Logo
>

Langkah Besar Pertamina, Produksi BBM-Gas Kejar Target Ambisius

Pertamina umumkan peta jalan produksi BBM hingga gas hingga 2029. Targetnya ambisius.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Langkah Besar Pertamina, Produksi BBM-Gas Kejar Target Ambisius
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri beberkan rencana jangka panjang Pertamina hingga 2029. Produksi BBM dan gas digenjot. Foto: dok. Pertamina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Pertamina (Persero) memantapkan perannya sebagai penyedia energi nasional dengan meluncurkan roadmap atau peta jalan untuk tahun 2025 sampai 2029.

    Peta jalan Pertamina dalam jangka panjang ini, disusun untuk mendukung program pemerintah menjaga ketahanan energi. Bukan cuma itu, roadmap ini juga demi mewujudkan swasembada energi, sebagaimana visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

    Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri mengatakan, Pertamina sebagai bagian dari Danantara Indonesia dan Kementerian BUMN berkomitmen menjaga keberlangsungan energi bagi masyarakat secara menyeluruh.

    “Upaya ini diharapkan mampu memaksimalkan nilai tambah serta memberikan manfaat optimal bagi keberlanjutan perusahaan,” ujar Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI di Jakarta, dikutip dari keterangan resmi, Jumat 12 September 2025.

    Strategi Pertumbuhan Ganda Pertamina

    Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, menjelaskan bahwa roadmap lima tahun ke depan ini mengusung strategi pertumbuhan ganda, yakni mengoptimalkan bisnis migas eksisting sekaligus mengembangkan bisnis rendah karbon.

    Berdasarkan proyeksi Pertamina, perusahaan menargetkan peningkatan signifikan di berbagai lini:

    1. Produksi minyak naik dari 560 ribu barel per hari (MBOPD) menjadi 914 MBOPD pada 2029.

    2. Produksi gas ditingkatkan dari 2.713 MMSCFD menjadi 3.470 MMSCFD pada 2029.

    3. Intake kilang naik dari 315 juta barel menjadi 382 juta barel pada 2029.

    4. Penjualan BBM domestik tumbuh dari 72 juta KL menjadi 90 juta KL pada 2029.

    5. Jaringan gas rumah tangga (SRT) meningkat dari 67 ribu menjadi 414 ribu sambungan rumah tangga di 2029.

    Semua hal tersebut, diproyeksikan untuk mendukung ketersediaan produk BBM di pasar domestik. “Peningkatan intake kilang akan berdampak kepada penyediaan BBM dalam negeri,” jelas Oki.

    Fokus Layanan Energi Bersih & Ramah Lingkungan

    Selain memenuhi kebutuhan BBM nasional, Pertamina juga memperluas layanan gas industri dan rumah tangga sebagai alternatif energi yang lebih ramah lingkungan. Perluasan jaringan gas diproyeksikan akan membantu masyarakat beralih ke energi bersih dengan harga terjangkau.

    Namun, Oki juga mengingatkan bahwa roadmap ini tidak terlepas dari tantangan, termasuk fluktuasi harga minyak mentah dunia yang sangat dipengaruhi kondisi geopolitik global.

    “Dengan dukungan stakeholder, Pertamina berkomitmen menjalankan roadmap untuk mencapai target Pemerintah dalam swasembada energi nasional,” tandasnya.

    Komitmen Pertamina dalam NZE 2060

    Sejalan dengan target pemerintah, Pertamina juga menegaskan komitmennya mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 melalui program-program berkelanjutan. Implementasi prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) terus diperkuat di seluruh lini bisnis, selaras dengan kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

    Dengan roadmap baru ini, Pertamina ingin memastikan ketahanan energi nasional tetap terjaga, sembari bertransformasi menuju bisnis energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

    CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), John Anis, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam mempercepat transisi energi global. Hal ini disampaikan dalam sesi panel Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) di Berlin, Jerman, pada Kamis 4 September 2025.

    John menuturkan, Pertamina NRE sebagai subholding Pertamina memiliki mandat strategis untuk memimpin transformasi energi baru dan terbarukan di Indonesia. Misi ini selaras dengan target pemerintah mencapai net zero emission 2060, dengan tetap menjaga aspek ketahanan energi, keterjangkauan, dan keberlanjutan.

    “Transisi energi bukanlah lomba yang bisa dimenangkan sendirian. Dibutuhkan kerja sama lintas negara, lintas sektor, dan lintas teknologi,” ujar John Anis dalam keterangan tertulis, Selasa, 9 September 2025.

    Menurutnya, kemitraan dengan investor dan teknologi dari Eropa menjadi peluang besar, tidak hanya dalam penyediaan modal, tetapi juga transfer pengetahuan dan inovasi.

    John juga mengungkapkan tiga tiga hal utama yang akan menjadi kunci dalam memperkuat kerja sama Indonesia–Eropa yang juga akan memberi manfaat penuh bagi Indonesia.

    Pertama adalah investasi dan inovasi bersama, yaitu bentuk kerjasama dengan konsep investasi bersama, pendanaan konsesional, serta transfer teknologi untuk mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia, termasuk hidrogen hijau, e-fuels, dan teknologi baterai.

    Kedua, pembelian jangka panjang dan jejaring pasar, dimana kepastian pasar melalui kontrak jangka panjang dan akses ke pasar Eropa untuk komoditas hijau seperti hidrogen dan amonia. Kemudian yang ketiga adalah membangun kapasitas bersama, kolaborasi dalam berbagi pengetahuan dan keterampilan, manufaktur, serta riset dan pengembangan agar Indonesia juga menjadi pusat inovasi berkelanjutan.

    Selain itu, John juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ketahanan energi dan transisi menuju energi rendah karbon. Pertamina NRE, kata dia, menerapkan strategi ganda, yakni tetap mengoptimalkan bisnis energi konvensional sembari mempercepat pengembangan energi baru seperti surya, bioenergi, hidrogen, dan bahan bakar berkelanjutan.

    “Pertamina NRE sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan mitra Eropa maupun internasional dalam upaya mencapai target net zero emission (NZE) tahun 2060. Karena ini semua tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, mari kita bangun masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bersama,” tutup John Anis.

    Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina melalui Pertamina NRE mengembangkan energi transisi di Indonesia, termasuk membangun ekosistem sehingga penggunaan energi transisi dapat dimanfaatkan secara luas.

    "Kami mengoptimalisasi energi baru dan terbarukan sebagai energi masa depan, yang akan berdampak untuk penurunan emisi karbon, juga menjaga kelestarian alam dan lingkungan," tambahnya.

    Sekadar informasi, Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). (info-bks/*)
     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.