Logo
>

Susu Ikan tak sama dengan Sapi: Lebih Baik Makanan Utuh

Ditulis oleh Dian Finka
Susu Ikan tak sama dengan Sapi: Lebih Baik Makanan Utuh

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Rahmad Handoyo menilai, wacana pemerintah mengganti susu sapi dengan susu ikan tidak tepat karena ada perbedaan mendasar di antara keduanya.

    “Kita tidak perlu memaksakan susu ikan menjadi pengganti susu sapi, karena keduanya memiliki karakteristik yang berbeda,” ujar Rahmad kepada Kabar Bursa, Rabu, 18 September 2024.

    Rahmad menekankan pentingnya memberikan makanan yang utuh kepada anak-anak, yakni makanan yang tidak melalui proses industri yang panjang.

    Meskipun susu ikan dapat memberikan kemudahan, Rahmad juga menyoroti potensi penurunan nilai gizi yang mungkin terjadi akibat proses pengolahan yang kompleks. 

    “Makanan utuh, seperti ikan segar, lebih cocok untuk anak-anak dan lebih kaya akan nutrisi,” tambahnya.

    Ia mengungkapkan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya perikanan, namun konsumsi ikan di kalangan masyarakat masih rendah dibandingkan negara kepulauan lain.

    “Lebih baik memberikan ikan segar daripada memproduksi susu ikan yang melalui berbagai proses, termasuk penghilangan rasa amis,” jelasnya.

    Sementara itu, meski produksi susu ikan dapat menjadi peluang bisnis, fokus utama seharusnya tetap pada peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. “Kampanye untuk mencintai ikan harus diperkuat, terutama di kalangan anak-anak,” tegasnya.

    Ikan kaya akan protein dan omega-3, yang penting untuk pertumbuhan otak dan kesehatan jantung, alih-alih memproduksi susu ikan, pemerintah seharusnya lebih mendorong penyediaan ikan segar langsung ke masyarakat.

    "Ini akan lebih sehat dan bermanfaat bagi anak-anak, tanpa melalui proses industri yang panjang,” tuturnya.

    Rahmad menambahkan fokus pada penyediaan makanan utuh dan kampanye makan ikan yang lebih kuat dapat menjadi solusi yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak. 

    “Artinya ya tidak perlu dipaksakan pemenuhan nutrisi protein yang mestinya dari susu sapi. Kalau memang tidak mencukupi dan biaya dan pertimbangan yang lain, ya sudah. Dicukupi dari sisi protein ikan langsung yang bisa diolah di rumah tangga,” pungkasnya.

    Jadi Pengganti Susu Impor

    Sebelumnya diberitakan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengusulkan susu ikan sebagai alternatif menggantikan susu sapi sebagai pemenuhan program Makan Bergizi Gratis (MBR) yang akan dijalankan pemerintahan terbaru. Usulan ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor susu sebagai salah satu menu utama di program Makan Bergizi Gratis.

    Menurut Teten, susu ikan bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi ketergantungan pada susu impor dan meningkatkan nilai tambah produk perikanan domestik.

    Dia menjelaskan, pemberian susu ikan juga bagian dari upaya hilirisasi produk kelautan dan sebagai upaya meningkatkan pendapatan nelayan melalui pemanfaatan produk-produk turunannya.

    “Hilirisasi produk lautan salah satunya adalah produk-produk turunan dari ikan. Tidak hanya untuk produk susu, ikan juga mengandung ekstrak protein yang bisa digunakan dalam industri makanan,” kata Teten

    Dipaparkannya, susu ikan bisa menjadi produk yang memenuhi standar gizi sama seperti susu sapi karena mengandung protein yang setara dengan susu sapi. Dengan begitu, dalam pemenuhan susu di program Makan Bergizi Gratis bisa memanfaatkan ikan-ikan rucah dan ikan asin yang melimpah di Indonesia.

    “Selain itu, susu ikan ini lebih murah dan tidak menimbulkan alergi seperti pada susu sapi. Ini merupakan keuntungan besar untuk masyarakat Indonesia,” jelasnya.

    Teten menyebutkan, sampai saat ini Indonesia masih bergantung pada impor susu, yang mencapai 80 persen. Keterbatasan lahan dan produktivitas susu sapi, yang hanya sekitar 15 liter per hari per sapi, menjadi tantangan besar.

    “Susu sapi masih didominasi oleh impor, dan kita memiliki potensi yang sangat besar untuk menggantikan produk ini dengan susu ikan,” imbuhnya.

    Dia menyebutkan bahwa potensi susu ikan di Indonesia sangat besar, dengan kapasitas sekitar 24,74 juta ton ikan yang dapat diolah menjadi susu. “Saat ini susu ikan sudah mulai dijual untuk umum,” kata Teten.

    Melihat besarnya potensi susu ikan, Teten berpandangan, hal itu bisa menjadi alternatif untuk menggantikan susu sapi, Namun, pihaknya belum pernah membicarakan hal itu kepada Prabowo Subianto.

    Meski begitu, dia berharap program Makanan Bergizi Gratis dapat melibatkan UMKM. “Susu ikan sudah dijual, tapi saya belum ada pembicaraan itu dengan tim Pak Prabowo. Tapi bapak Presiden Jokowi sudah pernah menyampaikan bahwa bagaimana misalnya penyediaan makan bergizi melibatkan UMKM, salah satunya yang potensial susu,” tuturnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.