Logo
>

Wajib Tahu! 4 Kesalahan Pengereman yang Bikin Mobil Cepat Rusak

Hankook Tire ungkap empat kesalahan pengereman yang sering dilakukan pengemudi dan bisa berakibat fatal bila diabaikan, berikut cara mencegahnya.

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Wajib Tahu! 4 Kesalahan Pengereman yang Bikin Mobil Cepat Rusak
Ilustrasi ban Hankook. Foto: dok Hankook.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Sistem pengereman memiliki peran penting dalam menjaga keselamatan berkendara. Komponen ini berfungsi memperlambat atau menghentikan laju kendaraan. 

    Namun, kebiasaan mengerem yang kurang tepat dapat menimbulkan risiko kehilangan kendali, terutama di jalan licin atau ketika pengemudi harus berhenti mendadak. 

    National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono mengungkapkan, pengendara sering mengerem tanpa menyesuaikan kondisi jalan atau kecepatan kendaraan. 

    Menurutnya, kebiasaan ini terlihat sepele, tapi dampaknya konsumsi bahan bakar jadi lebih boros, rem dan ban jadi lebih cepat aus, hingga menurunkan respons kendaraan di situasi darurat. 

    “Pengemudi perlu memahami bahwa pengereman bukan sekadar menghentikan mobil, tapi juga bagian dari cara mengontrol kendaraan secara aman dan efisien,” ujar Apriyanto dalam keterangannya, Selasa, 4 November 2025. 

    Hankook Tire, produsen ban global, memaparkan empat kesalahan umum dalam pengereman yang sering tidak disadari pengendara, beserta cara menghindarinya. 

    Kesalahan pertama adalah menarik rem tangan terlalu lama saat parkir. Rem tangan bekerja dengan menekan kampas rem ke tromol atau cakram belakang agar kendaraan tidak bergerak. 

    Jika dibiarkan aktif terlalu lama, terutama setelah digunakan dalam kondisi basah, kampas dapat menempel pada permukaan tromol dan berpotensi lepas dari dudukannya. Bila dipaksa berjalan, kendaraan berisiko mengalami kerusakan pada sistem rem. Untuk parkir lebih dari satu minggu, disarankan menggunakan balok atau tire stopper sebagai pengganjal ban. 

    Kesalahan kedua, terlalu bergantung pada rem di jalan menurun. Kebiasaan menginjak pedal rem terus-menerus saat melewati turunan panjang dapat memicu peningkatan suhu hingga overheating dan menyebabkan rem blong. 

    Untuk mencegah hal ini, pengemudi dapat menerapkan teknik engine brake dengan menurunkan gigi transmisi agar mesin turut membantu menahan laju kendaraan. Disarankan juga menggunakan metode intermittent braking atau pengereman bertahap dengan jeda agar sistem rem dapat mendingin. 

    Kesalahan ketiga, menekan pedal rem dan kopling secara bersamaan pada mobil manual. Saat kopling ditekan, hubungan tenaga antara mesin dan roda terputus sehingga mobil kehilangan bantuan pengereman dari mesin. 

    Kondisi ini membuat kendaraan sulit dikendalikan pada kecepatan tinggi. Cara yang benar, tekan pedal rem terlebih dahulu, lalu kopling ketika kecepatan sudah berkurang. 

    Penggunaan rem dan kopling bersamaan sebaiknya hanya dilakukan saat kendaraan hampir berhenti atau dalam situasi darurat untuk menghindari mesin mati. 

    Kesalahan keempat adalah terlalu sering melakukan rem mendadak. Kebiasaan ini memberi tekanan tinggi pada sistem rem dan ban, menyebabkan keausan tidak merata atau munculnya flat spot yang mengurangi daya cengkeram. 

    Di jalan licin, kondisi tersebut meningkatkan risiko selip. Sebaiknya lakukan pengereman secara halus dan bertahap. Untuk kendaraan yang sudah dilengkapi sistem ABS, tekan pedal rem secara konstan tanpa melepasnya agar sistem bekerja optimal menjaga traksi ban. 

    Apriyanto menambahkan, selain memahami teknik pengereman yang benar, pengemudi juga perlu melakukan perawatan rutin pada kendaraan. Salah satunya dengan mengganti kampas rem ketika muncul tanda-tanda seperti suara berdecit atau daya cengkeram yang mulai berkurang. 

    “Pengereman yang aman juga perlu ditunjang dengan kondisi ban yang prima, karena ban berperan penting menjaga traksi dan stabilitas kendaraan di berbagai situasi jalan, seperti Kinegy Eco2 dan Ventus Prime 4,” ujarnya. 

    Ia menuturkan, Hankook Kinergy Eco2 dirancang untuk segmen touring dengan teknologi Aqua-edge dan pola tapak yang dioptimalkan. Kombinasi tersebut meningkatkan efisiensi bahan bakar, daya cengkeram di permukaan basah, serta menekan kebisingan untuk kenyamanan berkendara. 

    Sementara Hankook Ventus Prime 4 ditujukan untuk segmen grand touring dengan teknologi High Mileage Compound, yaitu material berdaya tahan tinggi yang menjaga kekakuan blok tapak, mengurangi hambatan gulir, dan memperpanjang usia pakai ban. 

    Hankook Kinergy Eco2 tersedia dalam ukuran ring 13–17 inci, sedangkan Ventus Prime 4 hadir dalam ukuran ring 16–19 inci. Keduanya telah tersedia di jaringan resmi distributor Hankook Tire di seluruh Indonesia.(*) 

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.