Logo
>

BI Rate Diprediksi Turun pada Oktober, Besarnya?

Ditulis oleh Yunila Wati
BI Rate Diprediksi Turun pada Oktober, Besarnya?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) pada Oktober mendatang. Para analis mengatakan, kemungkinan pemangkasan akan terjadi sebesar 25 basis poin, menyusul pemangkasan dengan besaran yang sama pada November dan Desember. Artinya, BI Rate nantinya diproyeksikan berada pada level 5,75 persen di akhir 2024.

    "Dengan meredanya inflasi dan semakin lebarnya jarak dengan suku bunga kebijakan, sinyal perubahan arah kebijakan moneter semakin kuat," ungkap Karinska Salsabila Priyatno, dari Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dalam pernyataan tertulisnya pada Selasa, 3 September 2024.

    Bank Indonesia (BI) telah memberikan indikasi yang jelas bahwa pemangkasan suku bunga acuan mungkin akan dimulai pada Kuartal IV 2024. Proyeksi ini sejalan dengan pelonggaran moneter yang diharapkan dari Federal Reserve (The Fed).

    "The Fed diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga acuan pada September," tambah Bella.

    Pada Agustus, inflasi Indonesia stabil di 2,1 persen YoY, sesuai dengan ekspektasi Bella dan menjadi tingkat terendah dalam 30 bulan terakhir.

    "Dengan suku bunga berada di 6,25 persen, terdapat selisih yang signifikan antara suku bunga dan inflasi," jelas Bella.

    Inflasi inti juga mencatat penurunan tajam menjadi 3,0 persen YoY, yang merupakan level terendah dalam 12 bulan terakhir. Penurunan ini terutama dipicu oleh turunnya harga komoditas seperti bawang merah, ayam ras, dan tomat, yang didukung oleh kondisi iklim yang kondusif sehingga pasokan tetap terjaga.

    "Stabilnya inflasi memberikan ruang bagi BI untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga," tutup Bella.

    Sementara itu, Tamara M Henderson dari BloombergEconomics, data inflasi Agustus menunjukkan angka yang lebih stabil, mengindikasikan prospek inflasi yang lebih rendah ke depan. Ini memberikan ruang yang lebih besar bagi BI untuk memulai penurunan bunga acuan, berpotensi mendahului pengumuman The Fed.

    “Inflasi inti dan inflasi IHK Indonesia yang menunjukkan stabilitas pada Agustus, ditambah dengan prospek inflasi yang lebih lemah, serta kemungkinan pemangkasan bunga oleh The Fed, membuka peluang bagi BI untuk mengurangi bunga acuan pada bulan ini,” ujar Tamara dalam laporan pasca-rilis inflasi oleh BPS.

    Meski BI telah berulang kali memberikan sinyal bahwa mereka akan menunggu keputusan The Fed, data inflasi yang semakin stabil bisa mengubah pertimbangan mereka. Peluang bagi The Fed untuk melakukan pivot pada September semakin besar, terutama setelah pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole. Saat ini, pasar swap memproyeksikan probabilitas penurunan bunga The Fed sebesar 70 persen.

    Dengan jarak waktu pengumuman keputusan bunga antara The Fed dan BI yang sangat dekat, para ekonom memperkirakan BI kemungkinan besar akan mendahului dengan memangkas suku bunga sebesar 25 bps, menjadi 6,25 persen.

    BI Wajib Hati-hati

    Penguatan kembali dolar AS belakangan ini mungkin membuat Bank Indonesia (BI) memilih untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. Menurut analisis dari Mega Capital Sekuritas, lonjakan indeks dolar AS yang saat ini sedang menguat bisa menambah risiko bagi rupiah jika BI memutuskan untuk memangkas suku bunga sebelum Federal Reserve (The Fed) mengumumkan keputusan mereka.

    Rupiah, yang baru saja mencatatkan kinerja bulanan terbaik pada Agustus lalu, berpotensi melemah jika BI terlalu cepat melakukan penyesuaian suku bunga. Pasar masih menunggu rilis data ketenagakerjaan pekan ini, yang akan menjadi informasi penting sebelum FOMC diadakan pada 18 September waktu Amerika.

    “Prediksi kami menunjukkan bahwa inflasi akan tetap rendah dan stabil hingga akhir 2024. Dalam situasi ini, BI mungkin lebih fokus pada stabilisasi rupiah,” ujar Lionel Priyadi, analis Mega Capital Sekuritas, dalam catatannya.

    BI mungkin memilih untuk tidak mengambil risiko dengan menunggu keputusan dari The Fed sebelum membuat langkah besar, mengingat penguatan dolar AS dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah dan stabilitas ekonomi domestik.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa kemungkinan bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga, terbuka lebar. Penyebabnya adalah deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut dan hampir mendekati rekor.

    Walau begitu, BI tetap bersikap hati-hati lantaran Federal Reserve atau the Fed belum mengumumkan penurunan suku bunga yang dijanjikan akan terjadi pada September 2024. Bisa jadi, usai Jerome Powell membacakan keputusan besaran penurunan suku bunga AS, dalam waktu kurang dari 24 jam atau kemungkinan lebih dari itu, BI akan menyusul melakukan hal yang sama.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79