KABARBURSA.COM - Kementerian Perindustrian mendorong pemanfaatan limbah kelapa sawit, khususnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS), untuk dikembangkan menjadi bioethanol melalui proses ekstraksi glukosa.
Langkah ini dinilai dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar energi bersih global, seiring peningkatan kebutuhan energi terbarukan.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sinergi lintar sektor antara pemerintah dan sektor industri.
“Kami optimistis, kolaborasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menghadirkan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Menperin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 16 September 2025.
Upaya tersebut diwujudkan melalui kerja sama antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Kolaborasi ini juga melibatkan PT Rekayasa Industri serta Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai mitra strategis dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.
Sementara itu, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menegaskan, kerja sama lintas sektor menjadi fondasi penting dalam menghadirkan inovasi hijau.
“Kolaborasi erat antara pemerintah, lembaga riset, dan industri seperti yang terjalin antara BBSPJIA dan Toyota merupakan fondasi bagi inovasi hijau di Indonesia. Kami sangat berkomitmen untuk mendukung pengembangan standardisasi serta layanan jasa industri yang dapat memacu transformasi sektor industri menjadi lebih berdaya saing sekaligus berwawasan lingkungan,” katanya.
BBSPJIA, melalui fasilitas Pilot Plant Fraksionasi TKKS, berperan sentral dalam mengembangkan teknologi pemanfaatan limbah agroindustri. Dari instalasi ini, limbah TKKS dapat diolah menjadi produk bernilai tambah seperti bioethanol, glukosa, xylosa, lignin, dan turunan lainnya.
Kepala BBSPJIA Yuni Herlina Harahap menjelaskan, fasilitas tersebut menjadi wadah riset yang mendukung industri dalam menghasilkan energi terbarukan dari limbah sawit yang selama ini belum dimanfaatkan optimal.
“Proyek percontohan ini merupakan kolaborasi teknis yang diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi bioenergi berkelanjutan berbasis sawit, sekaligus membuka jalan bagi kerja sama riset lebih lanjut yang fokus pada pengembangan biomassa sebagai sumber energi ramah lingkungan,” terangnya.
Sementara Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam menambahkan, bioethanol dari TKKS bukan sekadar sumber energi alternatif, melainkan bagian dari ekonomi sirkular yang memberikan nilai tambah pada industri sawit.
“Kami sangat mengapresiasi peran dari BBSPJIA sebagai lembaga riset yang mampu menghadirkan solusi teknologi dan inovasi yang nyata untuk menghadapi tantangan energi masa depan,” ujarnya.
Melalui inisiatif ini, semua pihak sepakat untuk terus memperkuat komunikasi dan menjajaki peluang kolaborasi lebih luas, tidak hanya bagi pengembangan teknologi nasional, tetapi juga dalam menempatkan Indonesia pada posisi strategis di pasar energi bersih dunia.(*)