Logo
>

Anak Usaha TAPG Raih Fasilitas Kredit dari Bank OCBC

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Anak Usaha TAPG Raih Fasilitas Kredit dari Bank OCBC

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) mengumumkan penambahan Fasilitas Kredit Investasi untuk salah satu anak usahanya pada tanggal 28 Agustus 2024.

    Corporate Secretary TAPG, Joni Tjeng, mengungkapkan bahwa anak perusahaan TAPG telah menerima tambahan fasilitas kredit investasi sebesar Rp300 miliar dari PT. Bank OCBC NISP Tbk. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 29 Agustus 2024.

    "Penambahan fasilitas kredit ini tidak memberikan dampak material terhadap operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha TAPG," jelasnya.

    Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menunjukkan performa beragam namun cenderung melemah di berbagai pasar. Namun penurunan kinerja komoditas ini tampaknya tak memengaruhi kinerja sejumlah emiten perkebunan kelapa sawit.

    Di pasar Spot Rotterdam, harga CPO turun 3,32 persen menjadi USD 1.020 per metrik ton pada perdagangan Selasa, 23 Juli 2024, dari penutupan sehari sebelumnya.

    Harga kontrak CPO di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) mayoritas turun pada Kamis, 24 Juli 2024. Hal itu seiring pelemahan harga minyak kedelai. Kontrak berjangka CPO untuk Agustus 2024 naik MYR16 menjadi MYR4.008 per ton. Untuk kontrak berjangka CPO September 2024 terkerek MYR1 menjadi MYR3.950 per ton.

    Sementara itu, kontrak berjangka CPO Oktober 2024 turun MYR7 menjadi MYR3.918 per ton. Kontrak berjangka CPO November 2024 berkurang MYR10 menjadi MYR3.902 per ton.

    Sedangkan kontrak berjangka CPO Desember 2024 melemah MYR10 menjadi MYR3.904 per ton. Kontrak berjangka CPO Januari 2025 jatuh MYR10 menjadi MYR3.916 per ton.

    Lebih lanjut, dibandingkan perdagangan awal tahun, harga CPO di Pasar Spot hari ini naik 12,71 persen (year to date/ytd). Demikian pula dibandingkan periode yang sama, secara tahunan harga CPO telah naik 3,03 persen (year on year/yoy).

    Emiten Kelapa Sawit

    PT Triputra Agro Persada Tbk, sebuah emiten CPO, mencatat peningkatan laba sebesar 107 persen menjadi Rp966 miliar selama semester I 2024.

    Menurut laporan keuangan, TAPG mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp4,07 triliun, meningkat 8,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,77 triliun. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan harga CPO sebesar 7 persen.

    TAPG juga berhasil mengurangi beban pokok produksi sebesar 5 persen, yang terutama disebabkan oleh penurunan harga pupuk. Dengan kinerja ini, TAPG mencatatkan laba bersih Rp966 miliar, meningkat 105,6 persen dibandingkan semester I 2023 yang sebesar Rp469,8 miliar.

    Presiden Direktur TAPG, Tjandra Karya Hermanto, menjelaskan bahwa pada kuartal II 2024 produksi TBS TAPG meningkat 4 persen dibandingkan periode sebelumnya. TAPG tetap fokus pada praktik pertanian yang baik dan infrastruktur pendukung untuk memastikan kelancaran produksi dan pengiriman dalam segala kondisi iklim pada paruh kedua 2024.

    “Harga CPO pada semester I 2024 tetap tinggi karena pasokan minyak nabati dunia belum meningkat signifikan. Dengan pencapaian produksi saat harga masih tinggi, perusahaan optimistis dapat mencatat pertumbuhan kinerja positif hingga akhir tahun,” kata Tjandra.

    Secara operasional, Tjandra menjelaskan bahwa dampak El Nino yang terjadi tahun lalu masih terasa hingga semester I 2024. TAPG bersama entitas asosiasinya memproduksi TBS sebesar 1,39 juta ton sepanjang semester I 2024, mengalami penurunan 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Produksi CPO TAPG pada paruh pertama tahun ini sebesar 445.000 ton, turun 3 persen, dan produksi palm kernel sebesar 91.000 ton. “Dampak El Nino tahun lalu masih dirasakan hingga kuartal II 2024, sehingga produksi masih terpengaruh. Namun, perusahaan melihat produksi akan mulai meningkat pada kuartal III 2024, dan semester kedua akan lebih tinggi dibandingkan semester pertama,” jelasnya.

    Tjandra menyebutkan bahwa peningkatan produksi ini disebabkan oleh masuknya CPO ke fase panen raya dan iklim yang lebih kondusif akibat La Nina. “Perusahaan optimistis harga akan tetap stabil pada level yang tinggi dengan permintaan yang baik, terutama dari negara-negara konsumen CPO dan domestik untuk program biodiesel,” tambahnya.

    Dia melanjutkan bahwa selama semester I 2024, TAPG telah memperkuat infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas akses lainnya. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi tantangan logistik akibat La Nina yang menyebabkan kondisi lebih basah, sekaligus memastikan perusahaan tetap optimal dalam proses produksi dan pengiriman produk.

    Kinerja positif TAPG juga didukung oleh kebijakan pengelolaan keuangan yang bijaksana, yang merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Aset TAPG pada Juni 2024 tercatat senilai Rp13,21 triliun, turun 4 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, liabilitas menurun 23 persen menjadi Rp2,75 triliun, dan ekuitas meningkat 3 persen menjadi Rp10,46 triliun.

    Saham TAPG

    Harga saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) pada Kamis, 25 Juli 2024 ditutup naik 35 poin atau 5,93 persen di Rp625. Emiten sawit milik konglomerat TP Rachmat ini mencatatkan laba bersih Rp1 triliun sepanjang semester pertama 2024, naik 107 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

    Sejumlah analis merekomendasikan trading buy saham TAPG di kisaran harga masuk Rp600 dan Rp625. Target harga di Rp650 dan Rp660, sementara stop loss di Rp580.

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.