Logo
>

Ekspansi Strategis, Kredit BNI Melonjak hingga 11,7 Persen

Ditulis oleh KabarBursa.com
Ekspansi Strategis, Kredit BNI Melonjak hingga 11,7 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM -PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat pertumbuhan kredit yang impresif sebesar 11,7 persen secara tahunan (Year on Year/YoY) hingga Juni 2024, mencapai Rp727 triliun. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama yang mencatatkan kenaikan 9,6 persen YoY.

    Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menjelaskan bahwa lonjakan kredit ini didorong oleh ekspansi yang hati-hati namun strategis, terutama pada segmen berisiko rendah seperti korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun BUMN, kredit konsumer, serta perusahaan anak.

    “Pertumbuhan kredit yang akseleratif ini tidak terlepas dari stabilitas perekonomian nasional di tengah gejolak global yang dinamis. Selain itu, lingkungan operasi perbankan juga terus membaik, terutama sejak Bank Indonesia [BI] memberikan insentif berupa pelonggaran kewajiban pemenuhan giro wajib minimum [GWM] dalam rupiah kepada bank yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor tertentu. Insentif ini berlaku mulai 1 Juni 2024,” ungkap Royke dalam konferensi pers virtual, Kamis 22 Agustus 2024.

    BI memperluas cakupan sektor prioritas kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM), yang kini mencakup sektor otomotif, perdagangan, listrik, gas, air, serta jasa sosial, ekonomi kreatif, dan pembiayaan hijau. Sektor-sektor ini melengkapi sektor hilirisasi minerba, perumahan, dan pariwisata yang sudah lebih dulu diprioritaskan.

    Dengan adanya insentif ini, perbankan memperoleh tambahan likuiditas yang dapat dioptimalkan untuk menyalurkan kredit lebih luas ke masyarakat.

    Bagi BNI, insentif ini juga membawa dampak positif pada biaya dana (Cost of Fund/CoF) yang mulai menunjukkan perbaikan pada kuartal II 2024. Hal ini memberikan momentum bagi BNI untuk memperbaiki struktur Dana Pihak Ketiga (DPK).

    Pada semester I 2024, BNI berhasil menyalurkan kredit (bank only) sebesar Rp171 triliun, meningkat 48 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kredit ini mayoritas disalurkan kepada korporasi blue chip, baik swasta maupun BUMN. Tiga sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar adalah perdagangan, energi, dan manufaktur.

    Namun, Royke juga menekankan bahwa secara keseluruhan, permintaan kredit masih cukup baik di seluruh sektor ekonomi. “Ekspansi kredit kami fokuskan pada debitur top tier di setiap industri dan regional, serta mengoptimalkan bisnis dari ekosistem debitur. Hal ini mendorong pertumbuhan kredit di segmen lain, termasuk konsumer yang tumbuh hingga 15,1 persen YoY,” pungkas Royke.

    PT BNI Multifinance (BNI Finance), anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang Semester I-2024. Di sektor pembiayaan, BNI Finance berhasil membukukan pembiayaan sebesar Rp2,89 triliun, melonjak 216 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp915 miliar.

    Kinerja gemilang ini juga tercermin dari lonjakan total aset yang dimiliki BNI Finance. Total aset perseroan naik drastis 240 persen, dari Rp1,60 triliun pada Semester I-2023 menjadi Rp5,45 triliun di Semester I-2024. Dengan pencapaian tersebut, BNI Finance kini telah naik kelas menjadi perusahaan multifinance dengan aset dalam kisaran Rp5-10 triliun.

    Digitalisasi BNI dan Keberlanjutan

    BNI melanjutkan fokus pada pertumbuhan digital banking melalui BNI Mobile Banking, yang kini menjadi Super Apps Ecosystem. Pengguna BNI Mobile Banking mencapai 16,9 juta pada kuartal I-2024, tumbuh 18,5 persen YoY. Nilai transaksi mencapai Rp347 triliun, meningkat 35,9 persen YoY, dan jumlah transaksi tumbuh 54,9 persen YoY menjadi 318 juta.

    BNI Mobile Banking menyediakan berbagai solusi finansial untuk kebutuhan harian, manajemen kekayaan, gaya hidup digital, pinjaman digital, kartu kredit, serta layanan bernilai tambah lainnya. BNI terus memperluas layanan digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah di era perbankan digital, mendukung pencapaian tujuan keuangan mereka.

    Direktur Risk Management, David Pirzada, menegaskan komitmen BNI dalam keberlanjutan. BNI telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) untuk aktivitas operasional pada 2028 dan pembiayaan pada 2060, serta mendorong berbagai inisiatif operasional dan pembiayaan.

    Penyaluran kredit hijau BNI tumbuh rata-rata 23 persen per tahun (CAGR), mencapai Rp67,4 triliun pada akhir Maret 2024, meningkat dari Rp29,5 triliun pada akhir Desember 2020. Kredit hijau ini mencakup 14,2 persen dari total wholesale loan, meningkat dari 7,8 persen pada Desember 2020.

    Contoh signifikan termasuk pembiayaan akuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap senilai Rp1,6 triliun, serta penyaluran green bond sebesar Rp5 triliun untuk sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam. Melalui green bond, BNI berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca, produksi energi bersih, penghematan energi, dan daur ulang limbah.

    BNI juga menerapkan Sustainability Linked Loan (SLL) untuk mendorong prinsip ESG dan transisi energi debitur. Hingga akhir Maret 2024, BNI telah menyalurkan SLL senilai Rp4,9 triliun kepada perusahaan-perusahaan terkemuka di sektor semen, baja, dan agroindustri. BNI berhasil mempertahankan Rating A dari MSCI dan Rating Medium Risk dari Sustainalytics dengan skor 21,4, menegaskan komitmennya dalam keuangan berkelanjutan.  (*)

     

     

     

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi