KABARBURSA.COM - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencatatkan kinerja impresif dengan pertumbuhan dan profitabilitas yang kokoh sepanjang semester pertama 2024. Perseroan berhasil meraih total pendapatan sebesar Rp 17,06 triliun, meningkat 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
EBITDA tercatat Rp 8,96 triliun, naik 17 persen YoY, dengan EBITDA Margin mencapai 52,5 persen. Laba bersih setelah pajak (PAT) melonjak 58 persen YoY menjadi Rp 1,03 triliun. Pendapatan layanan data dan digital meningkat 10 persen YoY, menyumbang 93 persen dari total pendapatan. Seperti dalam keterangan di Jakarta, Rabu 7 Agustus 2024.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengungkapkan kebanggaannya. "Di tengah kondisi industri telekomunikasi nasional yang semakin menantang dan kompetisi yang ketat, kami berhasil mencapai kinerja yang menggembirakan. Pada semester pertama tahun ini, XL Axiata berhasil melanjutkan momentum pertumbuhan dan profitabilitas, mencatat laba bersih sebesar Rp 1,03 triliun, angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir," ujarnya.
Kunci pertumbuhan XL Axiata, menurut Dian, terletak pada personalisasi penawaran dan layanan. Peningkatan data net promoter score (NPS) mendorong penggunaan layanan, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan. Strategi ini akan terus diterapkan sepanjang tahun 2024.
Penerapan strategi berbasis digital melalui data analytics memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area bernilai tinggi dan membangun jaringan. Dengan data analitik, perusahaan dapat mengevaluasi key performance indicator (KPI) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan. Ini membantu merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang.
XL Axiata juga meningkatkan penerapan teknologi artificial intelligence (AI) untuk membuka peluang baru dalam industri telekomunikasi yang dinamis. AI digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, personalisasi layanan, pengembangan produk, peningkatan efisiensi operasional, dan optimasi proses.
Operational Excellence meningkat. Pada semester pertama 2024, XL Axiata berhasil mengoptimalkan penggunaan biaya operasional (OPEX) dengan menekan beban biaya menjadi lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan terbesar terjadi pada beban penjualan dan pemasaran, biaya infrastruktur, serta biaya supplies dan overhead.
Regulatory cost menjadi salah satu beban operasional terbesar yang terus meningkat. Dian berharap ada insentif dari pemerintah untuk menciptakan industri telekomunikasi yang lebih sehat, memungkinkan pembangunan dan penggelaran jaringan yang lebih luas serta meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.
Penurunan beban penjualan dan pemasaran didorong oleh peningkatan penggunaan aplikasi digital MyXL dan AXISnet. Strategi transformasi digital XL Axiata menunjukkan efektivitas, dengan 32,1 juta pelanggan aktif menggunakan kedua aplikasi tersebut hingga akhir Juni 2024, meningkat 5,1 juta YoY. Pertumbuhan Monthly Active User (MAU) mencapai 110 persen sejak Desember 2021.
Dari sisi infrastruktur, XL Axiata terus membangun jaringan. Hingga akhir semester 1 2024, total jumlah BTS mencapai 163.884 unit, termasuk 109.170 unit BTS 4G, meningkat 8 persen YoY. Tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 62 persen, dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan data dan persiapan implementasi 5G di masa mendatang.
Upaya peningkatan kualitas jaringan terus dilakukan dengan mengalokasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp 8 triliun. Investasi jaringan ini bertujuan meningkatkan kualitas layanan, terbukti dengan trafik yang tumbuh 13 persen YoY.
XL Axiata juga menjalankan proses Transformasi Struktural terkait layanan konvergensi. Salah satunya adalah rencana mengalihkan sekitar 750 ribu pelanggan Link Net ke XL Axiata sebagai ServeCo, untuk meningkatkan cross selling dan memperbesar layanan Fixed Mobile Convergence (FMC). Jaringan konvergensi sudah menjangkau 104 kota/kabupaten dengan penetrasi konvergensi mencapai 81 persen. Total pelanggan fixed broadband mencapai 267 ribu, menunjukkan permintaan yang terus meningkat terhadap produk FMC XL Satu.
Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir Juni 2024. Utang kotor tercatat Rp 10,8 triliun dengan rasio gearing net debt to EBITDA sebesar 2,46x. Utang bersih tercatat Rp 9,4 triliun. XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebanyak 47 persen pinjaman saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 53 persen memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) meningkat 7 persen menjadi Rp 4,8 triliun.
Konvergensi Layanan dan Pertumbuhan Bisnis
PT XL Axiata Tbk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence ( AI) untuk memperkuat konvergensi layanan dan mendorong pertumbuhan bisnis.
Di tengah berbagai inovasi yang diluncurkan, perusahaan ini berusaha memastikan bahwa strategi yang diterapkan membawa dampak positif yang berkelanjutan.
Dikutip dari data 1Q24 XL Axiata yang diterima Kabar Bursa, berikut adalah delapan aspek utama penerapan AI di XL Axiata:
Enhanced Customer Experience (CX) Pengalaman pelanggan yang ditingkatkan merupakan salah satu fokus utama XL Axiata dalam memanfaatkan AI. Dengan AI, perusahaan dapat memberikan pengalaman yang lebih mulus dan personal kepada pelanggan. Teknologi ini memungkinkan penyediaan rekomendasi produk yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, yang pada gilirannya meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.(*)