Logo
>

Harga Pangan Bergerak Naik, Telur dan Bawang Merah Alami Kenaikan Terbesar

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Pangan Bergerak Naik, Telur dan Bawang Merah Alami Kenaikan Terbesar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada Sabtu, 14 September 2024, pagi, sejumlah  komoditas pangan mencatat kenaikan harga, termasuk telur ayam ras, cabai merah keriting, bawang putih bonggol, dan bawang merah. Kenaikan harga pangan ini terlihat dari data yang dirilis oleh Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas).

    Harga rata-rata telur ayam ras di tingkat eceran meningkat menjadi Rp28.610 per kilogram, naik Rp360 dari harga minggu lalu. Sementara itu, harga bawang merah yang sebelumnya Rp26.290 per kilogram naik menjadi Rp26.940 per kilogram. Bawang putih bonggol juga mengalami kenaikan harga, kini berada di Rp40.270 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 39.620.

    Di sisi lain, harga daging juga menunjukkan variasi. Daging ayam ras saat ini dijual seharga Rp34.230 per kilogram, sementara daging sapi murni berada di angka Rp134.550 per kilogram. Beras premium rata-rata dijual dengan harga Rp15.620 per kilogram, diikuti beras medium dengan harga Rp13.560 per kilogram, dan beras SPHP yang lebih terjangkau di Rp12.580 per kilogram.

    Harga ikan turut mengalami perubahan. Ikan tongkol kini dijual dengan harga rata-rata Rp32.280 per kilogram, sedangkan ikan kembung berada di angka Rp38.540 per kilogram. Sementara itu, ikan bandeng mengalami penurunan harga, turun menjadi Rp32.500 per kilogram.

    Komoditas lainnya seperti gula konsumsi tercatat berada pada harga Rp17.900 per kilogram. Harga tepung terigu juga bervariasi, dengan tepung terigu kemasan dijual seharga Rp13.160 per kilogram dan terigu curah di angka Rp10.050 per kilogram.

    Kenaikan harga komoditas pangan ini mencerminkan fluktuasi yang terjadi di pasar. Para konsumen perlu waspada terhadap perubahan harga ini, terutama pada komoditas yang mengalami kenaikan signifikan seperti telur dan bawang merah.

    Efek Cuaca Ekstrem

    Harga pangan global diperkirakan akan mengalami kenaikan moderat pada tahun 2024, meskipun tidak setinggi lonjakan yang terlihat pada tahun-tahun sebelumnya. Proyeksi menunjukkan peningkatan harga pangan global sekitar 2,2 persen.

    Perubahan iklim dan cuaca ekstrem masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi fluktuasi harga pangan. Kondisi cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan gangguan pada pasokan pangan, yang pada gilirannya berdampak pada harga.

    Diperkirakan bahwa harga gandum akan mengalami kenaikan moderat sekitar 3 persen, dengan fluktuasi harga yang dipengaruhi oleh hasil panen yang bervariasi di negara penghasil utama. Harga jagung diharapkan naik sekitar 2 persen, dengan faktor-faktor seperti kebijakan perdagangan dan permintaan global memainkan peran penting.

    Harga kedelai diperkirakan akan meningkat sekitar 1,8 persen, dengan volatilitas yang dipengaruhi oleh permintaan dari sektor pakan ternak dan ekspor.

    Kebijakan perdagangan internasional, termasuk tarif dan embargo, akan mempengaruhi harga pangan global. Ketegangan perdagangan antara negara-negara utama dapat menyebabkan perubahan harga yang tidak terduga.

    Fluktuasi nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi harga pangan, terutama dalam hal impor dan ekspor. Kenaikan atau penurunan nilai mata uang dapat membuat pangan lebih mahal atau lebih murah di pasar internasional.

    Di Asia, terutama di negara-negara dengan populasi besar seperti India dan China, harga pangan diperkirakan akan meningkat sekitar 2,5 persen. Permintaan yang tinggi dan perubahan dalam pola konsumsi mempengaruhi sentimen harga.

    Di Afrika, harga pangan diperkirakan akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi, sekitar 3,0 persen, karena tantangan terkait dengan perubahan iklim dan ketidakstabilan politik yang berdampak pada produksi pangan.

    Di Amerika Utara dan Eropa, harga pangan diperkirakan akan naik sekitar 1,5 persen, dengan fokus pada stabilitas pasokan dan kebijakan perdagangan.

    Data ini memberikan gambaran umum mengenai sentimen harga pangan global untuk tahun 2024 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Proyeksi ini bisa berubah seiring dengan perkembangan situasi global dan faktor-faktor yang tidak terduga.

    Harga pangan di Indonesia akibat perubahan musim pada tahun 2024 dipengaruhi oleh sejumlah faktor terkait dengan cuaca dan pola musiman.

    Pada musim hujan, yang umumnya berlangsung dari November hingga Maret, peningkatan curah hujan dapat memengaruhi produksi pangan dengan dua cara. Di satu sisi, curah hujan yang cukup dapat meningkatkan hasil panen tanaman padi, jagung, dan kedelai.

    Namun, hujan yang berlebihan dapat menyebabkan banjir yang merusak tanaman dan infrastruktur pertanian, serta meningkatkan risiko penyakit tanaman, yang pada gilirannya dapat menekan pasokan dan menyebabkan kenaikan harga pangan.

    Musim kemarau, yang biasanya terjadi dari April hingga Oktober, dapat berdampak negatif pada hasil panen jika kekeringan berkepanjangan terjadi. Kekurangan air dapat mengurangi produktivitas pertanian, khususnya untuk tanaman pangan yang memerlukan banyak air seperti padi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pasokan dan kenaikan harga pangan, terutama beras dan jagung.

    Kenaikan harga beras dapat terjadi selama musim kemarau jika hasil panen menurun akibat kekeringan. Sebaliknya, selama musim hujan, harga beras mungkin lebih stabil atau bahkan turun jika pasokan beras meningkat, kecuali jika terjadi banjir besar yang merusak sawah.

    Harga jagung bisa meningkat pada musim kemarau karena penurunan hasil panen akibat kekurangan air. Namun, pada musim hujan, pasokan jagung bisa lebih melimpah, yang mungkin menurunkan harga.

    Perubahan musim juga mempengaruhi harga sayuran dan buah-buahan. Musim hujan dapat menyebabkan kenaikan harga karena peningkatan risiko penyakit dan kerusakan tanaman, sedangkan musim kemarau dapat menyebabkan penurunan produksi dan harga tinggi jika kekeringan mengurangi hasil panen.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).