KABARBURSA.COM – Harga emas melonjak lebih dari 2 persen pada perdagangan Senin, 20 Oktober 2025, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed) serta meningkatnya permintaan aset safe haven.
Investor juga menantikan pembicaraan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta rilis data inflasi AS pekan ini.
Harga emas spot naik 2,3 persen menjadi USD4.346,39 per troy ounce, sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup melonjak 3,5 persen ke USD4.359,40 per ounce.
Pada Jumat sebelumnya, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi di USD4.378,69 per ounce, namun berbalik turun 1,8 persen, penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei, setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump meredakan sebagian kekhawatiran terkait tensi dagang AS–China.
“Faktor politik dan ekonomi kembali mendorong harga naik setelah aksi jual tajam pada Jumat lalu,” kata Jeffrey Christian, Managing Partner CPM Group.
“Ekspektasi kami, harga emas akan terus naik dalam beberapa minggu hingga bulan ke depan, dan kami tidak akan terkejut jika menembus USD4.500 per ounce dalam waktu dekat,” ujarnya menambahkan.
Penutupan sebagian pemerintahan federal AS (government shutdown) kini memasuki hari ke-20 pada Senin, setelah Senat gagal memecah kebuntuan untuk kesepuluh kalinya pekan lalu.
Kondisi ini menunda sejumlah rilis data ekonomi penting, meninggalkan investor dan pembuat kebijakan dalam “vakum data” menjelang pertemuan kebijakan moneter The Fed pekan depan.
Data indeks harga konsumen (CPI) AS yang tertunda akibat shutdown dijadwalkan rilis pada Jumat ini. Sementara itu, pelaku pasar memperkirakan hampir 99 persen kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga pekan depan, dan satu kali lagi pada Desember mendatang.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset), biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.
Investor juga menanti perkembangan lanjutan dari pembicaraan dagang AS–China setelah Trump memastikan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping tetap akan berlangsung.
“Saya tidak akan terkejut jika emas menembus USD5.000 per ounce tahun depan. Itu akan bergantung pada dinamika politik global yang memburuk dan faktanya, itulah kondisi yang sedang terjadi sekarang,” tambah Christian.
Harga perak spot naik 0,6 persen menjadi USD52,17 per ounce, setelah anjlok 4,4 persen pada Jumat lalu usai sempat menyentuh rekor USD54,47 per ounce.
Di sisi lain, harga platinum naik 1,9 persen menjadi USD1.640,90 per ounce, sementara palladium menguat 1,5 persen menjadi USD1.496,59 per ounce. (*)