Logo
>

Mata Uang Garuda Terbang Tinggi, The Fed Jadi Penentu Laju Rupiah

Ditulis oleh Yunila Wati
Mata Uang Garuda Terbang Tinggi, The Fed Jadi Penentu Laju Rupiah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil mencatatkan penguatan signifikan pada perdagangan Selasa, 17 September 2024. Mata uang Garuda terbang tinggi, menembus level Rp15.335 per dolar AS, atau menguat 66 poin (0,43 persen) dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

    Penguatan rupiah ini didorong oleh kombinasi faktor eksternal dan domestik yang positif. Salah satu faktor utama adalah ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve (The Fed). Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp), bahkan ada kemungkinan pemotongan yang lebih agresif hingga 50 bp.

    Prospek penurunan suku bunga di AS telah memicu penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury). Hal ini membuat dolar AS cenderung melemah dan memberikan ruang bagi mata uang emerging market seperti rupiah untuk menguat. Selain itu, keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) yang memangkas suku bunga juga turut memberikan sentimen positif bagi pasar.

    Selain itu, apa saja sentimen yang mendorong laju mata uang Indonesia ini?

    Di sisi domestik, neraca perdagangan Indonesia yang kembali mencatatkan surplus selama 52 bulan berturut-turut menjadi salah satu faktor penguat rupiah. Surplus neraca perdagangan ini menunjukkan kinerja ekspor yang baik dan semakin memperkuat fundamental ekonomi Indonesia.

    Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, menilai bahwa penguatan rupiah saat ini masih didukung oleh sentimen positif dari pasar global. Ia memperkirakan The Fed akan memberikan sinyal dimulainya siklus pelonggaran moneter pada minggu ini, yang dapat mendorong penurunan suku bunga hingga 100 bp hingga akhir tahun.

    "Penguatan rupiah saat ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia," ujar Ibrahim, seperti dikutip Selasa, 17 September 2024.

    "Namun, investor tetap perlu mewaspadai perkembangan ekonomi global dan domestik yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah ke depan," lanjut dia.

    Mata Uang Asia Meroket

    Tidak hanya rupiah yang terbang tinggi, mata uang asia ikut meroket. Sentimen positif menyelimuti pasar mata uang Asia pada hari ini, 17 September 2024. Mayoritas mata uang di kawasan ini berhasil menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan ini didorong oleh ekspektasi pasar yang semakin kuat bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan melakukan pemangkasan suku bunga secara agresif pada pertemuan kebijakan moneter pekan ini.

    Dolar AS terus melemah dan mendekati level terendah tahun ini. Peluang The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) telah melonjak menjadi 67 persen, naik signifikan dari 30 persen pada minggu sebelumnya. Hal ini membuat investor semakin beralih ke aset-aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti di Asia.

    Ringgit Malaysia Cetak Rekor Baru

    Di antara mata uang Asia, ringgit Malaysia mencuri perhatian dengan penguatannya yang paling signifikan. Mata uang Negeri Jiran ini berhasil melonjak 0,5 persen dan mencapai level tertinggi dalam 19 bulan terakhir. Kenaikan ringgit ini juga diiringi oleh penguatan indeks saham Malaysia sebesar 0,6 persen.

    Thailand: Pergantian Garda di Bank Sentral

    Sementara itu, di Thailand, pemerintah tengah mempersiapkan pergantian kepemimpinan di Bank of Thailand (BOT). Seorang loyalis partai berkuasa, Kittiratt Na Ranong, dikabarkan akan ditunjuk sebagai gubernur baru BOT. Kittiratt dikenal sebagai sosok yang sering berselisih dengan gubernur sebelumnya terkait kebijakan moneter. Meskipun demikian, analis memperkirakan pergantian kepemimpinan ini tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap kebijakan moneter Thailand dalam jangka pendek.

    Indonesia: Rupiah Menguat Antisipasi Keputusan Suku Bunga

    Di Indonesia, rupiah juga ikut menguat sebesar 0,4 persen. Pasar tengah menantikan keputusan suku bunga Bank Indonesia yang akan diumumkan pada Rabu, 18 September 2024. Mayoritas analis memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga saat ini untuk mendukung stabilitas rupiah, namun ada kemungkinan pemangkasan suku bunga pada kuartal berikutnya.

    Aliran Modal Asing Mengalir Deras ke Asia

    Optimisme terhadap pelonggaran kebijakan moneter global telah mendorong aliran modal asing masuk ke pasar obligasi Asia. Data menunjukkan bahwa obligasi Asia berhasil menarik aliran masuk asing terbesar dalam lebih dari lima tahun sepanjang Agustus.

    Prospek Positif untuk Mata Uang Asia

    Penguatan mata uang Asia saat ini mengindikasikan bahwa investor semakin percaya diri dengan prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan ini. Dengan semakin longgarnya kebijakan moneter global, diharapkan aliran modal asing ke Asia akan terus meningkat dan mendukung penguatan mata uang-mata uang di kawasan ini.

    Penguatan mata uang Asia pada hari ini merupakan cerminan dari sentimen positif pasar global. Ekspektasi akan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed telah menjadi katalis utama yang mendorong penguatan mata uang-mata uang di kawasan ini.

    Namun, investor perlu tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi global dan domestik yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang di masa mendatang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79