KABARBURSA.COM - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) telah meresmikan proyek Rumah Sakit (RS) UPT Vertikal Makassar yang berlokasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat, 6 September 2024.
Ini merupakan peresmian rumah sakit ketiga yang dikaitkan PTPP usai sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan proyek pembangunan RS MCHC Dr Hasan Sadikin, kota Bandung, Jawa Barat, dan Proyek RS Kanker Dharmais, DKI Jakarta, pada akhir Agustus lalu.
“Dengan kesuksesan proyek-proyek rumah sakit yang telah diresmikan sebelumnya, ke depannya Perseroan akan terus berinovasi dalam menciptakan karya terbaik, terus mempertahankan kualitas dan mengutamakan safety, serta akan membidik proyek-proyek pembangunan fasilitas kesehatan yang akan menjadi fokus pemerintah Indonesia kedepannya,” kata Direktur Utama PT PP Novel Arsyadd dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dikutip Senin, 9 September 2024.
Sebagai informasi, proyek Rumah Sakit UPT Vertikal Makassar adalah rumah sakit terbesar di Indonesia bagian Timur yang memiliki luas bangunan sebesar 144.280 meter persegi dengan nilai kontrak Rp1.56 Triliun.
Rumah sakit garapan PTPP ini, merupakan rumah sakit spesialis rujukan untuk menangani penyakit kronis seperti jantung, stroke, dan kanker, yang dikhususkan untuk mengakomodir pasien-pasien di wilayah Indonesia bagian tengah seperti Kalimantan, dan Indonesia Bagian Timur seperti Sulawesi hingga Papua.
Lingkup pekerjaan PTPP pada proyek Rumah Sakit ini terdiri dari 11 bangunan, memiliki empat bangunan utama yaitu podium, pelayanan jantung, pelayanan otak dan pelayanan kanker, serta beberapa fasilitas unggulan, utamanya yaitu fasilitas cyclotron.
Fasilitas cyclotron ini adalah fasilitas pertama yang dimiliki Rumah Sakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di seluruh Indonesia untuk menghasilkan radioisotop untuk mendiagnosis dan mengobati kanker.
Manuver PTPP tak Terpengaruh Politik
Diberitakan sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menerangkan bahwa adanya tahun politik atau pergantian Pilpres tidak berpengaruh terhadap bisnis PTPP. Begitu disampaikan Direktur Strategi Korporasi dan HCM, I Gede Upeksa Negara, dalam paparan publik PTPP, Rabu, 28 Agustus 2024.
Menurut I Gede, Indonesia sudah terbiasa dengan dinamika lima tahunan, terutama menghadapi Pilpres dan Pilkada Serentak. Jadi, perusahaan sudah mengantisipasi akibat dari terjadinya pesta demokrasi ini.
“Bagian dari antisipasi ini salah satunya adalah dengan kita mengoptimalkan order book yang ada,” kata I Gede.
Menurut dia, sepanjang tahun lalu PT PP memiliki cukup punya order book. Dengan melimpahnya orderan tersebut, Perseroan mengupayakan burning yang lebih cepat untuk menjadikan laba. Hal serupa terjadi di 2024 ini, di mana perseroan menargetkan adanya kontrak baru di angka Rp32 triliun, yang nantinya akan cukup untuk melakukan burning di 2025.
“Jadi, sebagai gambaran rata-rata proyek-proyek carryover kita itu di angka 70 persen, sedangkan proyek baru hanya 30 persen. Sehingga dampak dari pada Pilpres, kemudian Pilkada dan kebijakan-kebijakan baru pemerintah itu bisa kita stabilkan terhadap pertumbuhan perusahaan,” ujar dia.
Lanjut kepada revenue di tahun ini, di mana perseroan mengharapkan bisa mencapai sekitar Rp20,5 triliun.
Proyek IKN
Terkait dengan Ibu Kota Nusantara (IKN), PTPP akan memperkuatkan proyek IKN kurang lebih sebanyak 13 proyek. Direktur operasi bidang gedung PTPP, Yuyus Juarsa, menjelaskan salah satu proyek yang baru selesai adalah tempat di mana dilakukannya upacara 17 Agustus kemarin, yaituIstana Presiden, Istana Negara, dan Istana Garuda.
“Itu kurang lebih progresnya sudah di atas 90 hingga 93 persen,” ungkap Yuyus dalam paparan publik PT PP, 28 Agustus 2024.
Dia menambahkan, ada beberapa proyek lainnya yang sudah dijalankan, yaitu proyek kelas 1, sumut bangsaan, KM Segment 3, Pakap 1 dan Pakap 2. Kemudian juga lojan akses masjid IKN dan Istana Negara serta Swim Lounge.
Selain proyek IKN, kontribusi PTPP tercatat banyak di Induk, hal ini disupport oleh proyek-proyek gedung dari BUMN, proyek-proyek jalan jembatan, jalan tol dan port itu yang cukup besar nilainya.
“Nah tentunya juga kita bagaimana merambah ke sektor tambang melalui anak-anak perusahaan, yaitu melalui proyek-proyek holding room beserta maintenance-nya,” tuturnya.
Target kontrak baru Rp32 Triliun
Perseroan menerangkan, sampai 25 Agustus 2024 telah berhasil memperoleh kontrak baru dengan total nilai mencapai Rp17,38 triliun. Perusahaan menargetkan total kontrak baru hingga akhir tahun ini mencapai Rp32 triliun.
Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto, menegaskan keyakinannya bahwa sisa empat bulan dalam tahun ini masih memungkinkan perseroan mencapai target yang telah ditetapkan tersebut. Agus menjelaskan bahwa dari total proyek baru yang diperoleh hingga Agustus 2024, proporsi terbesar berasal dari proyek pemerintah yang menyumbang 38 persen, diikuti oleh proyek dari BUMN yang mencapai 24 persen, dan proyek dari sektor swasta juga sebesar 38 persen.
Namun, Agus memprediksi bahwa komposisi sumber proyek tersebut akan mengalami perubahan menjelang akhir tahun. Proyeksi menunjukkan bahwa kontrak dari BUMN akan meningkat menjadi sekitar 40 persen, sedangkan proyek pemerintah diperkirakan tetap pada 38 persen, dan sektor swasta akan menurun menjadi 22 persen.
Selama delapan bulan pertama di 2023, PTPP berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp22,56 triliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi dari sektor swasta mencapai 48 persen, proyek pemerintah sebesar 36 persen, dan BUMN sebesar 16 persen.
Dengan melihat distribusi lokasi proyek, terdapat total 105 proyek yang dikerjakan oleh PTPP. Pulau Jawa mencatat jumlah proyek tertinggi dengan 52 proyek, disusul Kalimantan dengan 24 proyek, Sulawesi sembilan proyek, dan setiap pulau seperti Sumatera, Bali, serta Nusa Tenggara masing-masing memiliki tujuh proyek.
Untuk Papua dan Maluku, mereka memiliki empat proyek, sementara diluar negeri, khususnya di Filipina, perusahaan menjalankan dua proyek. (*)