Logo
>

Strategi Besar Pertamina Kurangi Impor BBM Lewat RDMP & GRR

Pertamina pacu pembangunan kilang baru dan modernisasi RDMP demi wujudkan kemandirian energi, produksi BBM hijau, dan petrokimia nasional.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Strategi Besar Pertamina Kurangi Impor BBM Lewat RDMP & GRR
Pertamina kebut proyek pembangunan kilang baru, produksi BBM bisa naik drastis. Foto: dok. Pertamina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Pertamina (Persero) terus mempercepat proyek pembangunan dan modernisasi kilang minyak di seluruh Indonesia, caranya lewat program jangka panjang Refinery Development Masterplan Program (RDMP).

    Langkah strategis ini menjadi tulang punggung upaya Pertamina secara nasional untuk memperkuat ketahanan energi, mengurangi impor BBM, serta mempercepat transisi ke bahan bakar rendah emisi.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengatakan bahwa saat ini Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengoperasikan enam kilang utama di berbagai wilayah.

    Enam kilang yang dijalankan KPI berada di Dumai (Riau), Plaju (Sumatra Selatan), Balongan (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Kasim (Papua Barat Daya).

    “Keenam kilang yang beroperasi saat ini mampu mengolah minyak mentah hingga 1 juta barel per hari dan menghasilkan berbagai jenis produk BBM, LPG, Avtur, dan Petrokimia,” ujar Fadjar lewat keterangan resmi yang dikutip, Selasa 14 Oktober 2025.

    RDMP: Kunci Efisiensi dan Kemandirian Energi

    Lebij lanjut, Pertamina menjalankan proyek RDMP Balongan dan RDMP Balikpapan untuk meningkatkan kapasitas dan kompleksitas pengolahan.

    Sementara Kilang Cilacap dan Dumai dikembangkan menjadi green refinery yang mampu memproduksi bahan bakar ramah lingkungan seperti Pertamina Renewable Diesel (RD), Pertamax Green, dan Sustainable Aviation Fuel (SAF).

    Kilang Plaju dan Kasim juga diperkuat untuk mendukung program nasional Biosolar B40, yang sejalan dengan agenda transisi energi pemerintah.

    Fadjar menuturkan, proyek Pertamina Langit Biru Cilacap yang rampung pada 2019 berhasil meningkatkan kualitas BBM menjadi lebih ramah lingkungan. Sementara proyek RDMP Balongan yang tuntas pada 2022, sukses meningkatkan kapasitas pengolahan dari 125 ribu menjadi 150 ribu barel per hari.

    “Dengan kemampuan kilang eksisting saat ini, Pertamina tidak lagi mengimpor Solar dan Avtur,” tegas Fadjar.

    Kilang Balikpapan Jadi Proyek Strategis 2025

    Tahun 2025 akan menjadi momentum penting bagi RDMP Balikpapan yang dijadwalkan memulai uji coba operasi pada unit baru Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC). Proyek ini menargetkan total kapasitas pengolahan kilang nasional meningkat menjadi 1,16 juta barel per hari.

    “Penyelesaian proyek secara bertahap diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi masyarakat sekaligus menekan impor BBM,” jelas Fadjar.

    Peningkatan RDMP juga mendorong Nelson Complexity Index (NCI) dari 4,1 menjadi 8, menjadikan produk kilang Pertamina semakin variatif dan setara standar Euro 5 dengan kadar sulfur rendah. Dampaknya signifikan terhadap pengurangan emisi karbon nasional.

    Pertamina pun menargetkan pembangunan GRR Tuban di Jawa Timur dengan kapasitas tambahan 300 ribu barel per hari, yang akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan sistem kilang terintegrasi di Asia Tenggara.

    Dorong Industri Petrokimia Nasional

    Selain meningkatkan kapasitas BBM, Pertamina juga memperluas bisnis petrokimia sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan peningkatan nilai perusahaan.

    Melalui Grup Tuban Petrochemical Industries, anak usaha PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) telah berhasil menaikkan kapasitas produksi aromatik dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton per tahun.

    Pertamina juga tengah mengkaji pembangunan kompleks pabrik olefin yang diproyeksikan menambah pasokan bahan baku plastik dalam negeri hingga 1,6 juta ton per tahun.

    Di sisi lain, PT Polytama Propindo di Balongan, Indramayu, bersiap meningkatkan kapasitas produksi petrokimia sebesar 300 ribu ton per tahun dengan target operasi pada 2028.

