Logo
>

Harga Batu Bara Naik Lagi Terdorong Rencana Rusia

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Batu Bara Naik Lagi Terdorong Rencana Rusia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga batu bara mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa hari terakhir, mencatatkan kenaikan tiga hari berturut-turut. Peningkatan ini didorong oleh rencana Rusia untuk meningkatkan ekspor batu bara ke India, seiring dengan meningkatnya permintaan energi di negara tersebut.

    Menurut laporan terbaru, harga kontrak batu bara acuan ICE Newcastle untuk bulan November tercatat mencapai USD153 per ton, merupakan level tertinggi sejak Desember 2023.

    Rusia, yang saat ini merupakan salah satu pemain utama dalam pasar batu bara global, mengekspresikan niatnya untuk memanfaatkan permintaan yang meningkat di India. Alexander Novak, Wakil Perdana Menteri Rusia, menyatakan bahwa India memiliki potensi untuk menjadi salah satu pasar terbesar bagi ekspor batu bara Rusia dalam beberapa tahun mendatang, mengingat China berencana untuk mengurangi penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik.

    Permintaan Energi di India

    India menunjukkan ketergantungan yang semakin besar terhadap batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan lebih dari 75 persen dari total pembangkit listrik negara tersebut berasal dari sumber batu bara pada tahun 2023. Produksi batu bara India juga mencapai rekor 997,828 juta ton metrik pada tahun fiskal yang lalu, mencerminkan peningkatan 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam konteks ini, India mengimpor 176 juta ton batu bara thermal pada 2023, yang sebagian besar digunakan untuk memenuhi permintaan listrik.

    Sementara, Rusia berhasil meningkatkan ekspornya ke India, dari 20 juta ton pada tahun 2022 menjadi 26,2 juta ton pada tahun lalu. Hal ini menunjukkan komitmen Rusia untuk memperluas kehadirannya di pasar India yang sedang berkembang, meskipun terdapat kekhawatiran terkait sanksi yang dihadapi Rusia akibat konflik politik dengan negara-negara Barat.

    Pengaruh Harga Minyak Terhadap Batu Bara

    Lonjakan harga batu bara juga dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak mentah dunia, yang saat ini berada di atas USD80 per barel. Kenaikan harga minyak mentah, terutama karena situasi yang tidak stabil di Timur Tengah, memberikan dampak langsung pada harga batu bara.

    Batu bara seringkali dipandang sebagai sumber energi alternatif yang lebih murah dibandingkan minyak, sehingga pergerakan harga minyak dapat memengaruhi harga batu bara di pasar global.

    Dengan harga minyak brent yang mencapai USD81 per barel, harga batu bara tampaknya akan terus mengalami fluktuasi. Hal ini memberikan sinyal kepada para pelaku pasar untuk terus memantau perkembangan kedua komoditas ini secara bersamaan.

    Sempat Anjlok di Awal Oktober

    Harga batu bara sempat anjlok di awal Oktober, setelah laporan dari lembaga independen Ember mengungkapkan bahwa lebih dari sepertiga negara anggota OECD kini sudah bebas dari penggunaan batu bara.

    Harga batu bara Newcastle untuk pengiriman Oktober 2024 jatuh sebesar USD3,45 menjadi USD141,65 per ton. Untuk November 2024, harga turun USD3,9 ke level USD142,65 per ton, sementara untuk Desember 2024, terkoreksi USD 4 menjadi USD143,9 per ton.

    Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Oktober 2024 juga turun USD1,1 ke posisi USD117,9. Sedangkan November 2024 mengalami penurunan USD1,15 menjadi USD118,25, dan harga pada Desember 2024 turun USD1,4 ke angka USD118,9.

    Menurut laporan dari Montel, Ember mengungkapkan penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara terakhir di Inggris menandai momen penting dalam peralihan energi global. Lembaga ini menyatakan bahwa dengan penutupan tersebut, lebih dari sepertiga negara OECD kini telah bebas dari batu bara.

    “Pada tengah malam, Inggris secara resmi menutup pembangkit listrik tenaga batu bara terakhirnya di Ratcliffe-on-Soar, Nottinghamshire, dengan kapasitas 2 GW,” kata lembaga tersebut.

    Penghapusan bertahap penggunaan batu bara ini diyakini akan membantu menurunkan emisi karbon sekaligus mengurangi biaya energi. Sejak tahun 2012, penurunan penggunaan batu bara di Inggris telah menghindari emisi sebesar 880 juta ton, setara dengan lebih dari dua kali lipat total emisi negara tersebut pada tahun 2023.

    Penggantian energi berbasis batu bara dengan energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya juga dilaporkan menghemat biaya sekitar GBP 2,9 miliar. Ember menambahkan bahwa peralihan ini merupakan bagian dari tren global yang lebih luas, di mana pembangkitan listrik berbasis batu bara di negara-negara OECD telah mencapai puncaknya pada tahun 2007 dan terus mengalami penurunan.

    Pada tahun 2023, batu bara hanya menyumbang 17 persen dari total pembangkitan listrik di negara-negara OECD, turun dari 36 persen pada puncaknya di tahun 2007. Pertumbuhan pesat kapasitas energi surya dan angin menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap 87 persen penurunan penggunaan batu bara selama periode tersebut.

    Inggris menargetkan sistem pembangkit listrik yang sepenuhnya bebas karbon pada tahun 2030. Meskipun pembangkit listrik Ratcliffe-on-Soar telah ditutup, para analis menyatakan bahwa pasokan listrik di negara tersebut masih dalam kondisi ‘sehat’.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79