Logo
>

IHSG Dibuka Melemah 0,54 Persen, Sektor Energi dan Industri Dasar Jadi Penekan

Tekanan jual masih terasa di berbagai sektor, terutama energi yang melemah 1,21 persen dan basic industry turun 1,60 persen,

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Dibuka Melemah 0,54 Persen, Sektor Energi dan Industri Dasar Jadi Penekan
Papan pantau IHSG di Bursa Efek Indonesia Foto: KabarBursa.com

Poin Penting :

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis pada awal perdagangan pagi ini Rabu, 5 November 2025. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pukul 09.00 WIB, IHSG tercatat di level 8.197,57 atau turun 44,34 poin setara 0,54 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.

Tekanan jual masih terasa di berbagai sektor, terutama energi yang melemah 1,21 persen, basic industry turun 1,60 persen, dan properti terkoreksi 1,34 persen.

Ketiga sektor tersebut menjadi pemberat utama laju indeks di sesi awal perdagangan. Sementara itu, sektor keuangan hanya turun 0,43 persen dan non-cyclical terkoreksi 0,42 persen, sehingga masih menahan penurunan IHSG agar tidak lebih dalam.

Dari sisi aktivitas pasar, total nilai transaksi pagi ini mencapai Rp619,20 miliar dengan frekuensi lebih dari 63 ribu kali. Volume perdagangan tercatat sekitar 8,26 juta lot.

Menariknya, di tengah pelemahan IHSG, investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp305,08 miliar di seluruh pasar. Asing tercatat melakukan pembelian saham senilai Rp6,80 triliun, sementara penjualan mencapai Rp6,50 triliun.

Dari daftar top movers, saham Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) melesat 23,38 persen ke posisi 1.425, disusul oleh Chitose International Tbk (CINT) yang naik 23,30 persen ke 254.

Saham lain seperti Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) dan Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN) turut menguat masing-masing 16,25 persen dan 14,05 persen.

Sementara itu, dari jajaran top losers, saham Era Graharealty Tbk (IPAC) turun 9,72 persen, Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melemah 9,09 persen, dan Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) terkoreksi 8,08 persen.

Rilis Data Ekonomi 


Equity Analyst IPOT, Imam Gunadi, menjelaskan bahwa rilis data ekonomi pekan ini menjadi katalis utama bagi pasar, di tengah sentimen global yang mulai membaik setelah pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Donald Trump di Busan, Korea Selatan, akhir Oktober lalu.

“Meskipun pertemuan Presiden Xi Jinping dan Trump serta kebijakan The Fed yang menghentikan Quantitative Tightening menjadi sentimen positif, trader perlu waspada terhadap padatnya rilis data ekonomi domestik pekan ini. Money management dan risk management menjadi kunci utama,” ujar Imam Gunadi dikutip Selasa, 4 November 2025.

Imam menyarankan agar investor dengan orientasi jangka pendek tetap fokus pada saham defensif dan emiten dengan kinerja solid, sementara investor jangka panjang disarankan memanfaatkan momentum rilis laporan keuangan kuartal III untuk mengevaluasi performa portofolio. “Musim laporan keuangan adalah waktu penting untuk menilai apakah kinerja emiten sesuai target, dan mencari saham yang berpotensi turn around,” tambahnya.

Secara makroekonomi, konsensus Bloomberg memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 berada di kisaran 4,8 persen, menunjukkan potensi perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara itu, indeks PMI manufaktur terakhir turun dari 51,5 ke 50,4, menandakan pelemahan aktivitas produksi.

Dari sisi harga, inflasi Oktober diperkirakan melandai menjadi 2,59 persen year-on-year dari 2,65 persen pada September, mencerminkan stabilitas harga yang relatif terjaga.

Sentimen global turut mendukung pasar setelah AS dan China mencapai kesepakatan dagang di Busan. Amerika Serikat sepakat menurunkan tarif impor produk China dari 57 persen menjadi 47 persen, sementara China berkomitmen membeli kembali 12 juta ton kedelai AS hingga Januari 2026.

Di pasar domestik, IHSG mencatatkan net buy asing sebesar Rp2,2 triliun pada pekan lalu, seiring membaiknya persepsi investor terhadap hubungan dagang kedua negara tersebut.

Secara teknikal, IPOT memproyeksikan IHSG berpotensi menguji level resistensi di 8.354 jika data ekonomi menunjukkan stabilitas dan mendukung persepsi positif terhadap daya tahan ekonomi nasional. Namun, jika rilis data pertumbuhan ekonomi menandakan perlambatan lebih dalam dari ekspektasi, IHSG berpotensi menguji area support di 7.959.

“Pergerakan IHSG pekan ini akan dinamis, tergantung pada hasil rilis data ekonomi dan arah sentimen global. Investor perlu tetap disiplin dan mengatur strategi sesuai profil risikonya,” kata Imam.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".