KABARBURSA.COM - Indonesia dan Swiss telah membahas tindak lanjut mengenai implementasi Indonesia–EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA), penguatan kerja sama investasi, energi terbarukan, kesehatan, serta pengembangan sumber daya manusia.
Perlu diketahui, investasi Swiss di Indonesia telah melampaui USD2,1 miliar dan menyerap puluhan ribu tenaga kerja. Kerja sama IE CEPA yang berlaku sejak November 2021 dinilai menjadi kerangka hukum penting dalam memperkuat perdagangan dan investasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan kerja sama IE CEPA telah mendorong diversifikasi ekspor Indonesia, namun pemanfaatannya perlu ditingkatkan melalui dukungan UMKM, sertifikasi, hingga pertukaran informasi bisnis.
"Serta dialog intensif mengenai isu-isu strategis seperti food safety, labelling, sawit, perikanan, dan teknologi hijau,” ujar Airlangga dalam keterangannya, Jumat, 3 Oktober 2025.
Kedua pihak juga membahas hasil Joint Economic and Trade Commission (JETC) Indonesia-Swiss yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 29 September 2025, termasuk penandatanganan Joint Statement di sektor mineral.
Pada kesempatan itu, Indonesia menyoroti peluang kerja sama di bidang energi terbarukan, pembangunan rumah sakit dan uji klinis vaksin, pengembangan transportasi hijau, serta kerja sama halal.
Federal Councilor, Guy Parmelin yang hadir dalam pertemuan dua negara menekankan pentingnya memperkuat fondasi ekonomi bersama melalui pemanfaatan lebih efektif CEPA dan peningkatan keterlibatan sektor swasta.
Ia mengakui jika banyak perusahaan Swiss, baik besar maupun kecil, melihat Indonesia sebagai mitra strategis di Asia, khususnya dalam sektor kesehatan, mesin, pendidikan vokasi, serta energi terbarukan.
"Kami percaya kerja sama ini dapat membuka lapangan kerja, mendukung inovasi, dan memberikan manfaat nyata bagi kedua negara,” ujarnya.
Parmelin juga menyoroti peran perusahaan kecil dan menengah (UKM) yang memiliki spesialisasi teknologi tinggi dan siap berkolaborasi dengan mitra Indonesia yang dipandang sebagai pasar yang sangat menjanjikan.
Pertemuan ini turut menyinggung keberlanjutan kerja sama pendidikan vokasi yang difasilitasi SECO, pengembangan rantai nilai kakao, kerja sama transportasi dengan PT INKA, serta program Young Professionals Exchange yang sedang dianalisis lebih lanjut untuk diperluas.
Swiss juga menawarkan peluang bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam Agreement on Climate Change, Trade and Sustainability (ACCTS) dan Future of Investment and Trade (FIT) Partnership.
Kedua inisiatif ini merupakan platform yang mendukung sistem perdagangan berbasis aturan dengan keterlibatan luas berbagai negara. Indonesia dipandang memiliki kesempatan untuk turut serta, apabila sesuai dengan kepentingan dan prioritas nasional.
“Indonesia dan Swiss memiliki fondasi kemitraan yang kuat. Dengan komitmen bersama, kita dapat meningkatkan implementasi CEPA, memperluas kerja sama di sektor prioritas, dan menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara,” pungkas Airlangga.