Logo
>

SMF Utak-Atik Strategi buat Danai Program Tiga Juta Rumah

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
SMF Utak-Atik Strategi buat Danai Program Tiga Juta Rumah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) terus berupaya menemukan solusi pendanaan untuk mendukung program pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.

    Hingga September 2024, SMF telah mengalirkan dana ke sektor perumahan melalui penerbitan surat utang korporasi yang totalnya mencapai Rp94,9 triliun. Angka ini terdiri dari berbagai instrumen, seperti obligasi, medium-term notes (MTN), dan efek beragun aset surat partisipasi (EBA-SP) yang jumlahnya mencapai Rp14,4 triliun.

    Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, menjelaskan bahwa saat ini total outstanding surat utang korporasi di Indonesia mencapai Rp474 triliun. Namun, kontribusi SMF terhadap angka tersebut baru mencapai sekitar Rp25,5 triliun, atau sekitar 5,43 persen dari total surat utang yang ada di pasar modal Indonesia.

    "Angka tersebut pada dasarnya menunjukkan kapasitas pasar modal Indonesia yaitu keterbatasan," kata dia dalam Dialog Solusi Pendanaan Program 3 Juta Rumah di Jakarta Senin 16 Desember 2024.

    Ananta menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam rangka mendukung pembangunan 3 juta rumah, dibutuhkan upaya bersama yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. SMF, bersama dengan instansi terkait, terus mengeksplorasi berbagai alternatif pendanaan, seperti dana hibah luar negeri, skema off-source, serta dukungan kebijakan dari pemerintah.

    "Eksplorasi jenis pendanaan tentunya terbuka lebar termasuk kemungkinan pendanaan offsours, dana hibah luar negeri, maupun dana lainnya bersama aturan pendukungnya," ungkap dia.

    Ananta juga menekankan bahwa salah satu kunci keberhasilan program 3 juta rumah adalah terciptanya skema pendanaan yang terjangkau dan berkelanjutan. Dalam hal ini, SMF berperan sebagai liquidity provider untuk sektor perumahan, dan melihat adanya peluang untuk mengoptimalkan kegiatan daur ulang (recycle) aset serta pembiayaan perumahan guna mendorong perbankan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor perumahan.

    Penting untuk dicatat bahwa saat ini total kredit pembiayaan perumahan hanya mencapai 8 persen dari total kredit yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya maksimal untuk meningkatkan kontribusi sektor ini.

    "Dengan keterbatasan alokasi APBN, peran berbagai pemangku kepentingan seperti BP Tapera, SMF, lembaga perbankan, dan pasar modal sangat penting dalam mewujudkan program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah," pungkas Ananta.

    Kementerian PKP Salurkan 30 Ribu Rumah Murah

    Sebelumnya diberitakan, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyebut dalam dua bulan dirinya menjabat, Kementerian PKP telah mendistribusikan hingga 30.000 unit rumah murah kepada masyarakat.

    Keberhasilan ini, kata Maruarar, tidak lepas dari dukungan kebijakan pemerintah terkait Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

    “Hingga hari ini, dalam dua bulan terakhir, dengan dukungan dari Presiden (Prabowo Subianto), Menko (Menteri Koordinator), dan Menteri Keuangan, kami telah membangun dan menyerahkan sekitar 30.000 unit rumah kepada masyarakat,” kata Maruarar dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, 16 Desember 2024.

    Ara menjelaskan, sebagian besar rumah tersebut disalurkan melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dikelola oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN).

    Ia juga menegaskan bahwa program FLPP akan terus dilanjutkan, karena terbukti memberikan manfaat tidak hanya bagi masyarakat yang membutuhkan hunian, tetapi juga bagi sektor perbankan dan pengembang properti.

    “Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran untuk FLPP pada tahun depan. Program ini sangat diminati oleh masyarakat dan pengembang, serta memiliki tingkat kredit macet (NPL) yang sangat rendah. Oleh karena itu, program ini akan terus kami jalankan,” pungkas Ara, panggilan akrab Maruarar Sirait.

    Beli Rumah Seharga Rp5 Miliar dapat Diskon PPN 100 Persen

    Pemerintah memutuskan memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor properti.

    Kebijakan ini menawarkan skema menarik, yakni pembelian rumah hingga Rp5 miliar akan mendapat diskon PPN sebesar 100 persen untuk Rp2 miliar pertama pada periode Januari hingga Juni 2025. Sementara itu, mulai Juli hingga Desember 2025, diskon akan turun menjadi 50 persen.

    Maruarar Sirait mengatakan bahwa langkah ini bertujuan mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui efek berganda pada berbagai sektor industri terkait.

    “Industri perumahan memiliki efek berganda pada ratusan sektor, mulai dari cat, kayu, plafon, hingga semen. Kebijakan ini akan sangat menggerakkan perekonomian dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tahun depan,” kata Maruarar dalam acara konferensi pers bertajuk “Paket Kebijakan Ekonomi: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan” di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, 16 Desember 2024.

    Dia pun mengapresiasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang telah menyetujui perpanjangan insentif ini. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.