KABARBURSA.COM - Brand fashion ternama Zara mendapati dirinya tengah menjadi sorotan dan mendapat seruan boikot. Hal ini dipicu oleh iklan Zara yang dituduh memiliki sindiran tersembunyi terhadap Palestina.
Dalam iklan tersebut, terlihat boneka dengan anggota tubuh yang hilang dan visualisasi patung yang dibungkus kain putih di situs dan aplikasi Zara.
Menurut laporan Forbes pada Rabu, 20 Desember 2023, Zara memiliki 3.000 gerai di 96 negara, menjadikannya brand fast fashion di bawah naungan raksasa fashion Inditex Group. Sindiran yang diduga terkandung dalam iklan menciptakan gelombang protes, memicu seruan boikot terhadap brand ini.
Siapa Pemilik Zara?
Amancio Ortega, pendiri Inditex Group, adalah pemilik Zara. Ortega memiliki 60 persen saham Inditex yang juga mengendalikan 8 brand ternama, termasuk Massimo Dutti dan PullBear.
Melansir dari Bloomberg, mayoritas kekayaan Ortega berasal dari kepemilikannya di Inditex. Ia mengontrol sahamnya melalui perusahaan induk Pontegadea Inversiones dan Partler, yang berbasis di Arteixo, Spanyol.
Ortega, yang memulai kariernya di industri pakaian pada usia 13 tahun, membuka toko Zara pertamanya pada tahun 1975 bersama mantan istrinya, Rosalia Mera. Pada tahun 1988-1990, ia melakukan ekspansi ke Portugal, Prancis, dan Amerika Serikat. Selanjutnya, ia memperkenalkan merek PullBear dan Bershka serta mengakuisisi Massimo Dutti dan Stradivarius.
Rosalia Mera, mantan istrinya, sebelumnya adalah pemegang saham terbesar kedua Inditex. Namun, mereka berpisah dan Mera meninggal pada Agustus 2013.
Kekayaan Ortega yang terus berkembang dari bisnis fashionnya menunjukkan kontribusi besar Zara dalam membentuk citra dan daya tarik Inditex Group.