Logo
>

Harga Minyak Turun: Peningkatan Stok AS dan Konflik Gaza

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Harga Minyak Turun: Peningkatan Stok AS dan Konflik Gaza

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak mengalami penurunan di awal perdagangan hari ini, tertekan oleh peningkatan mendadak stok minyak Amerika Serikat (AS) yang memicu kekhawatiran tentang lambatnya permintaan dari konsumen minyak utama dunia.

    Namun, kekhawatiran mengenai potensi perluasan konflik di Gaza yang dapat mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah masih membayangi pasar.

    Pada Kamis, 27 Juni 2024, pukul 07.28 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent turun 30 sen atau 0,4 persen menjadi USD84,17 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 32 sen atau 0,4 persen menjadi USD80,58 per barel. Kedua tolok ukur minyak ini sempat menguat tipis pada hari Rabu.

    "Peningkatan persediaan minyak mentah dan bensin di AS membebani pasar karena kekhawatiran melemahnya permintaan," ujar Tsuyoshi Ueno, ekonom senior di NLI Research Institute kepada Reuters.

    Dia menambahkan bahwa pasar saat ini berada dalam situasi tarik-menarik, didukung oleh prospek bahwa eskalasi pertempuran antara Israel dan Hizbullah dapat menghambat pasokan minyak.

    Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan lonjakan stok minyak mentah AS sebesar 3,6 juta barel pada pekan lalu, mengejutkan para analis yang sebelumnya memperkirakan penurunan stok sebesar 2,9 juta barel. Stok bensin AS juga naik 2,7 juta barel, berlawanan dengan ekspektasi penurunan 1 juta barel.

    Pasokan produk bensin kendaraan bermotor, yang mewakili permintaan, turun sekitar 417.000 barel per hari pada pekan lalu menjadi 8,97 juta barel per hari. Rata-rata permintaan dalam empat minggu adalah sekitar 2 persen di bawah tingkat tahun lalu.

    Ueno menjelaskan bahwa lemahnya konsumsi bensin meskipun berada di puncak musim mengemudi musim panas di AS telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang.

    Di Timur Tengah, ketegangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah Lebanon telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Konflik terbaru ini memicu kekhawatiran akan perang besar-besaran Israel-Hizbullah yang dapat menarik kekuatan regional lainnya, termasuk produsen minyak utama, Iran.

    Presiden Turki, Tayyip Erdogan, menyatakan negaranya berdiri dalam solidaritas dengan Lebanon dan meminta dukungan negara-negara kawasan. Sementara itu, pasukan Israel menggempur beberapa daerah di Gaza pada hari Rabu, dengan penduduk melaporkan pertempuran sengit semalam di Rafah, selatan daerah kantong Palestina.

    Pelemahan Nilai Tukar

    Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada Senin 24 Juni 2024, dipicu oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat.

    Mengutip Reuters, Selasa 25 Juni 2024 harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 naik 90 sen, atau sekitar 1,1 persen, menjadi USD81,63 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 meningkat 77 sen, atau sekitar 0,9 persen, menjadi USD86,01 per barel di London ICE Futures Exchange.

    Nilai tukar dolar AS melemah dengan indeks dolar AS turun 0,29 persen menjadi 105,49. Penurunan ini terjadi setelah data terbaru menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat ke level tertinggi dalam 26 bulan terakhir pada Juni. Pelemahan dolar AS membuat komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi lebih murah bagi pemilik dana dalam mata uang lain.

    Selain itu, harga minyak dunia juga terdongkrak oleh kabar Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia. Sanksi tersebut termasuk pelarangan pengiriman LNG produksi Rusia melalui wilayah Uni Eropa ke negara ketiga, yang turut menambah tekanan pada pasokan minyak global.

    Namun, penguatan mata uang dolar AS membuat komoditas yang dihargai dalam dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

    Harga minyak mengalami koreksi tipis pada awal pekan ini, hari ini Pukul 06.50 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 di New York Mercantile Exchange tercatat di USD 80,43 per barel, mengalami penurunan 0,37 persen dari penutupan pekan sebelumnya yang berada di USD 80,73 per barel.

    Menurut laporan dari Bloomberg, penurunan harga minyak kali ini disebabkan oleh pertimbangan pedagang atas situasi geopolitik di Timur Tengah serta ekspektasi terkait permintaan minyak selama musim panas. Israel telah mengumumkan rencana untuk mengakhiri tahap pertempuran di Gaza dan beralih fokus ke operasi yang lebih terfokus, yang mengurangi ketegangan di kawasan tersebut. Meskipun demikian, harga minyak mentah masih mengikuti tren kenaikan bulanan, dengan adanya indikasi kenaikan harga bensin di AS seiring dengan meningkatnya permintaan.

    Di sisi lain, rebound produksi minyak di Brasil diperkirakan akan memberikan tantangan bagi OPEC dalam upaya mereka untuk mengatur pasokan minyak dan mempengaruhi harga minyak global secara keseluruhan.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.