Logo
>

PMI Indonesia Naik Menjadi 5,12 di Oktober 2025

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang menyampaikan bahwa kenaikan PMI pada Oktober menunjukkan industri manufaktur Indonesia tetap berada pada jalur pemulihan yang solid.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
PMI Indonesia Naik Menjadi 5,12 di Oktober 2025
Aktivitas perekonomian di pelabuhan (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, mengalami kenaikan dari posisi 50,4 pada September menjadi 51,2 pada Oktober 2025.

    Catatan tersebut tidak lepas dari kinerja sektor manufaktur Indonesia yang terus menunjukkan sinyal positif pada awal kuartal IV tahun 2025.

    Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang menyampaikan bahwa kenaikan PMI pada Oktober menunjukkan industri manufaktur Indonesia tetap berada pada jalur pemulihan yang solid.

    “Kenaikan PMI ke level 51,2 mengindikasikan optimisme pelaku industri yang tetap terjaga. Peningkatan permintaan domestik menjadi penopang utama ekspansi ini, di saat permintaan global masih menghadapi perlambatan,” ujar dia dalam keterangannya, Senin, 3 November 2025.

    Kemenperin mencatat, berdasarkan komponen pembentuk PMI, pesanan baru (new orders) naik dari 51,7 menjadi 52,3, sedangkan tingkat ketenagakerjaan meningkat dari 50,7 ke 51,3.

    “Kita melihat adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja pada laju tercepat sejak Mei 2025. Ini sinyal baik karena aktivitas industri kembali mendorong penciptaan lapangan kerja,” lanjut Agus.

    Sementara itu, output atau aktivitas produksi tetap stabil di level 50,0, menandakan pelaku industri masih menjaga keseimbangan antara kapasitas produksi dan permintaan pasar. Beberapa pelaku industri dilaporkan menggunakan stok yang ada untuk memenuhi kenaikan pesanan baru, sehingga stok barang jadi menurun tipis.

    Agus menambahkan bahwa peningkatan kinerja industri nasional di tengah tekanan global menunjukkan ketahanan sektor manufaktur Indonesia yang semakin kuat.

    “Walaupun ekspor masih melambat akibat pelemahan permintaan di pasar utama seperti Amerika Serikat dan Eropa, kekuatan konsumsi dalam negeri menjadi motor utama pertumbuhan industri kita,” ungkapnya.

    S&P Global mencatat bahwa inflasi harga input mencapai level tertinggi dalam delapan bulan terakhir akibat kenaikan harga bahan baku, namun kenaikan harga jual oleh produsen masih terbatas.

    “Hal ini menunjukkan bahwa pelaku industri menjaga daya saing harga produk dalam negeri agar tetap kompetitif, sekaligus menahan inflasi di tingkat konsumen,” jelas Menperin.

    Dalam konteks regional, PMI manufaktur ASEAN juga meningkat ke level 51,6 pada Oktober 2025. Indonesia (51,2) masih berada di zona ekspansi bersama Thailand (56,6), Vietnam (54,5), dan Myanmar (53,1). Sementara beberapa negara besar dunia, seperti Tiongkok (51,2) dan India (57,7).


    “Kami optimistis sektor manufaktur akan tetap menjadi motor penggerak utama ekonomi nasional. Pemerintah terus memastikan iklim usaha kondusif, memperkuat daya saing, dan mendorong transformasi menuju industri hijau dan berkelanjutan,” pungkas Agus.(*)
     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.