KABARBURSA.COM – Harga minyak ditutup lebih tinggi pada Senin, 15 September 2025, seiring investor menilai dampak serangan drone Ukraina ke kilang minyak Rusia dan tekanan Presiden AS Donald Trump pada negara-negara NATO untuk menghentikan pembelian minyak Rusia.
Dilansir Reuters, futures Brent naik 45 sen atau 0,67 persen ke USD67,44 per barel, sementara West Texas Intermediate AS menguat 61 sen atau 0,97 persen ke USD63,30 per barel.
Serangan terhadap infrastruktur minyak Rusia dan tekanan meningkat dari Trump terhadap pembeli minyak mentah Rusia mendorong kenaikan harga minyak pada Senin, kata Phil Flynn, Senior Analyst Price Futures Group.
Trump pada Sabtu menyatakan AS siap memberlakukan sanksi energi baru terhadap Rusia, tetapi hanya jika seluruh negara NATO menghentikan pembelian minyak Rusia dan menerapkan langkah serupa.
Harga minyak juga mendapat dukungan dari permintaan kilang yang solid di China bulan lalu dan penurunan stok minyak mentah AS, meskipun data ekonomi yang lebih lemah dari China menekan harga, kata Giovanni Staunovo, analis UBS.
Investor kini menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve AS pada pertemuan 16–17 September, di mana bank sentral diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneter. Biaya pinjaman yang lebih rendah berpotensi meningkatkan permintaan bahan bakar.
“Pasar mulai memperhitungkan kemungkinan pemangkasan suku bunga Fed yang lebih agresif, menekan dolar AS dan memberi dorongan pada minyak,” kata Flynn.
Dolar AS turun terhadap mata uang utama pada Senin, yang dapat mendorong permintaan minyak karena dolar yang lebih lemah membuat harga minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Pekan lalu, data penciptaan lapangan kerja AS yang lebih lemah serta inflasi yang meningkat memunculkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi di negara konsumen minyak terbesar dunia itu. (*)