Logo
>

Otorita IKN Buka-bukaan soal Sri Mulyani Blokir Anggaran

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Otorita IKN Buka-bukaan soal Sri Mulyani Blokir Anggaran

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Juru Bicara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) sekaligus Staf Khusus Kepala OIKN Bidang Komunikasi Publik, Troy, buka suara terkait anggaran proyek IKN yang masih diblokir oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

    Troy mengungkapkan bahwa anggaran ini difokuskan untuk pembangunan kompleks perkantoran yudikatif dan legislatif dengan nilai Rp48,8 triliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, hingga kini, anggaran tersebut masih menunggu langkah Kemenkeu.

    Padahal pembangunan IKN tahap dua, periode tahun 2025-2029, ini juga telah mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto.

    "Program pembangunan IKN tahap dua ditujukan untuk menyiapkan sarana dan prasarana dengan target menjadikan Nusantara sebagai Ibu Kota Politik Republik Indonesia pada 2028, dengan menyelesaikan pembangunan kompleks yudisial dan ekosistem legislatif beserta sarana dan prasarana pendukungnya," ujar Troy dalam keterangan tertulis, dikutip di Jakarta, Sabtu, 8 Februari 2025.

    Lebih lanjut, Troy menjelaskan bahwa anggaran pembangunan tahap dua tersebut mengacu pada arahan Presiden. Pendanaannya terdiri atas APBN sebesar Rp48,8 triliun, skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) senilai Rp60,93 triliun, serta investasi swasta yang per Februari 2025 tercatat mencapai Rp6,49 triliun.

    Menteri PU Buka-bukaan Anggaran Kementerian PU

    Sebagaimana diketahui, progres pembangunan IKN mengalami hambatan akibat pemblokiran anggaran oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada progres karena anggaran masih tertahan.

    “Pembangunan IKN belum ada progres karena anggaran masih diblokir Menteri Keuangan, Sri Mulyani,” ujar Dody di gedung parlemen, Jakarta, Kamis 6 Februari 2025.

    Menurut Dody, pemblokiran ini merupakan bagian dari kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Komisi V DPR RI telah menyetujui pemangkasan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum untuk tahun 2025, dari yang semula Rp81,38 triliun menjadi hanya Rp29,57 triliun. Akibatnya, sejumlah proyek infrastruktur ikut terdampak.

    “Blokir anggaran tersebut terkait dengan kebijakan efisiensi anggaran, dengan Komisi V DPR menyetujui pemotongan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum untuk 2025 dari 81,38 triliun rupiah menjadi hanya 29,57 triliun rupiah,” terangnya.

    Dody menyatakan pihaknya akan segera menyesuaikan rencana kerja kementeriannya dengan anggaran yang tersedia.

    Ia juga akan melaporkan perubahan ini kepada Sri Mulyani dan menghitung ulang komposisi anggaran agar tetap dapat menjalankan proyek-proyek prioritas.

    Kendati demikian Dody melaporkan progresnya telah mencapai 87,9 persen dengan anggaran yang telah digelontorkan mencapai Rp40,29 triliun hingga akhir 2024. “Dukungan infrastruktur dasar IKN tahun anggaran 2024 sebesar Rp40,29 triliun.

    Hingga 31 Desember 2024, progres fisik IKN telah mencapai 87,9 persen,” ujar Dody dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis 6 Februari 2025.

    Dody merinci alokasi anggaran tersebut terbagi dalam beberapa sektor, yaitu sumber daya air sebesar Rp1,46 triliun, bina marga Rp18,32 triliun, cipta karya Rp12,09 triliun, dan perumahan Rp8,43 triliun.

    Pada sektor sumber daya air, proyek yang tengah berjalan meliputi pengendalian banjir di beberapa sungai, penataan kawasan Bendungan Sepaku Semoi, serta pembangunan embung. Sementara itu, di bidang bina marga, anggaran digunakan untuk pembangunan jalan tol, jalan distrik, jalan menuju masjid, serta akses dermaga logistik.

    Dody menambahkan, pembangunan bandara VVIP dan akses jalannya juga menjadi bagian dari proyek bina marga. Selain itu, Kementerian PU menangani proyek air bersih, pengelolaan limbah, sistem proteksi kebakaran, serta optimalisasi hunian pekerja konstruksi (HPK).

    “Kemudian, bangunan gedung kawasan Istana Kepresidenan, gedung dan kawasan Kantor Kementerian Koordinator, Kantor Kemensetneg, Kantor Kejaksaan Agung, Kantor Korvet Kementerian PUPR, dan Kantor OIKN, Sarana dan Prasarana Pemerintahan II dan III,” pungkas Dody.

    IKN Menyedot Rp43,4 Triliun

    Sebelumnya diberitakan, Kemenkeu melaporkan bahwa sepanjang 2024, pembangunan IKN telah menyedot dana APBN sebesar Rp43,4 triliun.

    Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan, realisasi ini setara dengan 97,3 persen dari total anggaran IKN yang ditetapkan untuk tahun 2024, yaitu sebesar Rp44,5 triliun.

    “Anggaran IKN yang juga biasanya kami sampaikan dalam beberapa bulan di 2024 ini Rp43,4 triliun. Telah dibelanjakan untuk IKN ini 97,3 persen dari total pagu Rp44,5 triliun,” ujar Suahasil dalam Konferensi Pers APBN 2024, pada Senin, 6 Januari 2024.

    Dalam penjelasannya, Suahasil memaparkan bahwa anggaran besar tersebut difokuskan untuk pembangunan gedung di Kawasan Istana Negara, Kawasan Kemenko, serta berbagai kementerian lainnya. Selain itu, dana juga dipakai untuk membangun gedung Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

    Sebagian anggaran tersebut dialokasikan untuk membangun tower rumah susun ASN dan Hankam, rumah tapak jabatan menteri (RTJM), serta rumah sakit di IKN. Dari sisi infrastruktur, dana itu turut digunakan untuk pembangunan jalan tol menuju IKN, jalan-jalan dalam kawasan, jembatan, dan Bandara IKN.

    Anggaran tersebut juga dipakai untuk penataan dan pengembangan kawasan Bendungan Sepaku Semoi, pembangunan embung di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), serta pengendalian banjir di IKN.

    “Telah kita lihat dampaknya bagi Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan secara keseluruhan. Karena alokasi yang cukup besar untuk belanja di daerah,” ujarnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.