KABARBURSA.COM - PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mengumumkan telah menyiapkan dana untuk melunasi pokok Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019.
Corporate Secretary BNGA, Susiana Tanto menyampaikan bahwa perseroan telah mempersiapkan dana sebesar Rp83 miliar untuk pembayaran pokok obligasi tersebut. Seperti dalam keterangannya pada Selasa 26 November 2024.
Lebih lanjut, Susiana menjelaskan bahwa BNGA juga telah menyediakan dana sebesar Rp481 miliar untuk pembayaran Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2019 Seri C.
Dana yang diperlukan untuk pembayaran obligasi ini telah ditempatkan di Bank Indonesia, ujarnya.
Susiana menambahkan bahwa obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 19 Desember 2024, dan bahwa pembayaran ini tidak akan memengaruhi operasional, kondisi hukum, finansial, atau kelangsungan usaha perseroan.
Catatan Kinerja Solid
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan kinerja yang solid pada sembilan bulan pertama 2024 (9M24), dengan total kredit/pembiayaan tumbuh 6,4 persen secara tahunan (Y-o-Y), mencapai Rp218,6 triliun.
Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan signifikan di sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tercatat naik 9,4 persen YoY, diikuti oleh sektor Perbankan Korporat yang meningkat 7,1 persen YoY, dan Perbankan Konsumer yang naik 5,4 persen Y-o-Y. Kenaikan tertinggi dalam pembiayaan retail berasal dari sektor Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang mengalami lonjakan 18,2 persen YoY. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat 8 November 2024.
Dalam laporan keuangannya, CIMB Niaga melaporkan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp6,6 triliun, yang mencatatkan kenaikan 5,1 persen Y-o-Y, serta menghasilkan laba per saham (EPS) sebesar Rp204,34.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyampaikan bahwa pertumbuhan yang positif ini mencerminkan fokus perusahaan pada pengelolaan aset berkualitas tinggi dan efisiensi operasional. Kualitas aset Bank tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) bruto sebesar 2,0 persen, lebih rendah dari rata-rata industri, menunjukkan pengelolaan yang hati-hati dan proaktif dalam menjaga kualitas portofolio dan kinerja yang berkelanjutan.
“Di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah, kami bersyukur dapat memberikan hasil yang menarik bagi para pemegang saham dengan terus memperkuat posisi modal dan likuiditas. Kami percaya bahwa strategi jangka panjang yang kami terapkan akan membuahkan hasil yang baik di sisa tahun 2024,” ujar Lani dalam Media Gathering bersama CIMB Niaga di Palembang. Ia menambahkan, perusahaan fokus pada empat pilar utama: alokasi aset yang tepat, ekspansi basis nasabah ritel, penguatan portofolio CASA, dan peningkatan digital engagement. CIMB Niaga juga terus menjaga ketahanan operasional dan manajemen risiko yang terbukti sangat penting dalam beberapa tahun terakhir, serta terus menyempurnakan strategi berdasarkan keunggulan internal dan tren pasar.
CIMB Niaga juga mempertahankan posisi permodalan dan likuiditas yang kokoh, dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,4 persen dan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 84,3 persen. Total aset konsolidasian CIMB Niaga tercatat Rp354,3 triliun per 30 September 2024, yang memperkuat posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Sementara itu, Total Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp256,0 triliun, tumbuh 8,8 persen YoY, didorong oleh kenaikan pada saldo current account and savings account (CASA) yang mencapai Rp170,7 triliun, juga mencatatkan kenaikan 8,8 persen YoY. Pencapaian ini merupakan hasil dari upaya Bank dalam membina hubungan yang lebih erat dengan nasabah dan meningkatkan pengalaman nasabah melalui layanan digital, yang turut mendorong rasio CASA menjadi 66,7 persen.
Catatan Laba Bersih
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) telah mencatat kinerja yang mengesankan dengan laba bersih sepanjang 2023 mencapai Rp 6,47 triliun, meningkat 28,42 persen secara tahunan (YoY).
Kinerja ini sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit yang dilakukan oleh CIMB Niaga selama periode tersebut. Bank tersebut mencatat peningkatan kredit sebesar 8,5 persen YoY atau mencapai Rp 213,4 triliun.
Kredit korporasi memberikan kontribusi terbesar dengan jumlah Rp 83,4 triliun, yang juga mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 11,7 persen YoY.
Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di segmen syariah, mencapai 17 persen, dengan pembiayaan sebesar Rp 55,2 triliun.
Namun, kredit konsumer mengalami pertumbuhan paling lambat, hanya sebesar 6,9 persen YoY dengan nilai mencapai Rp 71,8 triliun.
Meskipun kredit tumbuh, pendapatan bunga bersih bank tersebut turun tipis 0,92 persen YoY menjadi Rp 13,35 triliun. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh era suku bunga tinggi yang meningkatkan beban bunga sebesar 58,79 persen YoY menjadi Rp 13,35 triliun.
Untungnya, CIMB Niaga berhasil meningkatkan rasio dana murahnya menjadi 63,9 persen dari tahun sebelumnya sebesar 63,6 persen. Dana Pihak Ketiga (DPK) CIMB Niaga juga tumbuh sebesar 3,8 persen YoY atau mencapai Rp 235,9 triliun.
Pendapatan berbasis komisi juga menjadi penopang pertumbuhan laba dengan meningkat 30,7 persen menjadi Rp 3,15 triliun.
Dari sisi kualitas kredit, CIMB Niaga berhasil menurunkan rasio gross NPL-nya menjadi lebih baik, dari 2,8 persen di tahun 2022 menjadi 2 persen di tahun 2023.(*)