KABARBURSA.COM - Mata uang rupiah ditutup melemah sebesar 74 poin di level Rp16.602 terhadap dolar AS pada perdangan Jumat, 19 September 2025.
Analis mata uang, Ibrahim Assuabi mengatakan pelemahan rupiah terjadi dipengaruhi oleh statement Ketua The Fed, Jerome Powell yang menekankan tidak ada dukungan luas untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 bps.
"Powell juga menyatakan bahwa setiap keputusan The Fed bergantung pada data, bukan atas tekanan dari pihak lain," ujar dia dalam keterangannya.
Ibrahim menyampaikan, data ekonomi AS menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal mingguan menurun menjadi 231 ribu pada pekan yang berakhir pada 13 September 2025, di bawah ekspetasi 240 ribu. Sementara pekan sebelumnya direvisi naik menjadi 264 ribu daro 263 ribu.
Di sisi lain, ia menyebut menyusutnya rupiah hari ini juta tidak lepas dari fokus pasar yang tertuju pada sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap minyak Rusia dan pembeli utama.
"Setelah Presiden Donald Trump mengakui bahwa upaya gencatan senjata lebih keras dari yang diantisipasi sebelumnya, dikarenakan meningkatnya permusuhan antara Rusia dan Ukraina memicu spekulasi akan adanya gangguan pasokan lebih lanjut di Moskow," ujarnya.
Ibrahim memandang sentimen juga datang dari ketidakpastian ekonomi global yang saat ini masih tinggi imbas dari kebijakan perang tarif AS. Menurutnya, berbagai indikator menunjukkan perlambatan ekonomi di sebagian besar negara, disertai disparitas pertumbuhan antar negara.
"Perlambatan itu, mencerminkan pelemahan daya beli masyarakat serta meningkatnya pengangguran," katanya
Dengan ketidakpastian ekonomi global, Ibrahim khawatir gebrakan Rp200 triliun Menteri Keuangan gagal untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.
"Saat ini, pengusaha masih gamang dalam memanfaatkan kredit perbankan. Apalagi perbankan sangat berhati-hati dalam menggelontorkan kredit untuk sektor riil," ungkapnya.
Adapun untuk perdagangan Senin, 22 September 2025, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah.
" Melemah di rentang Rp16.600 - Rp16.660," pungkas dia.