Logo
>

Proyek Industri Hulu Migas Tancap Gas Sampai 2029

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Proyek Industri Hulu Migas Tancap Gas Sampai 2029

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 pada 17 Agustus 2024 dengan berbagai pencapaian, termasuk dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Industri ini terus berperan penting dalam mendukung ketahanan energi nasional serta pembangunan ekonomi.

    Di tahun 2023, investasi di industri hulu migas mencapai USD13,7 miliar atau setara Rp206 triliun, meningkat 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan lebih tinggi 5 persen dari target Rencana Jangka Panjang (LTP).

    Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, mengungkapkan selama dua dekade terakhir, industri hulu migas telah menjadi kontributor terbesar kedua untuk penerimaan negara setelah pajak, dengan total kontribusi mencapai Rp5.045 triliun.

    “Upaya kami untuk terus mencari dan mengembangkan cadangan migas baru telah berhasil mempertahankan Reserve Replacement Ratio (RRR) di atas 100 persen selama enam tahun berturut-turut,” ujar Hudi dikutip dari siaran pers SKK Migas yang diterima Kabar Bursa, Ahad, 18 Agustus 2024.

    Selain itu, proyek-proyek besar seperti Lapangan Jangkrik, Jambaran Tiung Biru, dan Tangguh Train 3 berhasil diselesaikan. Hudi juga menyebutkan bahwa sejak 2012, pasokan gas untuk kebutuhan domestik telah melampaui ekspor. Dia menyebut capaian ini menunjukkan komitmen industri migas dalam memperkuat ketahanan energi nasional.

    Peningkatan investasi dan proyek-proyek hulu migas juga memberikan dampak signifikan pada perekonomian, termasuk penciptaan efek multiplier melalui penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 58 persen dari total belanja. Selain itu, sektor ini telah menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 150 ribu pekerja.

    Hudi menegaskan industri hulu migas terus berupaya memberikan sumbangsih nyata bagi bangsa. Salah satu prestasi yang dicapai adalah temuan eksplorasi di Geng North, Layaran, dan Tangkulo, yang menempatkan Indonesia pada posisi teratas dalam temuan eksplorasi di Asia Tenggara selama dua tahun terakhir. "Temuan ini membuktikan bahwa potensi subsurface Indonesia masih sangat menjanjikan," kata Hudi.

    Tak hanya itu, upaya peningkatan produksi minyak juga terus dilakukan melalui proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC). Sumur pertama dari proyek ini, B-13, telah memulai produksi minyak pada 9 Agustus lalu. "Beberapa hari lalu kita juga menyaksikan pengapalan ke-1.000 minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip. Kami berharap enam sumur berikutnya dari Proyek BUIC akan segera menyusul sehingga kontribusi proyek ini dapat semakin mengangkat profil produksi minyak nasional," ujarnya.

    Industri hulu migas juga berfokus pada pengembangan teknologi digital agar mampu bersaing di era kompetisi global yang semakin ketat. Salah satu langkah penting adalah implementasi IOG E-Commerce untuk pengadaan barang dan peralatan dengan nilai hingga Rp1 miliar.

    Peningkatan efek multiplier dari industri ini juga tercermin melalui penandatanganan 10 Gas Sale Agreement (GSA) dengan total nilai USD1,2 miliar, serta delapan kontrak pengadaan senilai USD428 juta. Hal ini dilakukan pada saat pembukaan Supply Chain & National Capacity Summit beberapa hari lalu.

    Selain itu, sektor hulu migas juga berperan dalam pemerataan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja baru melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berorientasi pada penciptaan kesejahteraan sosial. Pada tahun 2024, anggaran PPM mencapai USD35,38 juta atau sekitar Rp530 miliar, meningkat 127 persen dari tahun sebelumnya.

    Rencana Strategis IOG 4.0

    Komitmen industri ini dalam mengurangi emisi karbon juga patut diapresiasi. SKK Migas telah meluncurkan enam inisiatif pengurangan karbon, termasuk program Carbon Capture and Storage (CCS), Energy Management, dan Zero Routine Flaring. Setiap tahunnya, industri hulu migas menargetkan penanaman dua juta pohon, dan sejak diluncurkannya Rencana Strategis IOG 4.0 pada 2020, telah tertanam 8,5 juta pohon.

    Meski begitu, Hudi mengakui masih ada tantangan yang dihadapi oleh industri migas ke depan, terutama terkait ketertinggalan produksi dari target yang ditetapkan. “Untuk tahun 2024, dari target produksi minyak LTP sebesar 709.000 BOPD, produksi baru mencapai 579.000 BOPD, sehingga ada kekurangan sekitar 130.000 BOPD yang perlu kita atasi. Sedangkan untuk gas, target LTP sebesar 6.736 MMSCFD, namun produksi saat ini hanya mencapai 5.334 MMSCFD, masih ada selisih 1.402 MMSCFD yang perlu dipenuhi," jelas Hudi.

    Untuk menjawab tantangan tersebut, Hudi menekankan pentingnya kolaborasi antara para pemangku kepentingan industri migas. "Mindset kolaborasi dalam melakukan transformasi ini sangat penting. Kita harus bergerak bersama untuk mencapai satu tujuan, sehingga tidak bisa tidak, kita harus berkolaborasi. Sikap ego sektoral dan silo mentality hanya akan menjauhkan kita dari pencapaian target bersama," ujarnya.

    Tantangan ini semakin relevan mengingat target yang harus dicapai oleh industri migas dalam beberapa tahun ke depan. Peningkatan investasi sebesar USD16,1 miliar atau Rp242 triliun, yang naik 17 persen dari tahun 2023, menjadi salah satu fokus utama. Selain itu, target pengeboran pengembangan secara masif pada 2024 ini ditetapkan mencapai 932 sumur, naik 388 persen dari realisasi tahun 2020 yang hanya 240 sumur.

    Industri hulu migas juga telah memiliki portofolio hingga tahun 2029 dengan 141 proyek, dengan total investasi mencapai USD36,25 miliar atau setara Rp543 triliun. Dari jumlah tersebut, enam proyek merupakan Proyek Strategis Nasional dengan total investasi sebesar USD32,47 miliar atau sekitar Rp487 triliun, dan 135 proyek non-PSN dengan nilai total investasi sebesar USD3,78 miliar atau sekitar Rp57 triliun.

    Melihat potensi ini, Hudi optimistis target tersebut dapat tercapai dengan kolaborasi dan dukungan dari semua pemangku kepentingan. Apalagi dengan adanya dua temuan besar cadangan gas baru-baru ini, gairah investasi di industri migas juga diprediksi akan terus meningkat. "Dengan melihat potensi ini, kita harus bergerak bersama untuk mewujudkan peningkatan produksi migas dan mencapai ketahanan energi nasional," katanya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).