Logo
>

Bursa Asia Menguat Ikuti Reli Saham Teknologi di Wall Street

Pasar saham Asia dibuka menguat pada Selasa, 15 April 2025, mengikuti penguatan signifikan di Wall Street yang dipimpin oleh saham-saham teknologi.

Ditulis oleh Syahrianto
Bursa Asia Menguat Ikuti Reli Saham Teknologi di Wall Street
Papan pantau saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menampilkan indeks saham dunia. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Asia dibuka menguat pada Selasa, 15 April 2025, mengikuti penguatan signifikan di Wall Street yang dipimpin oleh saham-saham teknologi. Sentimen positif ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan kemungkinan pengecualian tarif untuk produk seperti ponsel pintar dan komputer.

    Optimisme pelaku pasar juga diperkuat oleh pernyataan Trump yang mengisyaratkan dukungan terhadap sejumlah produsen otomotif. Hal ini mendorong penguatan saham-saham sektor otomotif di kawasan Asia.

    Pemerintah AS diketahui memberikan pengecualian tarif untuk produk-produk elektronik seperti ponsel dan komputer, yang sebagian besar diimpor dari China.

    Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 1,15 persen, sementara indeks Topix menguat 1,16 persen. Saham sektor otomotif menjadi pendorong utama penguatan, dengan saham Suzuki Motor melonjak 5,28 persen, Mazda Motor naik 5,08 persen, Honda Motor menguat 5,05 persen, dan Toyota Motor menambahkan 4,83 persen.

    Indeks Kospi Korea Selatan tercatat naik 0,39 persen, ditopang oleh penguatan saham otomotif, meskipun indeks teknologi Kosdaq terkoreksi 0,32 persen. Saham Kia Corp naik 2,89 persen, sedangkan Hyundai Motor menguat 2,57 persen.

    Di Hong Kong, kontrak berjangka indeks Hang Seng menunjukkan pembukaan yang lebih kuat, mencerminkan potensi lanjutan penguatan pasar.

    Sementara itu, indeks acuan pasar saham India, Sensex dan Nifty 50, diperkirakan akan dibuka lebih tinggi pada hari yang sama, mengikuti arah pasar global. 

    Indikasi dari perdagangan kontrak berjangka Gift Nifty menunjukkan level sekitar 23.300, atau sekitar 382 poin di atas penutupan sebelumnya, mengindikasikan pembukaan yang cukup tinggi di pasar saham India.

    Selanjutnya indeks S&P/ASX 200 naik 0,2 persen pada perdagangan hari ini, mengikuti penguatan pasar global setelah Wall Street mencatatkan kenaikan yang dipimpin oleh saham teknologi. ​

    Sektor pertambangan mengalami kenaikan 0,7 persen, mencapai level tertinggi dalam hampir dua minggu terakhir, didorong oleh harga bijih besi dan logam yang kuat. Saham-saham utama seperti Rio Tinto, BHP, dan Fortescue Metals Group mencatatkan penguatan.

    Sektor energi juga menunjukkan performa positif, dengan saham Viva Energy naik 3,4 persen dan Santos menguat 2,1 persen, seiring dengan kenaikan harga minyak global. 

    Namun, sektor konsumer mengalami tekanan, dengan saham Breville Group dan Aristocrat Leisure mencatatkan penurunan hampir 1 persen, dipengaruhi oleh ketidakpastian politik domestik menjelang pemilu. 

    Wall Street Menguat berkat Apple

    Bursa saham AS ditutup menguat pada Senin, 14 April 2025, ditopang oleh sentimen positif dari sektor teknologi, terutama saham Apple, setelah Gedung Putih resmi mengecualikan perusahaan itu dari tarif baru. 

    Namun, di balik euforia sesaat, pasar masih dibayangi ketidakpastian arah kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump, termasuk ancaman tarif baru untuk semikonduktor yang bisa diumumkan dalam waktu dekat.

    Pengecualian tarif terhadap Apple diumumkan pada Jumat, 11 April 2025, dan langsung mengangkat optimisme investor atas potensi diringankannya tekanan terhadap rantai pasok teknologi global. Namun, hanya dua hari berselang, Trump menegaskan bahwa ia akan mengumumkan tarif atas impor semikonduktor "dalam waktu seminggu ke depan."

    Pernyataan ini sontak meredam reli yang sempat terjadi, dan memicu kecemasan baru bahwa industri chip global masih berada dalam garis bidik kebijakan proteksionis.

    Saham-saham teknologi menyambut berita positif dengan lonjakan harga. Apple naik 2,2 persen, Dell Technologies melonjak 4 persen, dan HP naik 2,5 persen. Namun, respons berbeda ditunjukkan oleh sektor semikonduktor: indeks Philadelphia Semiconductor hanya naik tipis 0,3 persen, sementara saham Nvidia justru turun 0,2 persen—cerminan kekhawatiran bahwa tarif baru bisa menyasar langsung pada produsen chip.

    Perdagangan hari itu berlangsung fluktuatif, cerminan pasar yang masih sensitif terhadap perkembangan geopolitik dan risiko kebijakan dagang. Sejak Trump kembali menggulirkan wacana tarif besar-besaran pada awal April, volatilitas meningkat drastis, membuat pelaku pasar kesulitan untuk membaca arah.

    “Yang kita hadapi saat ini bukan sekadar perang dagang, tapi krisis kepercayaan. Sulit bagi konsumen, pebisnis, atau investor untuk membuat rencana jangka panjang ketika aturannya bisa berubah tiap minggu,” ujar Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital Advisors, St. Louis.

    Tiga indeks utama AS semuanya ditutup di zona hijau:

    Dow Jones Industrial Average naik 312,08 poin (0,78 persen) ke 40.524,79

    S&P 500 menguat 42,61 poin (0,79 persen) ke 5.405,97

    Nasdaq Composite naik 107,03 poin (0,64 persen) ke 16.831,48

    Indeks Volatilitas CBOE (VIX), indikator ketakutan pasar, turun ke 30,89—level terendah sejak 3 April. Meski begitu, tanda-tanda teknikal menunjukkan awan gelap belum benar-benar berlalu. 

    S&P 500 secara teknikal baru saja memasuki pola “death cross”—sebuah sinyal koreksi jangka pendek yang bisa menjadi tren penurunan jangka panjang jika tidak diimbangi pemulihan fundamental. Pola ini terjadi ketika rata-rata pergerakan 50 hari (50-DMA) turun melewati rata-rata 200 hari (200-DMA), dan dianggap sebagai sinyal bearish oleh analis teknikal.

    Pada Senin, 50-DMA S&P 500 berada di sekitar 5.748, sementara 200-DMA di 5.754. Meski indeks naik 0,8 persen hari itu, ini menandai pertama kalinya death cross terjadi sejak 1 Februari 2023.

    “Memang terdengar menakutkan, tapi secara historis, justru seringkali menjadi peluang beli,” ujar Adam Turnquist, kepala analis teknikal di LPL Financial. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.