KABARBURSA.COM - Misi bisnis Korea Selatan ke Indonesia telah mencatatkan total kesepakatan dagang dan investasi senilai USD296,10 juta, atau setara Rp4,64 triliun, selama empat hari penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 yang berlangsung pada 9-12Oktober 2024.
Kesepakatan ini mencakup pembelian produk makanan dan minuman, rempah-rempah, jasa kesehatan, pelet kayu, produk kimia, produk kosmetik original equipment manufacturer (OEM), makanan laut beku, kelapa sawit, batu bara, sabun, hingga investasi di Indonesia.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)Seoul, Atase Perdagangan di Seoul, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan, dan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Seoul telah memfasilitasi partisipasi 37 pelaku usaha Korea Selatan dalam TEI ke-39 pada 2024 ini. Berbagai kegiatan berjejaring juga diselenggarakan KBRI Seoul untuk para peserta misi bisnis dari KoreaSelatan.
“KBRI Seoul berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama pelaku usaha kedua negarasejalan dengan implementasi Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership (IK—CEPA) sejak 1 Januari 2023. Berbagai kesepakatan kerja sama bisnis Indonesia dan Korea Selatan di TEI ke-39 ini berpotensi mendorong arus ekspor produk Indonesiake Korea Selatan, khususnya sektor nonmigas; serta mendorong arus investasiKorea Selatan ke Indonesia,” kata Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Seoul Zelda Wulan Kartika yang sekaligus memimpin misi bisnis Korea Selatan ke TEI ke-39 kali ini.
Zelda menambahkan, ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan tumbuh sebesar 14,21 persen dalam lima tahun terakhir (2019—2023). Ia harap, nilai ekspor tersebut terus meningkat seiring berlakunya IK—CEPA.
Atase Perdagangan Seoul Eko Prilianto Sudradjat mengatakan, saat pembukaan TEI ke-39 pada 9 Oktober 2024, terjalin 12 kesepakatan dagang dan investasi dengan total sekitar USD286 juta oleh pengusaha kedua negara.
Kemudian, saat kegiatan penjajakan kerja sama (business matching) yang diselenggarakan KBRI Seoul, ditandatangani nota kesepahaman (MoU) pembelian jahe merah senilai USD 100 ribu.
Lalu, pada hari ketigapelaksanaan TEI, ditandatangani kerja sama di bidang pengembangan bakat di industri komik dan kartun web (webtoon) melalui kerangka investasi sebesar USD10 juta.
Selain itu, salah satu perusahaan Korea, yaitu Inko Trading, dianugerahi Primaduta Award dalam kategori importir produk halal dan modest fashion dari total 30 pelaku usaha penerima penghargaan.
Eko mengatakan, sejumlah kegiatan berjejaring yang digelar perwakilan RI di Korea Selatan meliputi penjajakan kesepakatan business-to-business (B2B Matching) bersama Direktorat Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI, Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag, dan Direktorat Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag pada 10 Oktober 2024.
Acara yang dihadiri sekitar 100 peserta dari kedua negara bertujuan mendorong perdagangan produk Indonesia, khususnya mengenalkan potensi produk pertanian Indonesia. Delegasi misi bisnis dari Korea Selatan juga berkunjung ke industri pengolahan produk pertanian multinasional, yaitu PT Sewu Segar Nusantara, serta mengikuti business lunche on bersama perbankan nasional yaitu Bank Mandiri.
Atase Perdagangan di Seoul dan ITPC Busan juga turut aktif dalam kegiatan konseling bisnis yang diselenggarakan Kemendag bagi para pelaku usaha Indonesia, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM), yang berminat menembus pasar Korea. Dalam kegiatan ini, perwakilan perdagangan RI di Korea memberikan informasi mengenai akses pasar ke Korea dan penerapan kebijakan impor di Korea.
Atase Perdagangan di Seoul bersama Direktorat Perundingan Jasa Kemendag juga menyelenggarakan seminar perdagangan dengan tema pengembangan perdagangan jasa kreatif memanfaatkan perjanjian Indonesia-Korea CEPA.--selesa
Sementara itu, Kemendag melaporkan furnitur Indonesia menghasilkan potensi transaksi USD2,27 juta atau setara Rp35,01 miliar pada Korea International Furniture and Interior Fair (Kofurn) 2024.
Kepala ITPC Busan Husodo Kuncoro Yakti mengatakan, capaian potensi transaksi pada Kofurn 2024, yang digelar mulai 29 Agustus sampai dengan 1 September 2024 di Kintex Convention Center, Ilsan, antara lain berasal dari penjajakan bisnis (business matching).
“Pertama berasal dari penjajakan bisnis (business matching) dan ketertarikan pelaku usaha yang berkunjung ke Paviliun Indonesia. Selain itu, berasal dari transaksi penjualan langsung sampel yang dibawa eksportir Indonesia senilai KRW 20 juta,” jelas Husodo.
Adapun partisipasi Indonesia pada pameran tersebut terlaksana atas kolaborasi Kemendag melalui Indonesian ITPC Busan, Atase Perdagangan Seoul, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, dan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo).
Kofurn diselenggarakan oleh Korea Furniture Industry Cooperative Association (KFFIC) yang merupakan asosiasi pelaku usaha furnitur terbesar di Korea.
“Partisipasi Indonesia pada Kofurn bertujuan mempromosikan furnitur Indonesia ke pasar Korea,” ujar Atase Perdagangan Seoul Eko Prilianto Sudarajat.
Dalam pameran Kofurn 2024, Paviliun Indonesia menghadirkan Sonjaya Rattan, CV Xhana Art, Suwastama, CVP, PT Yoga Indo Global, Vivere Group, PT Pratama Putra Satria, dan LA Kreatif Design. Furnitur yang ditampilkan berupa kursi berbahan rotan dan kayu, serta produk interior seperti meja, alat makan, dan lemari.
“Produk berbahan alam seperti rotan dengan ukuran yang minimalis sangat digemari di Korea Selatan,” ungkap Husodo.
Pengunjung Paviliun Indonesia, antara lain, perwakilan niaga elektronik (e-commerce), Lotte Co., Ltd., maupun importir pemasok ritel besar. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.