Logo
>

Rilis Notulen Rapat The Fed Kuatkan Dolar AS

Ditulis oleh Yunila Wati
Rilis Notulen Rapat The Fed Kuatkan Dolar AS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Dolar AS mengalami penguatan signifikan pada Rabu, 9 Oktober 2024 waktu setempat, atau Kamis, 10 Oktober 2024 dini hari WIB, setelah rilis notulen rapat Federal Reserve periode September yang menunjukkan mayoritas perumus kebijakan mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin.

    Hal ini membuat pasar kembali menilai ulang prospek kebijakan moneter AS, seiring dengan ekspektasi terhadap langkah lanjutan The Fed.

    Para pelaku pasar terus mencerna komentar dari pejabat Federal Reserve serta bersiap untuk merespons rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) September yang akan dirilis malam ini. Trader percaya bahwa bank sentral AS tidak akan melanjutkan pelonggaran moneter secara agresif, apalagi setelah data penggajian non-pertanian yang kuat dirilis pada Jumat lalu, 4 Oktober 2024. Data tersebut mendorong penilaian ulang pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam jangka pendek.

    Direktur Eksekutif Klarity FX di San Francisco Amo Sahota, mengatakan pasar telah mengantisipasi rilis risalah rapat The Fed selama beberapa hari terakhir, di mana laporan inflasi dan data ketenagakerjaan menjadi faktor kunci dalam pergerakan dolar. Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, termasuk euro dan yen, melesat 0,38 persen menjadi 102,88. Ini merupakan level tertinggi sejak 16 Agustus 2024.

    Dalam notulen rapat Federal Reserve, Chairman Jerome Powell disebutkan harus meyakinkan lebih banyak anggota dewan untuk mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin. Meskipun mayoritas anggota mendukung pemotongan suku bunga, Gubernur Fed Michelle Bowman menjadi satu-satunya pihak yang tidak setuju.

    Presiden Bank Sentral Federal Dallas, Lorie Logan, juga mendukung pemangkasan suku bunga besar-besaran bulan lalu. Namun, ia menekankan perlunya pemangkasan yang lebih kecil di masa mendatang, mengingat masih adanya risiko kenaikan inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

    Sejalan dengan itu, Presiden Fed Boston Susan Collins dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly diharapkan memberikan pandangannya dalam beberapa waktu ke depan.

    Pergerakan Pasar Mata Uang Global

    Dampak dari penguatan dolar AS terasa kuat di pasar mata uang global. Euro, misalnya, melemah 0,36 persen terhadap dolar AS dan menyentuh level USD1,094, yang merupakan level terendah dalam dua bulan terakhir. Nilai tukar dolar/yen juga naik 0,72 persen menjadi 149,26, melampaui posisi tertinggi yang tercatat pada Senin lalu, 7 Oktober 2024.

    Yen semakin tertekan akibat pernyataan Perdana Menteri baru Jepang, Shigeru Ishiba, yang menegaskan bahwa Jepang belum siap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut. Hal ini turut memperlemah yen terhadap dolar AS.

    Di sisi lain, dolar AS juga menguat terhadap mata uang lain seperti franc Swiss, di mana greenback naik 0,42 persen menjadi 0,86, mencapai level tertinggi sejak 20 Agustus. Poundsterling Inggris melemah 0,25 persen menjadi USD1,3071, terendah sejak 12 September.

    Fokus ke China dan Pasar Australia-Selandia Baru

    Pasar mata uang Australia dan Selandia Baru turut terpukul akibat kekhawatiran atas permintaan dari China, serta kekecewaan pasar terhadap tindak lanjut stimulus ekonomi yang dianggap kurang memadai.

    Mata uang Australia melemah 0,43 persen terhadap dolar AS menjadi USD0,6716, sementara dolar Selandia Baru merosot 1,32 persen menjadi USD0,6057 setelah bank sentral negara tersebut memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin.

    Secara keseluruhan, penguatan dolar AS didukung oleh kondisi ekonomi yang solid di dalam negeri serta ekspektasi kebijakan The Fed yang terus berkembang. Sementara itu, prospek ekonomi global, khususnya di China dan Jepang, turut memberikan pengaruh pada volatilitas mata uang global.

    Rupiah Perkasa di Hadapan Dolar

    Nilai tukar rupiah mencatatkan kinerja positif pada perdagangan Rabu, 9 Oktober 2024. Berdasarkan data RTI Business hingga pukul 09.35 WIB, rupiah menguat 50 poin atau 0,32 persen, berada di level Rp15.604 per USD.

    Rupiah juga menunjukkan kekuatan saat berhadapan dengan sejumlah mata uang dunia. Merujuk data yang sama, rupiah mengalami penguatan terhadap dolar Australia sebesar 0,52 persen, euro 0,42 persen, dan poundsterling 0,40 persen.

    Tak hanya itu, di kawasan Asia, rupiah berhasil menguat terhadap delapan mata uang utama. Rupiah menghijau terhadap yuan 0,50 persen, dolar Hong Kong 0,30 persen, yen 0,33 persen, won 0,26 persen, ringgit 0,41 persen, dolar Singapura 0,35 persen, baht 0,26 persen, dan dolar Taiwan 0,56 persen. Tidak ada mata uang Asia yang mencatatkan pelemahan terhadap rupiah.

    Faktor utama yang mendukung apresiasi rupiah adalah revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia. Dalam laporan terbarunya, Bank Dunia menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2024 menjadi 5 persen, dan 5,1 persen untuk 2025.

    Proyeksi ini lebih tinggi dari perkiraan April lalu yang menyebutkan angka 4,9 persen untuk 2024 dan 5 persen untuk 2025. Revisi positif tersebut memberi dorongan kepercayaan bagi pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia, di tengah tekanan global yang masih terjadi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79