Logo
>

Jelang 17 September, Seberapa Dalam The Fed Pangkas Suku Bunga?

Wall Street prediksi The Fed pangkas suku bunga September di tengah tekanan politik Trump.

Ditulis oleh Syahrianto
Jelang 17 September, Seberapa Dalam The Fed Pangkas Suku Bunga?
Federal Reserve atau The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan 17 September, setelah sembilan bulan menahan level suku bunga. (Foto: Dok. flickr/Adam Fagen)

KABARBURSA.COM – Federal Reserve atau The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan 17 September, setelah sembilan bulan menahan level suku bunga. 

Ekspektasi itu muncul seiring rapuhnya pasar tenaga kerja, meski inflasi tetap di atas target dua persen.

Tekanan terhadap The Fed semakin besar setelah Presiden Donald Trump berulang kali mendesak Ketua Jerome Powell untuk menurunkan suku bunga. Namun, para ekonom menilai bukan tekanan politik yang jadi alasan, melainkan serangkaian laporan tenaga kerja yang mengecewakan.

Seperti dilansir USA Today, Kathy Bostjancic, Chief Economist Nationwide, menyebut empat bulan berturut-turut melemahnya kinerja ketenagakerjaan sepenuhnya mendukung The Fed memulai pemangkasan pada pertemuan berikutnya.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan ekonomi hanya menambah 22.000 pekerjaan pada Agustus, dengan tingkat pengangguran naik ke posisi tertinggi sejak Oktober 2021. 

Revisi data juga menunjukkan ada 13.000 pekerjaan hilang pada Juni, penurunan bulanan pertama sejak Desember 2020.

Selain itu, laporan lain menunjukkan jumlah pekerja antara April 2024 hingga Maret 2025 ternyata 911.000 lebih sedikit dibanding perkiraan awal. 

Klaim pengangguran mingguan melonjak ke 263.000, tertinggi dalam hampir empat tahun.

Di sisi harga, inflasi Agustus tercatat naik 0,4 persen bulanan, sementara inflasi inti bertahan di 3,1 persen. Angka ini tetap di atas target, tetapi pasar menilai lemahnya tenaga kerja lebih dominan sebagai alasan pemangkasan.

“Ini kondisi terburuk bagi The Fed,” kata Claudia Sahm, Chief Economist New Century Advisors sekaligus mantan ekonom The Fed, kepada Yahoo Finance.

“Mereka tidak memangkas karena inflasi turun, melainkan karena pasar tenaga kerja melemah,” tegasnya.

Berapa Poin Suku Bunga yang akan Dipangkas The Fed?

Data CME FedWatch menunjukkan peluang 92 persen The Fed memangkas 25 basis poin dan delapan persen untuk 50 basis poin. Suku bunga saat ini berada di kisaran 4,25–4,5 persen.

Eugenio Aleman, Chief Economist Raymond James, menilai opsi 50 basis poin mungkin tidak ada di meja kecuali ada tanda resesi segera. 

Namun ekonom JP Morgan Michael Feroli memperkirakan sejumlah gubernur akan mendorong pemangkasan lebih agresif.

Deutsche Bank Research menilai keputusan ini kemungkinan tidak bulat. Bisa jadi muncul dissent dari tiga gubernur, yang akan menjadi peristiwa pertama sejak 1988.

Pasar berjangka saat ini memperkirakan tiga kali pemangkasan pada 2025, meski ekonom terbelah antara dua atau tiga kali pemangkasan tahun ini. Survei Bloomberg menunjukkan mayoritas memperkirakan dua kali, dengan jadwal Oktober atau Desember.

Lebih lanjut, pertemuan The Fed kali ini juga dibayangi kontroversi politik. Presiden Trump berupaya memecat Gubernur The Fed Lisa Cook dengan tuduhan fraud. 

Cook membantah tuduhan tersebut, dan hakim federal memutuskan ia tetap dapat menjalankan tugas sementara gugatan berjalan.

Langkah Trump terhadap Cook memicu kekhawatiran atas independensi bank sentral.

Wall Street Tetap Optimistis

Meski dilema ekonomi menghantui The Fed, bursa saham AS masih mencetak rekor. Nasdaq menembus 22.000 untuk pertama kalinya dan berpotensi mencatat reli lima pekan beruntun. 

Dow Jones juga sempat melampaui 46.000, sementara S&P 500 menyentuh level tertinggi baru.

Optimisme ini ditopang kinerja sektor teknologi, khususnya momentum AI. Oracle (ORCL) melaporkan backlog AI yang kuat, mengejutkan pasar. 

UBS Global Wealth Management bahkan menetapkan target S&P 500 di 6.600 pada akhir 2025 dan 6.800 pada pertengahan 2026.

“Dengan momentum pendapatan teknologi yang kuat dan pemangkasan suku bunga The Fed, kami tidak melihat valuasi tinggi sebagai alasan untuk mengurangi eksposur ke sektor ini,” kata Ulrike Hoffmann-Burchardi, Global Head of Equities UBS. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.