    “Melalui dukungan anak usaha dan afiliasi, kami optimistis langkah ini akan memperkuat industri hilir petrokimia nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap produk impor,” pungkas Fadjar.

    Program Sekolah Energi Berdikari Pertamina Dorong Edukasi Ilmu Sains

    Minat generasi muda Indonesia terhadap ilmu pengetahuan di bidang sains sayangnya masih tergolong rendah.

    Berdasarkan data Bappenas, hanya 18,47 persen mahasiswa Indonesia yang lulus dari bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Angka ini tertinggal jauh di bawah Malaysia yang mencapai 37,19 persen dan Singapura dengan 34,30 persen.

    Menurut Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si., selaku pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM), masih minimnya minat sains dari generasi muda Indonesia disebabkan oleh rasa takut pelajar terhadap kompleksitas ilmu tersebut.

    “Banyak siswa merasa takut dengan simbol, angka, dan persamaan matematika. Narasi bahwa hanya orang jenius yang bisa memahami sains membuat banyak siswa menyerah sebelum mencoba,” ujarnya lewat keterangan resmi Pertamina yang dikutip, Rabu 8 Oktober 2025.

    Sekolah Energi Berdikari: Sains Jadi Seru dan Relevan

    Namun kini terdapat salah satu sekolah yang berhasil mengubah cara pandang siswa terhadap sains, yakni SMKN Nusawungu di Cilacap, Jawa Tengah.

    SMKN Nusawungu sendiri telah menjalin kolaborasi dengan Pertamina melalui program Sekolah Energi Berdikari (SEB) STEM. Program ini mengintegrasikan pembelajaran sains dan energi terbarukan berbasis eksperimen dan proyek nyata.

    “Kami mendapat dukungan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 3.300 watt peak dengan baterai 5.500 watt hours. Implementasi PLTS ini membuat kegiatan praktik kelistrikan di sekolah kami semakin menarik karena menggunakan energi bersih dan mandiri,” ungkap Sri Windiarti, Kepala SMKN Nusawungu Cilacap.

    Lebih detilnya, sekolah ini juga memiliki fasilitas pendukung berupa laboratorium bengkel untuk praktik siswa. Infrastruktur tersebut dilengkapi dengan sistem kelistrikan modern yang ramah lingkungan.

    Menurut Fadjar Djoko Santoso, hingga tahun 2024 Pertamina telah menghadirkan 23 Sekolah Energi Berdikari di berbagai wilayah Indonesia.

    “Program ini memberikan dampak signifikan, baik dari sisi pendidikan, lingkungan, maupun efisiensi energi. Sebanyak 10.647 siswa telah memahami pemanfaatan energi terbarukan, dan 691 guru turut menerima manfaat melalui pembelajaran yang lebih inovatif dan aplikatif,” sebutnya.

    Ekspansi SEB 2025: Lebih Banyak Sekolah dan Dampaknya

    Pada tahun ini, Pertamina kembali memperluas program SEB berbasis STEM ke 10 sekolah baru dan meningkatkan 10 sekolah eksisting agar naik kelas.

    Saat ini, sudah terdapat lima sekolah yang mendapatkan instalasi energi terbarukan PLTS dengan total kapasitas 16.500 watt peak dan penyimpanan energi sebesar 25.000 watt hours.

    “Pemanfaatan energi surya ini mampu mengurangi emisi karbon hingga 22.650 kg CO₂ (Carbon dioxide) ekuivalen per tahun, serta menekan biaya listrik sekolah hingga Rp34,7 juta per tahun. Listrik tersebut digunakan untuk laboratorium, komputer, hingga sarana belajar mengajar,” tambahnya.

    Adapun beberapa sekolah yang sudah selesai mengimplementasikan energi baru terbarukan (EBT) pada 2025 antara lain:

    - SMKN Nusawungu, Kabupaten Cilacap

    - SMP Wisata Sanur, Denpasar Selatan

    - SMPN 2 Jenu, Kabupaten Tuban

    - SDN Ciptomulyo 1, Kota Malang

    - SMP Islam Al-Azhar 27 YPKS, Kota Cilegon

    Inisiatif SEB ini sejalan dengan komitmen Pertamina dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau).

    “Pertamina akan terus memperluas program Sekolah Energi Berdikari agar semakin banyak siswa dan guru yang merasakan manfaatnya. Kami ingin generasi muda tidak hanya sadar energi bersih, tetapi juga termotivasi untuk berinovasi menciptakan solusi energi berkelanjutan bagi bangsa,” tutup Fadjar. (info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.