KABARBURSA.COM - Pasar saham Asia pada perdagangan awal pekan ini menampilkan pergerakan bervariasi. Sebagian indeks utama menguat ditopang sentimen positif dari kinerja korporasi dan ekspektasi stimulus ekonomi, sementara indeks lainnya terkoreksi akibat tekanan sektor tertentu dan aksi ambil untung investor.
Secara keseluruhan, bursa Asia bergerak campuran pada sesi pembukaan. Penguatan signifikan di Tokyo dan Seoul menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi regional, sementara pasar Hong Kong masih tertekan.
Investor regional kini menantikan sinyal arah kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia, termasuk langkah lanjutan stimulus di Tiongkok serta kebijakan suku bunga dari Bank of Japan dan Bank of Korea yang akan menjadi katalis dalam beberapa pekan mendatang. Berikut, pembukaan bursa Asia hari ini:
Hong Kong
Indeks Hang Seng (HSI) dibuka di level 27.140,92, turun 146,18 poin atau 0,54 persen. Tekanan terjadi di saham teknologi dan properti akibat kekhawatiran terhadap prospek ekonomi Tiongkok. Investor juga masih mencermati arus modal keluar dari pasar saham Hong Kong, meski pemerintah berupaya memperkuat sentimen dengan kebijakan buyback saham.
Tiongkok Daratan
Indeks Shanghai Composite (SSEC) naik tipis ke level 3.882,78, menguat 20,25 poin atau 0,52 persen. Penguatan ini dipicu ekspektasi stimulus tambahan dari pemerintah untuk mendukung sektor properti dan konsumsi domestik. Meski demikian, pelaku pasar tetap berhati-hati menilai arah kebijakan fiskal dan kredit di tengah kondisi ekonomi yang masih rapuh.
Jepang
Indeks Nikkei 225 mencatat lonjakan ke 47.501,00, naik 1.731,50 poin atau 3,78 persen. Kenaikan tajam ini ditopang penguatan saham-saham eksportir setelah yen melemah, serta sentimen positif dari laporan keuangan emiten besar Jepang. Investor juga menunggu arahan Bank of Japan terkait kebijakan suku bunga dan potensi stimulus fiskal baru dari pemerintah.
Korea Selatan
Indeks Kospi menguat ke 3.549,21, naik 93,38 poin atau 2,70 persen. Kenaikan ini didorong oleh reli saham teknologi dan eksportir, seiring meningkatnya permintaan global atas semikonduktor. Sentimen juga diperkuat oleh stabilnya nilai tukar won dan ekspektasi bahwa Bank of Korea akan menahan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.(*)