Logo
>

Cuan Besar RAJA Buka Peluang Besar Anak Usaha Melantai di BEI

Ditulis oleh Yunila Wati
Cuan Besar RAJA Buka Peluang Besar Anak Usaha Melantai di BEI

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dari sektor minyak dan gas (migas), mencuri perhatian pasar modal setelah mencatatkan penguatan signifikan pada perdagangan Senin, 9 Desember 2024.

    Saham RAJA ditutup melonjak 11,06 persen ke level Rp2.410 per saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp181,79 miliar. Penguatan ini melanjutkan tren positif yang telah berlangsung sejak pekan lalu, setelah sebelumnya mengalami koreksi pada akhir November hingga awal Desember 2024.

    Dalam sepekan, saham RAJA telah naik 17,56 persen, sementara dalam satu bulan menguat 31,34 persen. Sedangkan secara year-to-date (YtD), saham ini telah melonjak 58,03 persen, menunjukkan performa luar biasa sepanjang tahun.

    Secara teknikal, saham RAJA berhasil menembus level Fibonacci 61,8 persen di angka Rp2.330, memberikan sinyal kuat untuk melanjutkan kenaikan menuju level resistance berikutnya. Level psikologis Rp2.500, serta level Rp2.530 dan Rp2.780, menjadi target resistance potensial.

    Di sisi lain, level support terdekat berada di Rp2.190, Rp2.050, dan level psikologis Rp2.000, yang menjadi batas perlindungan bagi investor.

    Rumor yang beredar di pasar menyebutkan bahwa RAJA berencana melantaikan anak usahanya, PT Raharja Energi Cepu, di Bursa Efek Indonesia melalui initial public offering (IPO) pada akhir 2024 atau awal 2025.

    Target dana IPO yang diperkirakan melebihi Rp1 triliun ini mencerminkan ambisi besar perusahaan. Meski demikian, manajemen RAJA belum memberikan keterangan resmi terkait rencana ini.

    Potensi kerja sama strategis antara RAJA dan Barito Group milik taipan Prajogo Pangestu juga menjadi sorotan. Hubungan bisnis ini dinilai sejalan dengan pola sinergi yang telah terjalin di PT Petrosea Tbk (PTRO).

    Pemegang saham utama RAJA Hapsoro Sukmonohadi, sebelumnya telah menjalin hubungan serupa dengan Prajogo melalui penjualan sebagian saham PTRO. Jika kerja sama ini terealisasi, sinergi dengan Barito Group yang memiliki portofolio luas di sektor energi dan petrokimia diharapkan akan memperkuat posisi RAJA.

    RAJA juga memiliki rencana ekspansi ambisius hingga 2030. Perusahaan menargetkan akuisisi aset minyak dan gas baru, pengembangan fasilitas LNG dan petrokimia pada 2028, serta bisnis energi surya pada 2030.

    Dalam waktu dekat, proyek blue ammonia senilai USD800-900 juta direncanakan mulai pada 2025, dengan proyeksi kontribusi pendapatan signifikan pada 2028.

    Untuk mendukung investasi besar ini, RAJA kemungkinan akan melakukan penambahan modal melalui rights issue atau menjalin kemitraan strategis, seperti dengan Barito Group.

    Dengan performa saham yang solid, rencana ekspansi ambisius, dan potensi sinergi strategis, RAJA menjadi salah satu emiten yang menarik untuk diperhatikan oleh investor di sektor migas.

    Saham Diborong Direksi

    PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tengah menjadi sorotan pasar modal Indonesia, tak hanya karena kinerja keuangannya yang melesat, tetapi juga aksi pembelian saham oleh jajaran direksi.

    Berdasarkan beberapa keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pada awal November 2024, Direktur Utama Djauhar Maulidi membeli 2 juta lembar saham dengan harga Rp1.720–Rp 1.725, meningkatkan kepemilikannya menjadi 4 juta saham. Langkahnya diikuti Direktur Ogi Rulino dan Sumantri, yang masing-masing membeli 1,75 juta dan 2,5 juta saham pada harga Rp1.355.

    Secara keseluruhan, ketiga direksi ini mengeluarkan total dana sebesar Rp9,20 triliun untuk membeli saham RAJA. Pembelian saham ini seiring dengan laporan keuangan kuartal ketiga 2024 yang menunjukkan hasil positif, dengan laba bersih yang melonjak 60,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dari Rp178,6 miliar menjadi Rp287,3 miliar.

    Pembelian ini juga bertepatan dengan laporan keuangan kuartal ketiga 2024 yang memperlihatkan peningkatan laba bersih sebesar 60,9 persen dari Rp178,6 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp287,3 miliar. Pencapaian ini didorong oleh kenaikan pendapatan yang mencapai Rp2,1 triliun, meningkat 23,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Dengan pertumbuhan infrastruktur energi yang sedang berkembang di Indonesia, RAJA memiliki peluang untuk terus meningkatkan pendapatan, khususnya jika perusahaan melakukan ekspansi atau investasi pada aset dan teknologi yang dapat menunjang distribusi energi yang lebih efektif.

    Data keuangan RAJA menunjukkan indikator solid, dengan total aset mencapai Rp5,25 triliun dan kas Rp655,1 miliar. Meski ada beban utang yang cukup tinggi, perusahaan menjaga rasio utang terhadap ekuitas di angka 1,35 dan rasio debt-to-EBITDA sebesar 4,82, menunjukkan kemampuan perusahaan mengelola kewajiban finansial. Tingginya margin EBITDA sebesar 29,8 persen menunjukkan efisiensi operasional, yang turut mengerek harga saham RAJA di pasar.

    Return on Equity (ROE) RAJA mencapai 12,85 persen, sementara Return on Assets (ROA) sebesar 5,47 persen. Meskipun angka ini belum sepenuhnya optimal untuk industri energi, masih ada ruang untuk perbaikan terutama jika RAJA dapat meningkatkan efisiensi aset dan menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi dari modal sendiri. ROE dan ROA yang baik akan semakin menarik bagi investor dan memperkuat kredibilitas perusahaan dalam menghasilkan nilai tambah.

    Saham RAJA pun juga mencuri perhatian setelah harga sahamnya menguat signifikan pada sesi perdagangan Kamis, 14 November 2024. Hingga pukul 14:19 WIB, saham RAJA tercatat naik sebesar 2,80 persen atau 55 poin menjadi Rp2.020 per lembar. Kenaikan ini turut disertai volume perdagangan yang tinggi, mencapai 48,47 juta lembar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp100 miliar.

    Pergerakan saham RAJA hari ini dimulai dengan harga pembukaan di level Rp1.975, sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp1.965 per lembar. Sepanjang sesi perdagangan, saham ini sempat menyentuh titik tertinggi di Rp2.170, mendekati ambang batas atas (ARA) di Rp2.450. Sementara itu, harga terendahnya tercatat di Rp1.965 per lembar.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79