Antam dipengaruhi oleh melemahnya harga emas dunia. Berdasarkan data dari Trading Economics, harga emas turun signifikan 3,53 persen ke level US$ 2.293 per ons troi pada Minggu 9 Juni 2024. Dalam sepekan, harga emas turun 1,46 persen.

    Lukman menyebutkan bahwa penurunan harga emas disebabkan oleh dua faktor utama: data yang menunjukkan bahwa pemerintah China tidak menambah kepemilikan emas selama bulan Mei, dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS), Non Farm Payroll (NFP), yang jauh lebih kuat dari perkiraan.

    “Sedangkan penguatan rupiah juga sedikit menekan harga emas, meskipun sentimen ini tidak besar. Pelemahan rupiah justru menaikkan harga jual emas,” kata Lukman. Saat ini, investor masih mencerna perkembangan tersebut, dan belum diketahui apakah pelemahan rupiah akan berdampak signifikan terhadap harga emas ke depannya.

    Sentimen Utama

    Namun, Lukman melihat bahwa harga emas masih akan tumbuh positif ke depannya. Ia memprediksi harga emas hingga akhir tahun akan berada di level US$ 2.580 per ons troi, dengan potensi mencapai US$ 2.700 per ons troi. Dia menambahkan bahwa sentimen utamanya datang dari pembelian bank-bank sentral dunia dan harapan akan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga. Selain itu, konflik di Timur Tengah bisa membawa kenaikan lebih cepat dan lebih besar.

    “Menurut saya, penurunan ini hanya sementara. Namun, untuk jangka pendek, harga akan volatile dan berpotensi kembali terkoreksi. Jadi, tren harga emas masih naik, penurunan ini diperlukan sebagai koreksi teknis untuk menarik minat beli,” jelasnya.

    Sementara itu, kondisi pasar emas di Indonesia terus dipantau oleh berbagai kalangan, terutama para investor yang menjadikan emas sebagai instrumen lindung nilai (hedging). Emas dianggap sebagai aset aman (safe haven) yang bisa melindungi nilai investasi dari gejolak ekonomi dan inflasi.

    Di tengah ketidakpastian global, emas seringkali menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari keamanan. Selain itu, dengan adanya perubahan kebijakan moneter dari bank sentral di berbagai negara, permintaan terhadap emas diperkirakan akan terus meningkat.

    Meskipun harga emas mengalami penurunan sementara, banyak pihak optimis bahwa tren kenaikan harga emas akan terus berlanjut dalam jangka panjang. Hal ini terutama didorong oleh kondisi geopolitik yang tidak menentu serta kebijakan ekonomi yang diambil oleh negara-negara besar.

    Dengan demikian, investor disarankan untuk tetap memperhatikan perkembangan pasar emas dan mempertimbangkan emas sebagai bagian dari portofolio investasi mereka. Harga emas yang cenderung stabil dan meningkat dalam jangka panjang membuatnya menjadi pilihan yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Perusahaan Tambang Emas

    Antam, salah satu perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia, menghadapi proses penting dalam mendapatkan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk tambang nikel PT Sumber Daya Arindo (SDA) dan PT Nusa Karya Arindo (NKA). Proses ini menjadi lebih menarik setelah penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 pada akhir Mei 2024, yang memperbolehkan pemegang konsesi untuk beroperasi dengan syarat kepemilikan minimal 30 persen dalam kegiatan hilir.

    SDA dan NKA, yang mayoritas dimiliki oleh Antam dan anggota MIND ID, tampaknya memenuhi syarat tersebut karena kepemilikan mayoritas mereka di PT Feni Haltim (FHT) dan 30 persen di HPAL JVco. Timothy Wijaya, seorang analis dari BRI Danareksa Sekuritas, menyatakan dalam risetnya bahwa manajemen Antam optimis bahwa persetujuan RKAB untuk SDA dan NKA dapat diperoleh pada Juli mendatang. Ini berpotensi meningkatkan penjualan Antam menjadi 13-14 wmt pada tahun ini, dibandingkan dengan asumsi sebelumnya sebesar 12 wmt. (byu/prm)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi