KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat, 26 Septmember 2024 di level 8.099,33 naik 58,67 poin atau 0,73 persen dibanding penutupan sebelumnya.
Indeks sempat bergerak di rentang 8.035,00 hingga level tertinggi 8.099,33 setelah dibuka pada posisi 8.051,76. Total volume transaksi seluruh pasar mencapai 399,98 juta lot dengan nilai perdagangan Rp20,17 triliun dari 2,14 juta kali transaksi. Pada pasar reguler tercatat volume 362,91 juta lot dengan nilai Rp17,04 triliun.
Investor asing mencatatkan net buy di seluruh pasar sebesar Rp224 miliar dengan nilai pembelian Rp4,03 triliun dan penjualan Rp3,81 triliun. Sementara investor domestik mendominasi transaksi dengan porsi 66,09 persen, sedangkan investor asing 33,91 persen.
Beberapa saham yang menjadi top gainers antara lain Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) yang melonjak 34,67 persen ke Rp101, Koka Indonesia Tbk (KOKA) naik 34,31 persen ke Rp184, Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menguat 25,00 persen ke Rp580, DFI Retail Nusantara Tbk (HERO) naik 25,00 persen ke Rp525, dan Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menguat 25,00 persen ke Rp580.
Sementara itu saham yang melemah paling dalam meliputi Sekar Bumi Tbk (SKBM) turun 14,62 persen ke Rp555, Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) melemah 14,29 persen ke Rp204, FKS Multi Agro Tbk (FISH) turun 10,20 persen ke Rp2.290, Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) turun 10,00 persen ke Rp54, dan Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) melemah 10,00 persen ke Rp99.
Dari sisi sektoral, penguatan tertinggi dicatatkan sektor basic-industry sebesar 2,84 persen, diikuti sektor non-cyclical 1,63 persen, teknologi 1,38 persen, kesehatan 1,07 persen, industrial 1,06 persen, infrastruktur 1,03 persen, energy 0,95 persen, finance 0,52 persen, dan cyclical 0,54 persen. Adapun sektor transportasi turun 1,48 persen dan properti melemah 0,37 persen.
Secara keseluruhan, penguatan indeks pada perdagangan hari ini ditopang oleh kenaikan mayoritas saham unggulan dan sektor dasar, dengan dukungan beli bersih investor asing yang menambah sentimen positif menjelang penutupan pekan.
Proyeksi penguatan di 8.000 terjadi setelah dalam perdagangan sepekan terakhir IHSG kembali mencatatkan All Time High baru di level 8068 dan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat dalam rentang support 7889 dan resistance 8.068 berakhir di level 8015.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menjelaskan dalam perdagangan sepekan lalu asing mencatatkan net buy sebesar Rp1,4T di pasar reguler dan hanya ada 1 sektor saja yang mengalami pelemahan, yakni sektor Healthcare yang melemah sebesar -0,19 persen, sementara sektor lainnya ditutup menguat. Sektor yang benar-benar menopang IHSG pekan lalu ialah sektor Industri dan Teknologi yang masing-masing menguat sebesar 11,01 persendan 10,18 persen.
Adapun sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan lalu (15-19 Agustus 2025), yakni Bank Indonesia yang memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 4,75 persen. Pemangkasan ini terjadi di luar dari ekspektasi pasar sehingga mampu membawa IHSG ke level tertingginya per tanggal 16 September karena menjadi sentimen positif bagi emiten perbankan yang memiliki bobot yang cukup besar di IHSG.
"Menariknya pada Selasa 16 September sore terjadi reshuffle kabinet lanjutan yang diantaranya memutuskan Erick Thohir yang didapuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, sementara penggantinya untuk posisi menteri BUMN belum ditentukan," ujar Indri.
Sentimen lainnya yakni Federal Reserve yang memangkas tingkat suku bunga acuan untuk pertama kalinya pada tahun 2025 sebesar 25 basis poin ke rentang level 4,00 persen–4,25 persen sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya.
"Pekan lalu menjadi pekan yang sangat berarti bagi seluruh investor dalam mengambil keputusan. Sepanjang penantian pengumuman arah kebijakan suku bunga, tercatat harga acuan emas dunia mengalami penguatan signifikan dalam sebulan terakhir bahkan mencapai level All Time High-nya. Hal tersebut disebabkan oleh para pelaku pasar yang mengantisipasi terjadinya penurunan nilai mata uang dolar jika suku bunga diturunkan dan emas menjadi instrumen yang dirasa paling tepat untuk dipilih," jelas Indri.
Proyeksi dan Rekomendasi IPOT Pekan Ini
Berbicara tentang potensi market pada pekan ini (22-26 September 2025), Indri menyebutkan berlakunya rebalancing indeks FTSE per 22 September 2025 menjadi salah satu sentimen utama, dimana saham DSSA masuk ke kategori Large Cap, sedangkan BDMN keluar dari Mid Cap.
Sementara itu, beberapa saham seperti KEEN, MIDI, BCAP, MLIA, MLBA, CNMA, CLEO, dan ULTJ masuk ke kategori Micro Cap, dan BEST, TEBE, PSSI, MTMH, KKGI, SMBR, serta UCID keluar dari kategori tersebut.
Sentimen lain yang mempengaruhi pasar datang dari Amerika Serikat yang menunjukkan adanya data ekonomi yang beragam. Indeks S&P Global Manufacturing Flash AS diproyeksikan sedikit menurun, sementara data Initial Jobless Claims dan Indeks PCE diprediksi meningkat.
Di sisi lain, Michigan Consumer Sentiment diperkirakan turun dan pasar juga menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang berpotensi memberikan sinyal pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
"Berdasarkan dengan sentimen yang ada, kami menilai bahwa IHSG berpotensi bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat sepanjang pekan ini dalam rentang support 7850 hingga resistance 8150," kata dia. (*)