KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu, 17 September 2025 dibuka relatif stabil. Pada sesi awal perdagangan, indeks tercatat di level 7.964,88 naik tipis 7,18 poin atau 0,09 persen dibanding penutupan sebelumnya. IHSG sempat bergerak di kisaran 7.960,67 hingga 7.971,60 dengan pembukaan di 7.964,42.
Volume perdagangan di seluruh pasar tercatat 5,07 juta lot senilai Rp444,49 miliar melalui 40.260 kali transaksi. Di pasar reguler, angka transaksi sama yakni 5,07 juta lot dengan nilai Rp444,49 miliar.
Investor asing terlihat melakukan aksi jual bersih (net foreign sell) Rp374,55 miliar di semua pasar dengan porsi Rp393,01 miliar di pasar reguler, meski mencatatkan net buy Rp18,46 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Beberapa saham menjadi penggerak utama IHSG. PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) sektor konstruksi melonjak 34,31 persen ke Rp137. PT Tanah Laut Tbk (INDX) sektor infrastruktur naik 22,35 persen ke Rp208.
PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) sektor perdagangan menguat 20,18 persen ke Rp274. PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) sektor energi naik 17,86 persen ke Rp330. PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) sektor manufaktur tumbuh 12,39 persen ke Rp254.
Di sisi lain, beberapa saham tertekan cukup dalam masuk jajaran lima besar top losers. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) sektor energi turun 14,77 persen ke Rp300.
PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) sektor energi terkoreksi 14,44 persen ke Rp320. PT Voksel Electric Tbk (VOKS) sektor industri turun 10,75 persen ke Rp332.
PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) sektor transportasi melemah 5,22 persen ke Rp254. PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) sektor telekomunikasi turun 4,32 persen ke Rp133.
Dari sisi sektoral, beberapa indeks menunjukkan kenaikan dipimpin sektor teknologi naik 1,23 persen, kesehatan 0,93 persen, industri 0,27 persen, energi 0,40 persen, transportasi 0,18 persen, keuangan 0,16 persen, infrastruktur 0,23 persen, siklikal 0,29 persen, dan non-siklikal 0,02 persen.
Sementara itu sektor industri dasar turun tipis 0,09 persen dan sektor properti terkoreksi 0,13 persen.
IHSG Berpeluang Bangkit Pekan Ini
Pergerakan IHSG yang cenderung datar pada awal perdagangan ini mencerminkan sikap investor yang menunggu arah sentimen global serta rilis data ekonomi domestik yang direncanakan keluar pekan ini.
Aksi profit taking pada saham-saham energi juga menjadi penahan kenaikan indeks meski sektor teknologi terlihat menguat signifikan.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah sempat memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang bangkit pekan ini, 15 hingga 19 September 2025.
Kombinasi katalis global dan domestik diprediksi mendorong laju indeks menembus resistance 8.000 dengan support di 7.650.
Hari mengatakan tekanan tajam pada awal pekan lalu akibat reshuffle Menkeu yang sempat membuat IHSG terkoreksi -3,53 persen dan memicu capital outflow asing hingga Rp6 triliun kini berbalik arah seiring munculnya stimulus pemerintah dan ekspektasi kebijakan The Fed yang lebih dovish.
Ia mengungkapkan peluang masuknya modal asing kembali ke pasar emerging market semakin besar setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat melemah.
“Keputusan suku bunga The Fed yang berpotensi lebih dovish setelah data ketenagakerjaan melemah membuka peluang arus modal masuk kembali ke emerging market serta menjaga momentum penguatan harga emas sebagai salah satu sektor defensif pilihan investor. Jika suku bunga US dipangkas kemungkinan USD akan melemah dan membuat harga emas semakin naik,” kata Hari melalui keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com pada Senin, 15 September 2025.
Dari dalam negeri, fokus investor tertuju pada kebijakan Kementerian Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa yang menempatkan dana pemerintah SAL sebesar Rp200 triliun di bank-bank BUMN.
Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memperoleh Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, serta BSI Rp10 triliun. Dana tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito on call berbunga sekitar 4 persen dengan tenor enam bulan.
Skema tersebut diklaim ditujukan memperkuat likuiditas perbankan dan mendorong kredit sektor riil.
“Meski kebijakan ini positif bagi likuiditas dan pertumbuhan ekonomi, pasar tetap mencermati tekanan outflow asing dan stabilitas rupiah,” tambah Hari.
Pemerintah juga meluncurkan program magang berbayar enam bulan bagi fresh graduate mulai kuartal IV-2025 untuk menjembatani pendidikan dengan kebutuhan industri.
“Kombinasi sentimen global dan domestik ini memperbesar peluang penguatan IHSG pekan ini,” ucap Hari.
IHSG pekan lalu sempat rebound +2,49 persen setelah terkoreksi dalam. Sepanjang pekan, indeks hanya turun -0,17 persen. (*)